Page 107 - Tadabbur Surat Adh Dhuha
P. 107

Mengapa  ada  perbedaan  antara  keadaan  yatim  dengan

           keadaan dhalalah dan fakir?


               Kondisi  beliau  sebagai  yatim  sejak  masih dalam  kandungan
           hingga mendapat perlindungan termasuk pada saat sehat, sakit,

           tidur, bangun, sedang berada di tengah-tengah keluarga (kakek

           dan pamannya) atau sedang menghadapi kondisi lainnya, maka

           beliau  tetap  yatim.  Berbeda  dengan  keadaannya  sebagai  yang
           disebut dhaallan dan ‘aailan  لائاع   ، لااض (yang sesat, yang fakir).

           Dua sifat ini meski beliau alami dalam waktu lama namun pasti

           mengalami  perubahan.  Pada  saat  beliau  mendapat  bimbingan

           ilahi saat menyelesaikan sengketa beberapa kabilah tentang hajar

           aswad maka beliau aman dari sifat dhalalah. Demikian pula yang

           berkaitan dengan masalah kemiskinan. Pada saat beliau sedang
           ikut berdagang bersama pamannya ke negeri syam maka beliau

           tidak dipandang fakir atau miskin terutama pada saat disaksikan

           masyarakat  Quraisy  bahwa  perniagaannya  sangat  laris  di  luar
           dugaan  dan  melampaui  para  pedagang  lainnya  yang  lebih

           berpengalaman.


               Allah memberi kecukupan secara mutlak meliputi kecukupan

           yang terlihat dan kecukupan yang tidak terlihat. Kecukupan yang
           terukur  dan  kecukupan  yang  tidak  terukur.  Kecukupan  yang


                                         104
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112