Page 4 - MAJALAH 92
P. 4

Upaya Menjawab Resistensi         bentuk akuntabilitas publik, akreditasi   sosial  melalui  kegiatan  pengabdian
           Masyarakat                        dilakukan  oleh  Lembaga  Akreditasi   kepada masyarakat. Perguruan tinggi
             Niat  DPR  untuk  menjawab  ber-  Mandiri. Dengan demikian, akreditasi   menyediakan  sarana  dan  prasarana
           bagai  persoalan  pendidikan  tinggi   ada  dua,  yaitu  berdasarkan  standar   serta  dana  untuk  emndukung  ke-
           ternyata  tidak  berlangsung  dengan   nasional  pendidikan  tinggi,  kedua   giatan organisasi kemahasiswaan.
           mudah. Resistensi masyarakat, teruta-  akreditasi  mandiri,  yang  merupakan   Selain  menjawab  berbagai  resis-
           ma kalangan dunia pendidikan tinggi   lembaga mandiri bentukan Pemerin-  tensi  tersebut,  yang  perlu  dicermati
           terhadap  hadirnya  RUU  PT  yang  di-  tah  atau  bentukan  masyarakat  yang   dan kita sambut dengan baik dengan
           inisiasi DPR, banyak muncul, dan me-  diakui  Pemerintah  atas  rekomendasi   akan  hadirnya  RUU  ini,  adalah  ke-
           merlukan jawaban dan kesungguhan   Badan Akreditasi Nasional Pendidikan   tentuan  pasal  77  yang  menetapkan
           dari kalangan legislatif dan eksekutif.   Tinggi.                   bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
           Beberapa  substansi  RUU  Pendidikan   Ketiga, mengenai otonomi pergu-  wajib  mencari  dan  menyaring  calon
           Tinggi  sebenarnya  telah  menjawab   ruan tinggi. Hal ini sebenarnya telah   mahasiswa  yang  memiliki  potensi
           berbagai resistensi yang muncul.  diatur dalam RUU pada pasal 66. Bah-  akandemik tinggi, tetapi kurang mam-
             Pertama, mengenai kerjasama in-  wa perguruan tinggi memiliki otono-  pu  secara  ekonomi  untuk  diterima
           ternasional.  Kerjasama  internasional   mi untuk mengelola sendiri lembag-  paling sedikit 20% dari seluruh maha-
           merupakan  proses  interaksi  dalam   anya sebagai pusat penyelenggaraan   siswa baru yang diterima dan tersebar
           pengintegrasian  dimensi  internasi-  Tridarma, dilaksanakan sesuai dengan   pada semua program studi. Program
           onal ke dalam kegiatan akademik un-  dasar  dan  tujuan  serta  kemampuan   studi yang menerima calon mahasiwa
           tuk berperan dalam pergaulan inter-  perguruan  tinggi.  Dasar  dan  tujuan   sebagaimana diatur dalam ketentuan
           nasional  tanpa  kehilangan  nilai-nilai   serta  kemampuan  perguruan  tinggi   ini dapat memeproleh bantuan biaya
           keindonesiaan.  Kerjasama  ini  harus   untuk  melaksanakan  otonomi  dieva-  pendidikan dai pemerintah, pemerin-
           didasarkan  pada  prinsip  bebas-aktif,   luasi oleh Menteri. Otonomi pengelo-  tah daerah, perguruan tinggi dan atau
           solidaritas, toleransi dan menghorma-  laan perguruan tinggi meliputi bidang   masyarakat.
           ti nilai-nilai kemanusiaan yang saling   akademik dan non-akademik. Bidang   Meskipun  DPR  telah  melakukan
           memberi manfaat. Kerjasama interna-  akdemik  meliputi  penetapan  norma   berbagai upaya dalam menjawab ber-
           sional mencakup bidang pendidikan,   dan kebijakan operasional serta pelak-  bagai  resistensi  masyarakat,  namun
           penelitian  dan  pengabdian  masyara-  sanaan Tridarma. Non-akademik me-  Dewan  tetap  memberikan  apresiasi
           kat.  Juga  dengan  adanya  kerjasama   liputi penetapan norma dan kebijakan   dan  tindaklanjut  terhadap  berbagai
