Page 34 - MAJALAH 132
P. 34

sumbang saran








          Kinerja DPR dan Tantangannya












                  enutup Tahun 2015, Dewan Perwakilan Rakyat Re­  dalam Prolegnas. Hal ini tidak lepas dari adanya tantangan
                  publik Indonesia (DPR RI) masih diliputi berbagai   dan hambatan dalam membentuk undang undang Antara lain:
                  tantangan yang tidak ringan terutama persoalan   Pertama, pengesahan Prolegnas 2014–2019 yang mengalami
          Mmenghadapi persepsi publik (masyarakat) yang me­  keterlambatan sampai dengan masa persidangan kedua Tahun
          nilai bahwa DPR belum menunjukkan kinerja yang optimal dan   Sidang 2014–2015. Keterlambatan ini berimplikasi terhadap
          cenderung dituduh tidak aspiratif terhadap berbagai tuntu­  waktu penyelesaian pembentukan sebuah undang­undang,
          tan masyarakat. Kondisi tersebut kemudian ditambah dengan   yang kemudian berlanjut terhadap tertundanya proses pem­
          kondisi internal DPR yang masih dihinggapi berbagai persoa­  bahasan RUU antara DPR dan Pemerintah.
          lan termasuk kasus yang me­                                                   Kedua, dalam penyusu­
          nimpa Ketua DPR Setya No­                                                   nan/penetapan Prolegnas,
          vanto. Hal ini tentu menjadi                                                persyaratan naskah aka­
          tantangan yang tidak ringan                                                 demik (NA) dan rancangan
          untuk dapat diatasi oleh DPR                                                undang­undang (RUU) tam­
          secara kelembagaan.                                                         paknya belum secara riil
            Sejatinya, DPR telah                                                      tersedia, karena setelah Pro­
          berusaha seoptimal mung­                                                    legnas ditetapkan tidak serta
          kin dalam kerangka men­                                                     merta komisi menyampaikan
          jalankan berbagai fungsinya                                                 NA dan RUU ke Badan Legis­
          yaitu fungsi legislasi, fungsi                                              lasi (Baleg) untuk dilakukan
          anggaran, dan fungsi pen­                                                   pengharmonisasian, pembu­
          gawasan, serta fungsi di­                                                   latan, dan pemantapan kon­
          plomasi parlemen. Hal itu                                                   sepsi. Padahal dalam catatan
          semua dapat terlihat dalam                                                  Baleg ada 15 (lima belas) RUU
          Ringkasan Laporan Kinerja                                                   yang  sudah  dalam  Tahap
          Tahun Sidang 2014­2015. Selain itu DPR juga telah melakukan   Pembicaraan Tingkat I dan sudah selesai dilakukan harmon­
          reformasi kelembagaan sejak awal periode keanggotaan 2014­  isasi pada periode keanggotaan DPR 2009­2014 yang berarti
          2019 dalam rangka menuju parlemen modern yang ditandai   sudah ada draft RUU dan Naskah Akademiknya, namun Komi­
          dengan dibentuknya Rencana Strategis (Renstra) 2015­2019.  si­komisi Pengusul RUU akan membahas  kembali dari awal.
            Pelaksanaan fungsi legislasi merupakan kegiatan pem­  Ketiga, prioritas kerja Anggota DPR yang belum terfokus
          bentukan undang­undang yang di dalamnya terdapat siklus   pada penyelesaian target legislasi. Hal ini dikarenakan Ang­
          berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, penyu­  gota DPR masih terpecah perhatiannya untuk menyelesaikan
          sunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pe­  permasalahan baik di tingkat internal, maupun dalam pena­
          ngundangan. Pelaksanaan fungsi legislasi DPR perlu dimaknai   nganan fungsi DPR yang lainnya yaitu fungsi pengawasan dan
          lebih luas, bukan hanya membahas rancangan undang­undang   fungsi anggaran. Upaya yang ditempuh untuk mengatasi hal
          (RUU) bersama dengan Pemerintah, untuk kemudian dihitung   ini yaitu dengan lebih mengefektifkan 2 hari legislasi dalam
          secara kuantitatif jumlah RUU yang telah disahkan menjadi   seminggu selama masa sidang. Upaya ini diharapkan dapat
          undang­undang, melainkan bagaimana DPR melaksanakan   mempercepat penyelesaian RUU yang merupakan Prioritas
          rangkaian kegiatan dalam sebuah siklus tersebut dari tahap   Prolegnas. Selain itu, kunjungan kerja Anggota DPR maupun
          perencanaan sampai secara intens dan penuh dedikasi.  Komisi dan AKD  yang tidak simultan berangkatnya ke daerah­
            Kinerja legislasi DPR dalam Tahun Sidang 2014–2015 be­  daerah yang dikunjungi, ikut mengurangi waktu yang tersedia
          lum­menunjukkan­hasil­yang­signifikan­sesuai­dengan­target­  untuk mengadakan rapat Panja tertentu pada alat kelengkapan
          yang diharapkan berdasarkan jumlah RUU yang ditetapkan   yang mengadakan kunjungan kerja.



          34  EDISI 132 TH. XLV, 2015
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39