Page 55 - MAJALAH 118
P. 55

vanto berjualan beras dan madu di
                                                                                pasar Keputran, Surabaya. Usai ku-
                                                                                mandang Adzan Shubuh Novanto
                                                                                berangkat  ke  Pasar  Wonokromo
                                                                                Surabaya untuk menunggu orang-
                                                                                orang desa yang membawa beras
                                                                                dan madu. Ia kemudian membelinya
                                                                                untuk dijual kembali di Pasar Kepu-
                                                                                tran, Surabaya. Hasil keuntungan
                                                                                menjual beras dan madu itulah yang
                                                                                akhirnya bisa digunakan sebagai
                                                                                penyambung hidup plus memenuhi
                                                                                kebutuhan lainya.

                                                                                  Bukan Novanto namanya kalau
                                                                                sudah puas dengan kondisinya saat
                                                                                itu. “Untuk bisa merubah nasib, saya
                                                                                harus kuliah,” pikirnya. Alhasil ia pun
                                                                                memutar otak mencari peruntungan
                                                                                lainnya yang lebih “menjanjikan” un-
                                                                                tuk bisa membiayai perkuliahannya
                                                                                kelak. Suatu hari salah seorang te-
                                                                                man melihat ajang pencarian bakat
                                                                                dalam bidang modeling. Teman itu
                                                                                kemudian langsung mendorong No-
                                                                                vanto untuk mengikuti audisi ajang
                                                                                tersebut. Awalnya ia ragu mengami-
                                                                                ni permintaan temannya, namun
                                                                                karena dorongan teman begitu kuat
                                                                                ditambah dengan keinginan untuk
                                                                                mendapatkan penghasilan lebih,
                                                                                Novanto pun akhirnya nekat mengi-
                                                                                kuti ajang tersebut.

                                                                                  Meski belum memiliki pengalaman
                                                                                di bidang modeling, namun dengan
                                                                                tekad mendapatkan penghasilan
                                                                                lebih, Novanto yang awalnya hanya
                                                                                sekedar iseng-iseng mengikuti
                                                                                ajang tersebut malah terlihat cukup
            guna  mendapat pekerjaan  dan  untuk mendapatkan pekerjaan dan  serius mengikutinya. Bak model
            penghidupan yang layak, Novanto  mengembangkan diri. Paling-paling  profesional, Novanto yang memiliki
            malah sebaliknya. Berbekal ijazah  di Jakarta saya menjadi buruh pabrik  wajah menarik dan kharismatik itu
            SMA yang baru saja dimilikinya,  atau kuli bangunan,” ungkapnya.    tak ragu berlenggak-lenggok di atas
            Novanto pamit kepada sang bunda                                     catwalk, padahal itu merupakan
            untuk hijah ke Surabaya. Awalnya,   Sayangnya, kenyataan tak seindah  kesempatan pertamanya berlaga
            sangat berat bagi sang bunda untuk  harapan. Alih-alih ingin merubah  bak peragawan.
            melepas putranya. Namun melihat  nasib, di Surabaya Novanto malah
            tekad sang putra yang begitu kuat  belum jua mendapat pekerjaan. Se-  Dewi fortuna agaknya mulai
            untuk dapat mengadu nasib di Kota  mentara itu tabungan dan perbeka-  mendekatinya. Ia dinyatakan lolos
            Pahlawan, sang bunda pun tak kuasa  lan sudah semakin menipis. Namun,  audisi tersebut. Ia pun bergabung
            menampik keinginan Novanto.       ia tak ingin cepat-cepat berputus  dalam agensi model, FIT dan CHIC
                                              asa. “Ketika satu pintu tertutup,  namanya. Bahkan tahun 1976 ia
              “Restu, dan doa dari ibu itulah  maka pintu lainnya akan terbuka  dinobatkan menjadi Pria Tampan
            yang kemudian memantapkan  lebar,” pikir Novanto ketika itu. Dari  Se-Surabaya. Wajah Novanto pun
            tekad saya untuk merubah nasib di  sana ia bertekad pantang kembali ke  semakin dikenal luas, tak hanya itu
            Surabaya. Saya memilih Surabaya  Ibukota sebelum berhasil.          pundi-pundi rupiah pun mulai di-
            karena di Jakarta sangat sulit bagi                                 hasilkan Novanto melalui profesi
            lulusan SMA seperti saya ketika itu   Demi menyambung hidup, No-    barunya sebagai peragawan.


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 118 TH. XLIV, 2014  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60