           internasional  ini  dapat  dilakukan   operasional  serta  pelaksanaan  orga-  usulan dan kritik dari masyarakat. Re-
           pembentukan komunitas ilmiah yang   nisiasi,  keuangan,  kemahasiswaan,   sistensi oleh kalangan pengamat atau
           mandiri  dan  penyelenggraan  pendi-  ketenagaan,  sarana  dan  prasarana.   mahasiswa  terhadap  berbagai  hal
           dikan  ilmiah  yang  bermutu.  Dengan   Semua  ini  didasarkan  pada  prinsip   tersebut,  kiranya  perlu  didiskusikan
           kerjasama internasional, tidak berarti   akuntabilitas,  transparansi,  nirlaba,   dengan  Komisi  X  atau  disampaikan
           dunia pendidikan tinggi di Indonesia   mutu, efektifitas dan efisiensi.  kepada pemerintah yang akan mem-
           bermental  inlander,  tetapi  mampu   Keempat,  mengenai  masalah  or-  bahasnya dengan Komisi X DPR-RI.
           justru  mampu  berfikir  secara  global   ganisasi   kemahasiswaan.   Organi-
           dan bertindak lokal (think globally act   sasi  kemahasiswaan  sebetulnya  su-  Penutup
           localy).                          dah  diatur  dengan  baik  dalam  pasal   Demikian  berbagai  hal  tentang
             Kedua,   mengenai    akreditasi   80.  Undang-Undang  ini,  tidak  ada   pendidikan tinggi di  Indonesia, yang
           kelembagaan.  Selama  ini,  akreditasi   maksud untuk memandulkan gerakan   membutuhkan  perhatian  dan  pere-
           kelembagaan belum terukur. RUU ini   dan  dayakritis  mahasiswa.  Didalam   nungan  kita  bersama.  Para  peserta
           mencoba  mengaturnya.  Akreditasi   pasal  ini  disebutkan  bahwa  maha-  diskusi  juga  perlu  mendalami  sub-
           merupakan  kegiatan  penilaian  ber-  siswa  dapat  membentuk  organisasi   stansi-substansi  pokok  dalam  RUU
           dasarkan kriteria yang telah ditetapkan   kemahasiswaan  yang  diselenggara-  yang menerima resistensi masyarakat.
           berdasarkan standar nasional pendidi-  kan oleh, dari dan untuk mahasiswa,   Diharapkan  bahwa  kedepan,  kondisi
           kan tinggi. Akreditasi dilakukan untuk   yang antara lain berfungsi mewadahi   pendidikan  tinggi  di  Indonesia  akan
           melakukan  kelayakan  program  studi   kegiatan mahasiswa dalam mengem-  semakin  baik.  Pendidikan  tinggi  se-
           perguruan  tinggi  atas  dasar  kriteria   bangkan  bakat,  minat  dan  potensi   layaknya  benar-benar  menjadi  tem-
           yang mengacu pada standar nasional   mahasiswa.  Mengembangkan  kre-  pat  pencetakan  sumberdaya  mansia
           pendidikan tinggi. Pemerintah mem-  atifitas, kepekaan, daya kritis kebera-  yang  mampu  mengembangkan  dan
           bentuk    Badan  Akreditasi  Nasional   nian  dan  kepemimpinan  serta  rasa   menerapkan  ilmu  pengetahuan  dan
           Pendidikan  Tinggi  untuk  mengem-  kebangsaan. Juga dimungkinkan  un-  teknologi untuk kebaikan hidup ma-
           bangkan  sistem  akreditasi.  Sebagai   tuk mengembangkan tanggungjawab   nusia.*





                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 92 TH. XLII, 2012 |
                                                                                        ARIA |
                                                                                                   TH. XLII, 2012 |
                                                                              |
    | PARLEMENTARIA |  Edisi 92 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 92 TH. XLII, 2012 |
                                                                                             Edisi 92

                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   1   2   3   4   5   6   7   8   9