Page 71 - MAJALAH 132
P. 71

edikit sekali artis lawas yang masih tetap eksis hingga  JURI DANGDUT ACADEMY ASIA
                   saat ini. Hetty Koes Endang merupakan satu dari se­  Saat ini Hetty mengaku kompetisi pencarian bakat dan
                   dikit artis tersebut. Ditemui usai konferensi Pers acara   penyanyi muda memang lebih banyak dibanding ketika pada
            SDangdut Academy Asia di Indosiar, penyanyi berdarah   masa dulu. Sayangnya, hal itu bukan diprakasai pemerintah.
            campuran Sunda dan Minang ini berbagi rahasia pada Rahayu   Sejatinya pemerintah juga memiliki kewajiban menciptakan
            Setiowati dan Naefurodji dari Parlementaria.       regenerasi penyanyi dan seniman asli Indonesia yang bisa me­
               “Istirahat, banyak air putih, olahraga, dan kebetulan saya   lestarikan budaya bangsa. Namun, justru pihak swastalah yang
            tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol,” ungkap   lebih tergerak menggelar ajang tersebut.
            pemilik nama lengkap Hetty Koes Madewy ini.
               Meski demikian ditambahkannya, sebagai orang Sunda asli,
            sejak gadis oleh sang ibu, ia sudah diperkenalkan dengan jamu,
            minum tradisional yang diraciknya sendiri. Seperti perasan
            daun sirih, kencur dan kunyit. Tak heran jika kualitas vokal
            dan penampilannya tetap terjaga meski usianya sudah tidak
            muda lagi.
               Ketika banyak artis lawas yang bernasib “kurang berun­
            tung” di masa tuanya, Hetty bersyukur hal itu tidak terjadi
            pada dirinya. Baginya, saat ini menyanyi menjadi hal nomer
            dua. Keluarga merupakan yang utama bagi dirinya. Tak sedikit
            tawaran menyanyi yang ia tolak, karena berbenturan dengan   Hetty bersama Direktur Programing Indosiar dan peserta DAA
            agenda keluarganya. Bahkan ia kini menggandeng putra su­
            lungnya, Ameer Mahmed untuk memenejerinya.           “Ya­justru­pihak­swasta­yang­lebih­tertarik­menggelar­kom­
               “Saat ini anak saya sendiri yang menjadi menejer saya. Jadi   petisi menyanyi, termasuk dangdut. Ini sangat positif. Namun
            kalau dia bilang enggak boleh ambil pekerjaan itu, ya saya ti­  sayangnya tidak sedikit penyelenggara yang lebih memilih
            dak akan ambil. Keluarga nomer satu bagi saya,” ungkap Hetty.   pemenang berdasarkan vote atau polling SMS. Terus terang
               Lebih­lanjut­istri­dari­Yusuf­Erwin­Faisal­ini­menjelaskan­  bunda tidak suka ini. Karena apa gunanya penilaian bunda se­
            bahwa penyanyi itu ada beberapa kategori, yakni penyanyi   bagai juri. Ini jugalah yang bunda tanyakan ke Indosiar saat
            festival atau kompetisi, penyanyi di TV, penyanyi di pentas   ditawari menjadi juri Dangdut Academy Asia. Untungnya In­
            ataupun penyanyi di album rekaman saja. Ia bersyukur pernah   dosiar tidak demikian. Pemenang berdasarkan penilaian juri,
            merasakan dan melewati semua itu. Bahkan kini diakuinya un­  bukan SMS. Makanya bunda terima tawaran itu,” paparnya.
            tuk luar negeri seperti di Malaysia, ia hanya bernyanyi untuk   Terkait keberadaan kontes dangdut tingkat Asia yang di­
            acara khusus saja, misalnya undangan keluarga kerajaan.   prakasai oleh Indosiar, dimana Hetty didapuk menjadi salah
               Sebulan terakhir ini hampir setiap hari wajahnya tampil   satu jurinya, Ia menilai itu merupakan hal positif yang harus
            di layar kaca. Pasalnya, penyanyi kelahiran Jakarta 6 Agus­  terus didukung. Mengingat dangdut merupakan musik asli In­
            tus 1957 ini dipercaya oleh Indosiar untuk menjadi juri acara   donesia yang harus dilestarikan. Tidak hanya itu, ajang ini juga
            contest dangdut tingkat Asia bertajuk Dangdut Academy Asia.   bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan musik dan budaya
            Meski bukan termasuk penyanyi dangdut, namun kemam­  asli dalam negeri.
            puan, kualitas serta pengalaman ibu empat orang anak dalam   Meskipun bukan berasal dari genre musik dangdut, namun
            kompetisi menyanyi sudah tidak diragukan lagi.     ia bangga dengan perkembangan dangdut masa kini. Itu ter­
               Maklum awal karir Hetty di sekitar tahun 1970 an dimulai   bukti dengan semakin banyaknya anak muda yang notabene
            dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya, mulai tingkat daerah   sebagai generasi penerus bangsa yang tertarik dan mendalami
            hingga tingkat nasional, bahkan internasional pernah diikuti­  music ini.
            nya. Sebut saja pada Tahun 1972, 1973, 1974, Hetty berturut­  Lagi­lagi Hetty melihat dukungan pemerintah terhadap
            turut meraih juara pertama festival penyanyi se­Jawa Barat.   musik dangdut dan seniman Indonesia belum seratus persen.
            Tahun 1976 ia menjadi runner up festival Penyanyi Tingkat   Pasalnya, saat ini belum ada gedung khusus yang sengaja dise­
            nasional dimana juara pertama diraih Grace Simon, dan juara   diakan negara atau pemerintah bagi penyanyi dan seniman
            tiga diraih Margie siegers.                        untuk memamerkan karyanya secara free alias gratis.
               Tahun berikutnya, ia meraih juara pertama di ajang yang   “Bunda lihat perhatian pemerintah terhadap seniman khu­
            sama, sementara juara dua diraih oleh Melky Goeslaw dan Di­  susnya musisi dangdut saat ini masih kurang ya. Misalnya
            ana Nasution, dan juara tiga diraih Ira Puspita. Tidak hanya itu,   belum ada gedung khusus kesenian sebagai tempat seniman
            di ajang internasional Hetty juga pernah mewakili Indonesia di   memamerkan karyanya secara gratis. Itu kan bagian dari du­
            ajang WPSF di Tokyo dan berhasil meraih “Most Outstanding   kungan pemerintah juga kan,” pungkasnya sambil berharap
            Performance” bersama Aji Bandi, pencipta lagu “Damai Tapi   ke depan pemerintah bisa mewujudkan harapannya tersebut.
            Gersang”.                                          (AYU) FOTO: NAEFUROJI/PARLE/HR



                                                                                          EDISI 132 TH. XLV, 2015  71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76