Page 102 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 102

sunnah  hasanah  sebagaimana  tertera  dalam  hadits

                  riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullah.

                Pada  zaman  Rasulullah     masih  hidup  tidak  pernah  ada

            yang  menulis  kitab  tafsir,  fiqih,  ilmu  tajwid,  ilmu  qiraat  atau
            kitab-kitab lainnya. Para sahabat memelihara ajaran agama ini

            serta  mengajarkannya  kepada  generasi  berikutnya  hanya

            dengan  cara  talaqqi  (belajar  langsung  face  to  face)  tanpa

            merujuk pada tulisan. Pada abad kedua hijriyah mulai muncul
            berbagai karya tulis dari para ulama, seperti tafsir karya imam

            Attabari, kitab hadits al Muwatha karya imam Malik, kitab ushul

            fiqh Arrisalah karya Imam Syafi’i, dan karya-karya lain dari para

            ulama  lainnya.  Sejak  itu  terus  bermunculan  karya-karya
            monumental para ulama yang hingga saat ini dijadikan rujukan

            utama  oleh  umat  di  seluruh  dunia.  Para  ulama  terdahulu

            mengerjakan hal tersebut tanpa ada perintah dari Rasulullah

            atau sahabatnya, dan tidak pula mengikuti contoh sebelumnya.

            Bila  setiap  yang  baru  disebut  bid’ah,  maka  tidak  diragukan
            bahwa karya-karya tersebut termasuk bid’ah.


            San : kalau begitu mohon diulas kembali makna hadits tentang
                  “setiap yang baru itu bid’ah”.






                                          95
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107