Page 24 - Digital Flipbook Pangan Lokal Banten Berbasis Kontekstual untuk Menunjang Literasi Pangan pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA
P. 24
Olahan tumis kulit melinjo dan olahan lainnya sebagai pangan merupakan contoh
dari nilai manfaat langsung tepatnya nilai konsumtif. Secara umum, keanekaragaman
hayati memiliki nilai manfaat langsung dan nilai manfaat tidak langsung. Agar lebih
memahaminya, simak uraian materi berikut.
1. Nilai manfaat langsung
Nilai langsung dibedakan menjadi nilai kegunaan konsumtif untuk barang yang
dipergunakan secara lokal dan nilai kegunaan produktif untuk barang yang dijual di
pasar.
Nilai Konsumtif Nilai Produktif
Manfaat langsung yang dapat diperoleh dari Nilai produk keanekaragaman hayati
keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan (sayur, buah, kayu, hewan dan lainnya)
secara lokal, misalnya pemanfaatan sebagai yang diolah besar-besaran dan dijual ke
bahan pangan, bahan bangunan, dan obat- pasar komersial, baik pada tingkat
obatan. nasional maupun internasional.
Contoh: pemanfaatan cabai secara langsung Contoh: petani kacang yang memanen
yang ada di pekarangan rumah sebagai bahan dan menjual hasil panen ke pasar seperti
pangan sehari-hari seperti pada Gambar 8. pada Gambar 9.
Gambar 8 Memetik cabai di pekarangan Gambar 9 Hasil panen kacang
rumah [Sumber: Noviani, 2021]
[Sumber: Dokumentasi pribadi,
2022]
2. Nilai manfaat tidak langsung
Nilai manfaat tidak langsung diterapkan pada aspek-aspek keanekaragaman hayati
yang memberi manfaat ekonomi pada saat ini maupun masa mendatang tanpa harus
memanen atau merusak sumber dayanya. Contohnya ekowisata Taman Nasional Ujung
Kulon (TNUK) di Banten yang dapat dijadikan sarana reksreasi dan edukasi.
17