Page 164 - MUNAJAT ULAMA AHLUS SUNNAH
P. 164

•  Mereka mendapatkan ajaran dari seorang guru yang sangat
                mereka hormati, sehingga sering mereka yakini bahwa do’a
                tersebut diterima melalui ‘ijazah’ dari guru.

            •  Di  samping  adanya  ijazah  dari  guru  juga  kandungan  do’a
                yang mereka baca sangat akrab dengan kehidupan sehari-
                hari.

            •  Masyarakat umum tidak merasa penting untuk mengetahui
                dari manakah sumber do’a tersebut, selama mereka terima
                dari seorang guru atau ulama maka mereka amalkan sesuai
                petunjuk guru.

            •  Selama do’a itu berbahasa Arab maka tiada perbedaan bagi
                umumnya masyarakat antara do’a dari Nabi ﷺ dengan do’a
                dari ulama.

            •  Pandangan  yang  sama  dari  mereka  terhadap  semua  do’a
                telah  membuat  mereka  merasa  tenang  dan  tidak  merasa
                terpanggil  untuk  mengetahui  sumbernya  dari  mana  do’a
                tersebut sampai kepada mereka.


            •  Jika  mereka  mengetahui  bahwa  do’a  yang  mereka  baca
                adalah  redaksi  para  ulama,  maka  sesungguhnya  mereka
                meyakini bahwa ulama adalah pewaris nabi. Keyakinan ini
                mendukung  mereka  untuk  mengamalkan  do’a-do’a  dari
                redaksi para ulama.

            •  Dalam  kehidupan  berbangsa  dan  bernegara  sering
                terdengar  do’a-do’a  berbahasa  Indonesia  yang  diyakini
                semua  pihak  sebagai  karya  manusia  biasa.  Atas  dasar  ini
                mereka tidak ragu untuk mengamalkan do’a-do’a dari para

                                         158
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169