Page 57 - MAJALAH 118
P. 57

memenuhi kebutuhan hidupnya  yang bernasib jauh lebih beruntung  bulat. Berbekal penghasilannya
            sendiri di Surabaya, lebih dari itu  dibanding dirinya, Hayono Isman. Di  di Surabaya, ia masuk Fakultas
            Novanto pun mulai bisa membantu  rumah yang terletak di kawasan elit  Ekonomi Universitas Trisakti.
            sang bunda bersama ke delapan  Menteng, Jakarta Pusat itu meski
            anak-anaknya yang lain di Ibukota.  tidak diminta namun ia tak segan-  Melanjutkan perkuliahan artinya
            Senang dan bangga dirasakan sang  segan membantu mengerjakan pe-    semakin mendekatkan dirinya
            bunda akan keberhasilan sang  kerjaan rumah, mulai dari mengurus  dengan kata “sukses”. Ia tentu
            putra.                            kebun, menyapu, mengepel, hingga  bangga dan senang dengan langkah
                                              mencuci mobil.                    yang telah diambilnya itu. Namun
              Namun tentu kebahagian sese-                                      disisi lain, jantungnya pun mulai
            orang bukan hanya dilihat dari      “Saya tahu dirilah hidup di ru-  berdegup kencang tatkala melihat
            materi. Novanto rindu kebersamaan  mah orang, jadi saya tidak malu  kenyataan tabungannya terkuras
            dengan sang bunda dan saudara-    membantu mengerjakan pekerjaan  untuk membiayai perkuliahannya.
            saudaranya yang lain. Ia teringat  rumah. Namun sebenarnya disini  Ia pun kembali memutar otak untuk
            akan peribahasa jawa  “Mangan  saya banyak belajar berbagai hal saat  dapat kembali mengumpulkan
            ora mangan asal kumpul”. Usai  berdiskusi dengan teman-teman,  pundi-pundi rupiah.
            berhasil meraih gelar Sarjana Muda  mulai dari wacana kenegaraan









































            dari jurusan Akuntansi Universitas  sampai masalah akar rumput atau   Ide pun muncul, ia merintis bisnis
            Widyamandala, Surabaya, Novanto  rakyat biasa seperti saya,” ungkap  foto kopian. Kalau anda berpikiran
            memutuskan diri untuk kembali ke  Novanto.                          ia membuka kios foto kopian, itu
            Jakarta, berkumpul bersama bunda                                    salah besar. Karena pastinya ia tidak
            dan kedelapan saudaranya            Siapa sangka jika diskusi yang  memiliki modal untuk hal tersebut.
                                              sekedar pengisi waktu luang bersama  ia membeli buku-buku kuliah yang
              Setibanya di ibukota Novanto me-  teman-temanya itu malah makin  mahal, lalu difoto kopi dan hasil
            mang sempat berkumpul bersama  menambah semangatnya untuk  kopiannya ia dijual kepada teman-
            sang bunda dan keluarganya. Tapi  mewujudkan mimpinya menjadi  teman di kampusnya. Tidak hanya
            itu tidak berlangsung lama, untuk  orang sukses. Dari sana tekad  itu, ia juga menitipkan beberapa ba-
            meringankan beban ibunya ia me-   Novanto untuk terus melanjutkan  rang dagangannya ke kantin kam-
            milih tinggal di rumah sahabatnya  pendidikan akademisnya semakin  pus. Keuntungan itu digunakannya


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 118 TH. XLIV, 2014  57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62