Page 64 - MAJALAH 100
P. 64
KUNJUNGAN KERJA
“Keuntungan lainnya dengan adanya satelit ini bisa
dilacak daerah yang misalnya memiliki potensi ikan,”
katanya.
“Itukan efeknya langsung ke masyarakat. Untuk
stakeholder misalnya, Angkatan Laut bisa digunakan
untuk mendeteksi kapal laut termasuk penyelundup.
Negara lain sudah maju kok kita ketinggalan terus,”
jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VII
DPR Zainudin Amali, dirinya mendorong terwujudnya
industri rekayasa dan jasa keantariksaan, memanfaat-
kan sumber daya alam antariksa untuk selalu tersedia
digunakan sebesar-besarnya secara berkelanjutan.
rombongan ini, mengharapkan Indonesia mampu
memproduksi roket mutakhir yang dapat mencapai Lebih lanjut Zainudin menegaskan, antisipasi
orbit atau mencapai seluruh dunia, sehingga ber- penanganan peristiwa antariksa dan dampaknya
dampak politis yang positif bagi NKRI. “Jika Indonesia terhadap kehidupan bermasyarakat sudah sewajarnya
tidak memproduksi ini, kita dianggap lemah dan tidak diatur dalam perundang-undangan sebagai payung
dipandang sebelah mata oleh negara lain,” katanya. hukum dalam pengembangan sains dan teknologi
antariksa. Khususnya yang terkait dengan kebijakan
Oleh sebab itu, dia mengharapkan teknologi yang diambil oleh pemerintah dalam hal ini LAPAN
roket nasional terus dikembangkan, karena itu perlu (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).
disusun rencana yang baik dalam bentuk konsorsium
Roket Nasional LAPAN. “DPR akan mendukung “Undang-Undang ini nantinya diharapkan mampu
terutama Komisi I yang membidangi pertahaan pasti menjadi dasar penyusunan Rencana Induk Keantarik-
mendukung, Khususnya pasti akan dapat digunakan saan Nasional atau Indonesian National Space Policy
personil TNI. Kita (DPR) pasti keberatan kalau yang di banyak negara menjadi acuan kebijakan
sebenarnya kita mampu memproduksi tetapi masih nasional dan menjadi pendorong kemajuan kegiatan
mengimpor, Kalau perlu kita mengekspor,” tegasnya. keantariksaan nasional,” jelasnya.
Dukung Pembangunan Landasan Satelit di Biak Kepala Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN
Sudihartono menjelaskan bahwa Kegiatan Lapan
Pada kunjungannya ke Papua, Biak, Komisi VII DPR yang terkait dengan teknologi dirgantara, utamanya
memberikan dukungan penuh terhadap pengem- meliputi 3 hal, yakni pengembangan teknologi setelit,
bangan landasan di Biak, diharapkan dengan pem- roket, dan pesawat terbang.
bangunan tersebut maka Biak-Papua dapat menjadi
peta dunia. Dan berkontribusi positif bagi masyarakat Terkait dengan pengembangan teknologi roket,
sekitar sehingga potensi daerah akan terekspos oleh lanjut Sudihartono, LAPAN sudah mampu membuat
masyarakat dunia. satelit. Indonesia, telah mempunyai satu satelit A-1
yang berumur 6 tahun, sudah orbit dan masih dapat
“Dengan adanya landasan ini, masyarakat dunia beroperasi dengan baik dan dibuat oleh putra-putri
mau melihat langsung ke daerah ini, sehingga Indonesia yang diluncurkan dari India pada tahun
potensi daerahpun nantinya akan dikenal. Misalnya, 2007.
masyarakat dunia banyak yang datang, pariwisata
pun terangkat. Dari situ kan banyak turunannya, Pada tahun ini, tambahnya, Lapan akan segera
termasuk sektor ekonomi pun nanti tersentuh, dengan menyelesaikan satelit kedua yang diproduksi A-2 di
adanya teknologi ini Sumber Daya Manusia (SDM) juga Atang Sanjaya, Bogor. Direncanakan akan diluncurkan
tumbuh,” jelas Jamaluddin Jafar (F-PAN) saat ditemui di India bersamaan dengan satelit India. “Kita juga
Tim Parle di Bandara Frans Kaisiepo Biak-Papua, baru- akan menyelesaikan satelit A-3, sehingga Indonesia
baru ini. akan mempunyai 3 satelit hasil anak bangsa yang akan
mengorbit di antariksa,” ujarnya.
Jamaluddin juga berharap dengan adanya landasan
ini stakeholder terlayani dan akses masyarakat untuk Menurutnya, satelit Indonesia berfungsi sebagai
produk antariksa pun tidak dibatasi atau semacamnya. pengindraan, pengintaian, pemantauan dan
Teknologi ini sangat dibutuhkan untuk Indonesia, pemetaan. Satelit juga akan dilengkapi dengan
karena Indonesia merupakan negara kepulauan. pemantauan kapal, serta voice repeater. “Untuk
mengoperasikan agar dapat mencangkup seluruh
64 PARLEMENTARIA EDISI 100 TH. XLIII, 2013