Page 64 - MAJALAH 142
P. 64
DAPIL
Melestarikan Budaya Betawi dan Menggali Potensi Ekonominya
kebudayaan Betawi, seperti roti buaya, batik khas khas Betawi,
beer pletok, dan dodol Betawi.
“Setiap kali saya ke dapil, saya selalu nanya usahausaha
apa yang dilakukan masyarakat untuk melestarikan budaya
Betawi, karena banyak masuk budaya dari luar, jangan sampai
budaya lokal terpinggirkan,” jelas Melani Poltisi dari Demokrat.
Seperti roti buaya yang diyakini masyarakat Betawi
sebagai simbol kesetiaan ini hanya digunakan dalam upacara
pernikahan adat saja, sehingga konsumsi roti ini pun terbatas.
Merespon hal tersebut, Melani mencari cara agar roti buaya
bisa dikonsumsi kapan saja tanpa harus menunggu ada
foto : dok pri/iw upacara pernikahan dan diproduksi tidak dalam ukuran
besar saja, tapi juga dibuat yang berukuran mini, yang bisa
dikonsumsi kapan saja dengan begitu ada peningkatan
Anggota DPR RI Melani Leimena Suharli berbincang dengan warga saat permintaan khalayak umum.
Selain roti buaya, batik Betawi juga menjadi perhatiannya.
kunjungan kerja Batik Betawi punya beberapa motif khas seperti ondel ondel,
tari topeng, burung hong, daun semanggi, kembang kelapa,
radisi dan kebudayaan Betawi adalah salah satu dari monas, dan buah pace, abang none.
kekayaan Nusantara yang harus dijaga dan dilestarikan. “Saya perlu mendorong semua stakeholder untuk terus
TAnggota DPR RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta II membantu pengembangan usaha batik ini sebagai alternatif
(Jakarta Pusat, Selatan, dan Luar Negeri) Melani Leimena Suharli terbukanya lapangan pekerjaan baru, khususnya kaum Ibu
menunjukkan komitmennya dalam merawat tradisi Betawi. Ibu,” ujarnya.
Saat berkunjung Melani yang juga Anggota Komisi VI “Begitu pula dengan dodol Betawi dan beer pletok. Oleh
DPR RI, konsen terhadap pemberdayaan usaha kecil dan karena itu, saya berharap produkproduk Betawi tersebut
menengah, mencoba membuat peluang ekonomi dari tradisi bisa dijual di supermarket, ”lanjutnya. n (eko)
Berhasil Perjuangkan Renovasi Lapas Kelas IIA Pekalongan
asa Reses bagi Arsul Sani adalah masa dimana dirinya
bisa lebih dekat lagi dengan konstituen di daerah
Mpemilihannya. Meskipun sejatinya sebagai wakil
rakyat dirinya kerap bertemu dengan masyarakat khususnya
di daerah pemilihannya kapanpun mereka membutuhkan.
“Sebenarnya saya bertemu dengan masyarakat khususnya
konstituen di Dapil saya tidak terbatas saat reses saja. Tapi
khusus di masa reses saya memiliki waktu yang lebih lama
untuk menampung aspirasi masyarakat. Aspirasi mereka tidak
terbatas lingkup bidang komisi yang saya naungi saja. Sebut
saja saya di Komisi III yang membidangi masalah hukum. Lantas foto : dok pri/iw
aspirasi mereka hanya sebatas hukum saja. Tidak demikian.
Aspirasi yang mereka sampai menyangkut berbagai hal yang
mereka rasakan, mereka lihat dan mereka harapkan,” papar Anggota DPR RI Arsul Sani saat mengunjungi Lapas Klas IIA Pekalongan
Arsul.
Dicontohkan politisi dari Fraksi PPP ini, pihaknya kerap kepada Poksi (kelompok fraksi) yang khusus membidangi
mendapat aduan dari para petani di dapilnya, Jawa Tengah X masalah tersebut.
yang meliputi Pemalang, Pekalongan dan Batang. Para petani Dalam bidang hukum, perjuangan yang berhasil
mengadukan mahalnya harga pupuk, serta rendahnya harga dilakukan politisi kelahiran Pekalongan, 8 Januari 1964 ini
jual gabah hasil panen mereka. Tidak hanya itu, petani di salah satunya adalah renovasi Lapas Kelas IIA Pekalongan.
Dapilnya juga mengharapkan bantuan alat pertanian untuk Kondisi Lapas tersebut sebelumnya sangat memprihatinkan.
memudahkan tugas mereka. Namun lewat perjuangan Arsul yang melakukan advokasi
Khusus untuk masukan, permintaan dan harapan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Hukum
masyarakat yang tidak terkait dengan komisi yang dinaunginya, dan HAM, maka perbaikan Lembaga Permasyarakatan
Arsul mengatakan akan menampung semua masukan tersebut, tersebut berhasil dimasukkan dalam salah satu program
mengidentifikasikan masalah, dan kemudian menyampaikan Kemenkumham.n (ayu)
64 l PARLEMENTARIA l EDISI 142 TH. XLVI - 2016