Page 39 - MAJALAH 132
P. 39

Problem lama juga masih terulang seperti tidur saat sidang atau bahkan tidak   inilah Rakyat terwakili untuk mengawasi dan mengatur pemerintah agar tidak
            hadir. DPR belum mampu meyakinkan rakyat bahwa mereka adalah betul­betul   semena­mena dan menjadi diktator. Indonesia telah mengalami masa dimana
            wakil rakyat. Penyambung lidah rakyat semestinya memperjuangkan aspirasi   DPR lemah sehingga Eksekutif menjadi semena­mena saat zaman Soeharto.
            rakyat bukan aspirasi partai dan golongannya. Sebetulnya saya yakin bahwa   Namun sayang, pasca reformasi, meskipun secara kelembagaan DPR  menguat
            masih banyak anggota DPR yang jujur dan bekerja untuk rakyat. Tapi jika me­  namun DPR saat ini tidak sama sekali mencerminkan keterwakilan Rakyat In­
            reka diam saja terhadap kesalahan anggota lainnya, jangan salahkan apabila   donesia. DPR seolah hanya mewakili kepentingan partai dan golongannya saja.
            rakyat tidak lagi percaya kepada lembaga DPR secara keseluruhan, ditambah   Kerja DPR setahun ini tidak menyentuh secara langsung kepada masyarakat.
            lagi skandal yang membelit pimpinan Dewan, sejauh penilaian saya pribadi,   Seharusnya DPR membenahi regulasi pendidikan, kesehatan dan pelayanan
            Pimpinan DPR saat ini adalah pimpinan yang paling tidak kredibel dibandingkan   dasar agar pro terhadap rakyat kecil, bukan malah mempertontonkan dagelan
            dengan pimpinan sebelumnya.                        politik seperti Papa Minta Saham dll. Jangan sampai karena nila setitik rusak
                                                               susu sebelanga. Seluruh Anggota DPR harus melakukan instropeksi diri, bahwa
                             Hanindyo Permana, S.IP, 24 tahun   mereka saat ini memegang amanah Rakyat Indonesia yang begitu besar, se­
                             (Karyawan Swasta - Palangkaraya)  hingga tidak boleh main­main dalam menjalankan amanah tersebut. Kesimpu­
                                                               lannya adalah, kita jaga lembaga DPR, kita perkuat. namun mari kita robohkan
                               Opini saya, kinerja DPR sebagai lembaga legis­  orang­orang yang membuat kotor DPR!!! Hidup Rakyat Indonesia!!!
                             latif belum berfungsi secara maksimal. Lebih banyak
                             menunjukkan kontroversi dibanding kinerja dalam          Bagus Santa Wardhana,
                             perumusan undang­undang yang pro rakyat. Se­             32 Tahun (Tokoh Pemuda –
                             lain itu saya berharap, tidak ada tendensi­tendensi      Buleleng)
                             yang bersifat negatif yang bukan untuk kepentingan
            masyarakat dalam pembentukan Pansus seperti Pelindo dll. Pansus­pansus       Saya berpendapat kinerja DPR se­
            tersebut diharapkan menjadi pembuktian DPR dalam menjalankan fungsinya    lama 1 tahun ini kurang maksimal, sep­
            sebagai pengawas pemerintah, bukan malah dijadikan alat untuk manuver­    ertinya yang kita ketahui bersama DPR
            manuver kepentingan politik tertentu. Terakhir harapannya DPR mampu men­  mempunyai fungsi: penganggaran, pen­
            jadi tangga dalam menjembatani aspirasi Rakyat secara keseluruhan, bukan   gawasan dan legislasi. Secara umum kin­
            terbatas golongan/partai politik.                                         erja DPR bisa dikatakan bagus, tetapi jika
                                                               dilihat secara spesifik tidak ada pekerjaan yang kongkrit misalkan dalam legislasi
                              Abdul Hair, 26 tahun (Penulis –   yang masih lemah. Sejauh pengamatan saya untuk pengawasan dan anggaran
                              Tolitoli)                        sudah cukup bagus. Namun sayang sekali, fungsi pengawasan dan pengang­
                                                               garan yang sudah cukup bagus tersebut harus tertutup oleh pemberitaan negatif
                                Pengamatan saya tentang DPR selama ini   di media, terlebih karena oknum pimpinan DPR yang bertemu Donald Trump
                              bersumber dari media, artinya baik atau buruknya   atau yang terbaru kasus pencatutan nama Presiden. Polemik seperti ini mem­
                              kinerja DPR yang saya ketahui adalah ditentukan   buat masyarakat berpikir bahwa DPR seluruhnya adalah buruk, meskipun di
                              oleh media. Menurut saya media saat ini condong   DPR itu ada 560 anggota yang pasti ada juga anggota yang betul­betul bekerja
                              ke dua sisi: yang satu cenderung pro ke pemerintah   untuk Rakyat. Saya berharap DPR ini bekerja demi Indonesia yang maju, adil,
                              dan yang satunya lagi cenderung kontra. Yang pro   sejahtera dan makmur serta berpedoman pada Pancasila dan UUD1945.
            pemerintah biasanya (dan seringkali) menilai buruk kinerja DPR. Hal­hal yang
            diliput media tentang DPR kebanyakan hal­hal yang bombastis, pertarungan an­  Castie, 42 Tahun (Karyawati
            tar elit Parpol. Jadinya isu tentang kebijakan dan kinerja jadi tersingkir. Menurut   Swasta – Jakarta)
            objektivitas saya, DPR itu isinya lebih dari 500 orang, untuk melihat satu persatu
            kinerja anggota tentulah sulit, dan media mainstream tentu tidak menjangkau itu.   Saya melihat kinerja birokrasi di tubuh
            Kalau saya mengatakan semua anggota DPR berkinerja buruk, kurang tepat    Sekretariat Jenderal DPR semakin baik
            juga, karena pasti masih ada yang kinerjanya bagus.                       dibandingkan tahun kemarin. Sebagai
               Menurut saya secara perorangan, ada anggota yang kinerjanya bagus na­  pihak swasta, para pegawai Setjen ter­
            mun ada juga yang buruk. Tapi secara kelembagaan dan secara general, kinerja   lihat semakin profesional. Namun disisi
            DPR saya nilai sangat buruk, itu hasil penilaian saya yang bersumber dari Media.  lain, sulit untuk melihat kinerja birokrasi
                                                                                      berimbas positif pada lembaga DPR se­
                                Iqbal Fajar, 22 Tahun (Aktivis   bagai legislatif. Birokrasi Setjen yang notabene PNS atau pegawai, dan anggota
                                Mahasiswa Univ Brawijaya –     DPR yang dipilih rakyat dari partai politik, seperti terpisah dan berbeda walau
                                                                                                             t
                                Malang)                        berada dalam satu kompleks dan gedung yang sama. Menurut saya ini pen ing
                                                               untuk menjadi perhatian kita bersama. Saya sebagai masyarakat biasa juga
                                  Sesungguhnya Parlemen (dalam hal ini   tetap mengharapkan agar para anggota DPR bisa mendahulukan kepentingan
                                DPR), merupakan kunci utama dalam sebuah   bersama dibandingkan kepentingan partai atau kelompoknya.
                                negara Demokrasi, karena melalui lembaga



                                                                                          EDISI 132 TH. XLV, 2015  39
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44