Page 104 - MANHAJ MEMAHAMI SUNNAH
P. 104
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan sejelek jelek
perkara adalah hal-hal yang baru, setiap hal yang baru adalah
bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan di
dalam neraka'. Kemudian beliau bersabda lagi, 'Ketika aku
diutus, jarak antara aku dan hari Kiamat seperti jarak dua jari
ini'. Bila beliau menyebutkan hari Kiamat maka kedua pipinya
memerah, suaranya meninggi, dan amarahnya bertambah,
seolah-olah beliau memperingatkan pasukan. Beliau bersabda:
'Hati-hati pada pagi kalian dan sorenya'. Barangsiapa
meninggalkan harta, maka itu buat keluarganya dan
barangsiapa meninggalkan utang atau sesuatu yang hilang
maka itu tanggunganku. Aku adalah wali bagi orang-orang
yang beriman. (HR. Nasai).
Karena hadits ini panjang maka kita fokuskan perhatian
pada lafazh-lafazh yang kita bahas:
اَّهُتاَّثَّدْحُم ِروُمُلأا ُرَّشَّو Urusan yang paling buruk adalah yang
baru-barunya, menghadapi urusan yang baru perlu
kewaspadaan di atas urusan yang lama, karena belum ada
contohnya. Sekiranya tanpa taqarub kepada Allah, maka akan
banyak sekali yang terjebak, hingga terancam dengan bahaya.
Mengapa demikian? Karena menghadapi yang baru perlu
menggunakan langkah baru tanpa contoh sebelumnya.
ٌ ةَّعْدِب ٍةَّثَّدْحُم ُلُكَّو Setiap yang baru adalah bid’ah, artinya
setiap yang dibuat baru, ditemukan baru, disusun baru adalah
tanpa contoh yang diikuti. Kalau masih mengikuti contoh tidak
disebut baru, akan tetapi disebut ittiba’ (mengikuti) atau taqlid
97

