Page 70 - MAJALAH 89
P. 70
pelatihan yang sangat ketat waktu regulasi maupun anggaran, pemeri- program juga sudah disiapkan, anak-
itu. Tapi begitulah saya bawa medali tah maupun DPR dapat memikirkan anak dan para orang tua juga sudah
emas tapi saya tinggal kelas. Padahal hal ini. “Kalau ingin melihat olah raga antusias memulai pelatihan,” paparnya
sebelumnya saya pernah 3 besar lo di Indonesia menapak ke jenjang yang bersemangat. Sekali waktu ia menjad-
sekolah.” Masih ada sedikit nada getir lebih tinggi, saya fikir perlu lebih ba- walkan untuk berkunjung ke sekolah-
ketika ia bercerita tentang pengala- nyak sekolah olah raga kalau bisa di sekolah memberi semangat kepada
mannya bersekolah sebagai atlet. setiap provinsi,” tekannya. calon pejuang olah raga Indonesia.
Itulah sebabnya ketika banyak at- Bagi Nurhayati sebenarnya secara “Saya juga lebih pede bercerita kepa-
let yunior curhat kepadanya tentang bertahap beberapa permasalahan da murid dan orang tua kalau dengan
kendala yang dihadapi di sekolah, ia atlet yang mengganggu konsentrasi olah raga sekarang masa depan lebih
menjadi sangat mahfum. Menurut- mereka dalam meraih prestasi ter- terjamin, lebih baik dibanding masa
nya kalau seorang atlet sudah fokus tinggi sudah mulai dibereskan peme- lalu. Dapat beasiswa, bonus lumayan,
meraih prestasi waktunya untuk be- rintah. Kasus atlet yang terlunta-lunta peluang PNS, tunjangan hari tua, dan
lajar di kelas sudah sangat minim pada saat memasuki usia tua mung- lain-lain,” katanya. Ia berharap semo-
sekali. Apalagi untuk olah raga seperti kin tidak akan terjadi lagi karena ada ga kondisi ini membuat para orang
balap sepeda nomor road race yang program Tunjangan Hari Tua dari tua lebih ikhlas mendukung anaknya
latihannya bisa menjelajah ratusan kantor Menegpora. Atlet yang pernah memilih profesi atlet.
kilometer. Jelas tidak ada waktu lagi meraih prestasi tingkat nasional pada Ia bersyukur bisa menjadi warga
untuk kembali ke sekolah. “Waktu saat memasuki usia 50 tahun dapat Yogya karena memiliki pemerintahan
saya dulu jelas ini kendala bagi atlet mengajukan memperoleh tunjangan. yang berani membuat kebijakan yang
tapi kenapa sampai sekarang masih Disamping itu pemerintah juga me- pro-sepeda kemudian masyarakatnya
begitu. Seharusnya sudah ada solusi nyiapkan dukungan kredit bagi atlet juga mencintai sepeda. Sebagai atlet
untuk mengatasi masalah ini misalnya yang ingin membeli perumahan. yang sudah berkeliling hampir ke selu-
atlet bisa belajar mandiri lewat modul “Perhatian terhadap bonus atlet ruh wilayah Indonesia dengan sepeda,
yang dikirimkan sekolah. Kalau latihan juga sudah bagus. Saya juga selalu ia merasa negeri ini sangat cocok
mengejar prestasi itu bisa pagi, siang, mengingatkan kepada teman-teman mengembangkan sepeda sebagai sa-
sore, bisa seharian. Nah, malam kita atlet terutama yang masih muda agar rana transportasi dan olah raga. Wa-
gunakan kesempatan untuk belajar,” bijaksana dalam mengelola keuangan likota Yogya menurutnya secara khu-
ujarnya. saat hujan bonus. Jangan berfoya- sus telah melakukan studi banding ke
Ia berharap pemerintah dalam hal foya. Kalau sebelum jadi juara seder- Bugota untuk mempelajari kebijakan
ini kementrian pendidikan dan ke- hana, setelah juara tetap sederhana. pemerintah setempat yang berhasil
budayaan dapat memberi perhatian Uangnya ditabung untuk masa de- menjadikan sepeda sebagai bagain
terhadap masalah yang dihadapi at- pan,” paparnya. Baginya bonus boleh dari kehidupan kota itu. Hasilnya Kota
let muda ini. “Kalau kita mau bersa- dinikmati asal tahu batasnya. Keraton ini berhasil membangun jalur
ing dengan negara lain ya dukunglah Penghargaan lain yang di- khusus sepeda, menyiapkan sarana
atlet kita,” tandasnya. Sekolah menu- perolehnya sebagai atlet adalah ke- pendukung lainnya sehingga rakyat
rutnya terkadang tidak mau mengerti sempatan menjadi Pegawai Negeri merasa nyaman meng-goes kereta
dengan kondisi yang dihadapi atlet. Sipil (PNS). Ia bersyukur sebagai war- anginnya. Menurutnya tidak salah
Pejuang olah raga ini disudutkan pada ga Yogyakarta memiliki Walikota dan kalau pemda lain juga meluangkan
dua pilihan mau prestasi di sekolah Sekda yang benar-benar memberikan waktu belajar membuat kebijakan
atau prestasi di olah raga. Tidak jarang perhatian kepada atlet dan olah raga pro-sepeda dari daerah yang terkenal
kondisi ini membuat atlet harus keluar goes ini. “Saya dipanggil Pak Sekda dengan jalan Malioboro ini.
masuk sekolah mencari yang dapat dan ditawarkan menjadi PNS di Dinas “Kalau saya akan terus bersepeda,
memahami kondisi mereka. “Apalagi Pemuda Olah Raga, katanya ini peng- kalau kemaren atlet sekarang mu-
tuntutan nilai NEM sekarang mesti hargaan buat saya,” katanya sambil lai merintis jadi pelatih. Saya begini
tinggi untuk bisa lulus dari sekolah, ini tersenyum lebar. karena sepeda nggak ada salahnya
menjadi tekanan tambahan bagi atlet Sebagai atlet senior Nurhayati membagi ilmu yang saya punya, toh
yang masih pelajar.” merintis karir barunya sebagai pelatih ini buat bangsa dan negara juga tu-
Salah satu solusi yang dapat bersama suaminya Hendri yang sudah juannya. Kita mau kasih apa sih buat
membantu atlet menurutnya adalah memulainya lebih awal. Ia sudah me- bangsa ini, karena kita sudah meneri-
sekolah olah raga seperti di Ragunan, lapor kepada pimpinannya di Dispora ma cukup banyak,” tandas Nurhayati
Jakarta. Sayangnya belum setiap dae- Yogya untuk merintis konsep sekolah mengakhiri wawancara dengan Parle.
rah mempunyai sekolah seperti itu. sepeda. “Lokasi sudah siap digunakan, Maju terus Mbak Nur. Ayo siapa lagi
Ia berharap penentu kebijakan baik dukungan pemerintah sudah didapat, yang mau goes. (iky)***
1
7
ARIA |
TH. XLII, 201 |
|
70 | PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 | | PARLEMENTARIA | Edisi 89 TH. XLII, 2011 | 71
1
P
ARLEMENT
Edisi 89