Page 67 - MAJALAH 132
P. 67

negeri. Persidangan di DPR apabila didokumentasikan dengan   yang dilakukan kelompok ekstrim telah menghasilkan aksi
            baik dan ditampilkan di laman website dapat menjadi masukan   terorisme dan itu tidak dapat dikaitkan dengan budaya, per­
            berharga bagi anggota dewan di daerah. “Saya kira menarik   adaban, agama atau etnis tertentu. Aksi teror tersebut tidak
            juga kalau hal ini diterapkan di Indonesia, yang ditampilkan   bisa ditoleransi atau dimaafkan. Penyelesaian masalah melalui
            tidak hanya sekedar laporan singkat tetapi
            data lengkap termasuk video pembahasan.
            Sidang jadi akuntabel, masyarakat juga akan
            tahu dan mencatat sikap fraksi dan anggota
            dewan dalam isu­isu tertentu,” tekan dia.
               Agenda dua tahunan yang dihadiri parle­
            men dari 22 negara dan 4 observer berhasil
            menyepakati sejumlah keputusan yaitu 18
            resolusi dan Deklarasi Phnom Penh. Bagi
            Agus Hermanto deklarasi itu cukup posi­
            tif untuk menata langkah parlemen Asia
            ke depan. “Iya saya rasa apa yang kita ha­
            sil dalam pertemuan ini cukup positif, ada
            18 resolusi berhasil disepakati kemudian
            deklarasi Phnom Penh yang memantapkan
            sejumlah pertemuan sebelumnya,” ujar dia.
            Ia mengingatkan persidangan parlemen se­
            Asia ini pada hakekatnya bagian dari upaya   Delegasi DPR RI pada sidang APA ke-8 di Kamboja
            untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.   radikalisasi, kekerasan, terorisme atau perang hanya menye­
            Ini juga sejalan dengan goal ke­16 SDGs (Sustainable Develop­  babkan kesulitan yang lebih besar dan melahirkan kekerasan
            ment­Goals)­yang­merefleksikan­komitmen­parlemen­sebagai­  yang lebih banyak.
            bagian dari komunitas internasional.                 Parlemen anggota APA bertekad menegakkan prinsip­prin­
               Pembahasan 18 draf resolusi dipimpin oleh Nguon Nhel   sip hidup berdampingan secara damai dan upaya negosiasi
            Wakil Ketua Parlemen Kamboja yang juga menjabat sebagai   dalam memecahkan sengketa internasional. Menuntaskan
            Ketua Panitia Pengarah Sidang Umum ke­8 yang mengusung   segala bentuk terorisme dan pendudukan melalui hukum dan
            tema; “Promoting Peace, Reconciliation and Dialogue in Asia”.   kerja sama internasional.Bagian lain deklarasi juga menyebut
            Resolusi yang disepakati diantaranya tentang Resolusi tentang   pentingnya agenda moderat dan inisiatif untuk melakukan
            Pasar Energi Terintegrasi di Asia, Resolusi Upaya Mengurangi   upaya deradikalisasi pada setiap tingkatan masyarakat ter­
            Kemiskinan di Asia, Resolusi Menyesalkan Aksi Terorisme dan   masuk generasi muda dan sektor swasta sebagai bagian dari
            Kekerasan Ekstrim dan Resolusi tentang Masalah Lingkungan.   upaya menuntaskan permasalahan radikalisme, kekerasan dan
            Sementara Deklarasi Phnom Penh menekankan kekerasan   terorisme. (IKY) FOTO: IBNUR KHALID/PARLE/HR


                Assalamualaikum, I am from Indonesia                         Salah seorang jamaah bernama Ahmad berdialog
                Delegasi DPR pada Sidang Umum ke­8 Asian Parlia­          cukup lama. Ia mengaku berasal dari suku Cam yang
              mentary Assembly (APA) di Phnom Penh, Kamboja 7­12          berdasarkan sejarah nenek moyangnya pernah membe­
              Desember 2015 meluangkan waktu untuk melaksanakan           sarkan Kerajaan Campa yang menurut para ahli terletak di
              ibadah shalat Jumat di Mesjid Agung Al Serkal. Dipimpin     perbatasan Kamboja­Vietnam. Salah seorang raja Campa
              Ketua Delegasi Agus Hermanto, rombongan berbaur deng­       dikenal ada yang menganut agama Islam, sehingga kera­
              an masyarakat muslim dan juga delegasi dari negara lain.    jaan waktu itu menerapkan prinsip­prinsip islami.
                Ibadah shalat Jumat berlangsung khusuk walaupun              Delegasi DPR juga berdialog dengan Syam warga
              ceramah disampaikan dalam bahasa Kamboja yang tentu pesannya tidak   Kamboja asli Malaysia yang sudah tinggal cukup lama di negara ini. Keju­
              dimengerti oleh jamaah dari negara lain. Usai ibadah para jamaah bersala­  tan lain dari Hamdi yang ternyata orang Indonesia yang bekerja di sebuah
              man dan kesempatan itu dipergunakan oleh rombongan delegasi DPR bersi­  restoran di Kamboja. “Wah Bapak DPR ini ya,” sapanya sambil tersenyum
              laturahmi dengan masyarakat muslim Kamboja.      lebar.
                “Assalamualaikum, I am from Indonesia,” demikian sapaan Agus yang   Salah seorang pejabat KBRI Kamboja, Muhsin menyebut cikal bakal Mes­
              juga Wakil Ketua DPR RI ketika menjabat tangan para jamaah. Ketika berte­  jid Al Serkal dibangun prajurit Garuda TNI pada saat bertugas membantu ke­
              mu dengan jamaah yang mampu berbahasa Inggris pembicaraan kemudian   amanan pasca konflik di wilayah ini. Beberapa tahun lalu mesjid dipugar dengan
              mengalir tentang pekerjaan, kehidupan muslim di Kamboja, dll.  dukungan dana dari Uni Emirat Arab. (IKY) FOTO: IBNUR KHALID/PARLE/HR




                                                                                          EDISI 132 TH. XLV, 2015  67
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72