Page 65 - MAJALAH 171
P. 65

SOR O TAN





              Pencurian usia dan dokumen      para pekerja migran dalam urusan   ” jelasnya.
            yang tidak lengkap kerap          kelengkapan administrasi sebelum   Selain itu, UU PMI juga
            menjerumuskan calon pekerja       berangkat ke negara penempatan.   mengamanatkan pembetukan
            migran ke  jurang penderitaan.    LTSP ini sebagai alat kontrol,   Atase Tenaga Kerja Kedutaan
            Bahkan, penjualan manusia         agar tak ada lagi pengusaha      Tenaga Kerja. Menurutnya,
            (human trafficking) juga mewarnai   nakal yang mencuri umur dan    peran atase penting agar lebih
                                              menjerumuskan dalam human        fokus menangani persoalan yang
                                              traffiking,” ungkapnya.          membelit pekerja di negara-
                                               Langkah selanjutnya yang        negara penempatan. Atase ini
                                                diperkuat dalam UU untuk       berisikan Kementerian Luar
                                                  memberikan perlindungan      Negeri dan kementerian Tenaga
                                                    kepada pekerja migran      kerja. Peran atase, sepenuhnya
                                                      Indonesia, lanjut        menggantikan peran Kedutaan
                                                       legislator F-PPP itu    Besar Indonesia di negara yang
                                                        adalah Balai Latihan   belum ada atase tenaga kerjanya.
                                                        Kerja (BLK) yang         Pasalnya, selama ini,
                                                         terus digalakan       peran Kedubes yang mestiya
                                                         agar pekerja migran   menjalankan fungsi diplomatik
                                                         memiliki skill yang   kerap disibukan dengan urusan
                                                        mumpuni sebelum        pekerja migran yang tersandung
                                                        diberangkatkan.        masalah di negara asing. Dengan
                                                        Maka dari itu,         adanya atase, pekerja migran
                                                       lanjut Ermalena,        terfasilitasi untuk mengadukan
                                                     BLK harus betul-betul     masalah ketenagakerjaan.
                                                    menyelenggarakan latihan     Dari keseluruhan itu, menurut
                                                                               Ermalena tinggal sosialisasinya
                                                                               yang perlu dimasifkan agar semua
                                                                               pihak mengetahui perannya
                                                                               dalam memberikan perlindungan
             SELAMA INI, BANYAK PEKERJA YANG SUDAH LANGSUNG                    terhadap pekerja migran.
                                                                               Pasalnya, menurut Ermalena
             DIBERANGKATKAN SEBELUM PELATIHANNYA SELESAI.                      upayah untuk mengakhiri
                                                                               kerentanan yang dihadapi pekerja
             AKIBATNYA, KOMPETENSI PEKERJA INDONESIA KALAH                     migran Indonesia tidak hanya
             BERSAING DENGAN NEGARA LAIN                                       berlandaskan pada instrumen legal
                                                                               semata, namun juga mensyaratkan
                                                                               adanya perubahan paradigma
                                                                               tata kelola perlindungan buruh
                                                                               migran, perlibatan proaktif semua
            rekrutmen pekerja migran. Untuk   kerja. Jam pelatihan perlu diatur   pemangku kepentingan, serta
            meminimalisir hal itu dijelaskan   sesuai jumlah calon pekerja     impelementasi konkrit politik luar
            Ermalena, UU ini mengamanatkan    migran dan calon pekerja tidak   negeri yang memprioritaskan pada
            terbentuknya Layanan Terpadu      boleh diberangkatkan sebelum     perlindungan WNI.
            Satu Pintu (LTSP) yang terdiri    menyelesaikan pelatihan.           “Kita berharap antar pemangku
            dari beberapa instansi yaitu,      “Selama ini, banyak             kepentingan untuk pro-aktif
            Kementerian Tenaga Kerja sebagai   pekerja yang sudah langsung     mengidentifikasi dan meneliti
            regulator, BNP2TKI sebagai        diberangkatkan sebelum           secara komprehensif kasus-
            operator dan perusahaan swasta    pelatihannya selesai. Akibatnya,   kaus buruh migran yang
            sebagai eksekutor.                kompetensi pekerja Indonesia     terancam hukuman mati supaya
              “Dalam LTSP ini pengurusan      kalah bersaing dengan negara lain.   dapat dilakukan langkah-
            dokumen dan penempatan            Dan akibat lainnya adalah mereka   langkah advokasi, mediasi serta
            dilakukan. Sehingga, tidak ada    mengalami kekerasan karena tidak   penangannya hingga tuntas,”
            lagi calo-calo yang menghantui    tundas dalam mengikuti pelatihan,   tegasnya. l rnm/es



                                                                        TH. 2019      EDISI 171      PARLEMENTARIA        65
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70