Page 69 - MAJALAH 133
P. 69

Foto: Dok BKSAP DPR
                     w
                    r
                        ilan negara A
                      ak
                  Perwakilan negara Asia Pasifik dalam pertemuan pertama parlemen perempuan di Vancouver
                                                                                    ouv
                   e
                  P
                                                                                       er
                                                                        empuan di
                                                                                 anc
                                                                                V
                                                         tama parlemen per
                                     asifik dalam per
                                 sia P
                                                 emuan per
                                                 t
                   DPR Gagas Pertemuan Pertama Parlemen Perempuan APPF
                       ertemuan tahunan ke-24 Asia Pacific Parliamentary   keterwakilan perempuan dapat lebih mewarnai program kerja dan
                       Forum (APPF) tahun ini di Vancouver, Kanada mencetak   hasil-hasil APPF,” ujar dia.
                 P sejarah baru. Untuk pertama kalinya APPF menggelar   Berbagai isu yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut
                 pertemuan khusus anggota parlemen perempuan negara-negara   menyangkut peran perempuan dalam kehidupan politik dan
                 anggota APPF. Lebih dari 30 anggota parlemen perempuan   pengambil keputusan serta kepemimpinan dalam kepemimpinan
                 dari 21 negara anggota dan observer hadir dalam pertemuan   perempuan dalam mitigasi bencana. Delegasi DPR RI yang hadir
                 tersebut. Indonesia memegang peran penting dalam mencetak   dalam kesempatan tersebut, Irine Yusiana Roba Putri, menyampaikan
                 sejarah baru APPF. Nurhayati Ali Assegaf, Ketua BKSAP DPR RI,   peran perempuan selayaknya tidak diukur melalui keterwakilan dalam
                 merupakan penggagas inisiatif tersebut tahun lalu pada pertemuan   angka. Kuota 30 persen perempuan di Parlemen hanya langkah awal.
                 Komite Eksekutif APPF di Quito. Gagasan tersebut disambut baik   Tetapi yang lebih signifikan adalah merefleksikan keterwakilan melalui
                 oleh Kanada yang menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya.   kualitas UU dan anggaran sensitif gender.
                 Sehari sebelum pertemuan, Nurhayati Ali Assegaf mengadakan   Mengenai kepemimpinan perempuan dalam mitigasi bencana,
                 preparatory meeting dengan tuan rumah untuk melakukan finalisasi   delegasi DPR RI, Dwi Aroem Hadiatie menyampaikan bahwa
                 dan membahas konsep rekomendasi yang akan diajukan ke Komite   peran perempuan tidak hanya dalam lima tahap mitigasi bencana
                 Eksekutif untuk disahkan pada rapat paripurna APPF. Agenda   saja. Dengan program peningkatan kapasitas yang sesuai, peran
                 preparatory ini melengkapi komunikasi panjang selama tiga bulan   domestik dalam mengatur rumah tangga dapat diberdayakan untuk
                 lebih antara BKSAP DPR RI dan Parlemen Kanada membicarakan   pencegahan bencana. Indonesia mendapatkan penghargaan yang
                 persiapan sidang.                                sangat tinggi dari APPF. Apresiasi tersebut dituangkan dalam joint
                    Nurhayati Ali Assegaf memimpin sidang bersama-sama dengan   communique. Ini menjadi capaian tersendiri mengingat hal tersebut
                 Senator Mobina Jaffer dari negara bagian British Columbia, Minggu   jarang terjadi di forum ini. Pertemuan ditutup dengan rekomendasi
                 (17/1/16). Pada saat memimpin sidang, Nurhayati menyampaikan   untuk menjadikan Women Parliamentarian Meeting ini sebagai
                 usulan untuk membuat pertemuan ini menjadi badan permanen   agenda tahunan APPF. Fiji sebagai tuan rumah selanjutnya telah
                 APPF. “Saya memiliki keprihatinan mendalam karena setelah   menyampaikan komitmen untuk menggelar pertemuan ini dengan
                 lebih dari 20 tahun berdiri, komposisi APPF masih belum mampu   perubahan rule of procedure untuk mengakomodasi keterwakilan
                 menunjukkan keterwakilan gender. Baik dalam komposisi delegasi   perempuan di Komite Eksekutif sebagai salah satu agenda.
                 maupun di Komite Eksekutif. Dengan demikian, maka isu-isu                             (iky/BKSAP)




                                                                               PARLEMENTARIA  z  EDISI 133 TH. XLVI - 2016  l  69
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74