Page 64 - MAJALAH 132
P. 64

kunjungan kerja


































          Tim Kunker Panja RUU Migas Komisi VII DPR RI bersama Pemprov. Riau

         Panja RUU Migas Komisi VII


         Serap Aspirasi Dari Tiga Daerah



                PR RI sepakat memasukan    terkait porsi bagi hasil antara pemerin­  dengan denda dari kata “sebanyak­
                RUU tentang perubahan atas   tah pusat dan pemerintah daerah, serta   banyaknya” diubah menjadi “sekurang­
                UU No.22 Tahun 2001 tentang   pihak swasta sebagai kontraktor atau   kurangnya”. Hal itu tak lain adalah un­
          DMinyak dan Gas Bumi men­        developernya. Selama ini dalam pe­  tuk memberikan efek jera terhadap para
          jadi RUU Prioritas yang masuk dalam   ngelolaan minyak bumi prosentase bagi   pelaku.
          Program legislasi nasional (Prolegnas)   hasilnya 85 persen untuk negara dan 15   Anggota Panja RUU Migas Komisi VII
          Tahun 2015. Sebagai bagian dari proses   persen untuk swasta yang menjadi kon­  DPR RI sangat mengapresiasi masukan
          pembentukan RUU beberapa waktu lalu   traktor. Disini pemerintah daerah juga   tersebut. Dikatakan anggota Komisi VII
          Panitia Kerja (Panja) RUU Migas Komisi   diberikan porsi khusus yakni sekurang­  DPR Jamaluddin Jafar yang memimpin
          VII DPR RI menjaring aspirasi Pemerin­  kurangnya sepuluh persen dari jatah 85   Tim Kunjungan kerja, permintaan terse­
          tah daerah langsung dari tiga Provinsi,   persen yang dimiliki negara (pemerintah   but merupakan hal yang wajar. Namun
          yakni Provinsi Riau, Sumatera Selatan   pusat). Jika penghasil minyak itu ada di   ia mengingatkan bahwa negara repu blik
          dan Kalimantan Timur.            beberapa kabupaten, maka harus dibagi   Indonesia ini merupakan negara ke­
                                           secara proposional dari 10 persen jatah   satuan, dimana ada daerah­daerah yang
          RIAU                             pemerintah daerah tadi.           tidak memiliki potensi minyak di dae­
            Provinsi Riau merupakan penghasil   Pada kesempatan itu Pakar Hukum   rahnya. Ini pun harus mendapat subsidi
          minyak terbesar di Indonesia. Panitia   dari Universitas Islam Riau, Syafrinaldi   dari negara,
          Kerja (Panja) RUU Migas Komisi VII DPR   juga berharap adanya perubahan para­  Sementara itu terkait pencantuman
          RI dalam pertemuannya Kamis (3/12)   digma terhadap sanksi yang dijatuhkan   sanksi yang dimaksud para pakar terse­
          dengan Plt Gubernur Riau yang diwakil­  kepada para pelaku pelanggaran Un­  but, anggota Panja RUU Migas Komisi
          kan oleh Kepala Dinas Pertambangan   dang­undang Migas ke depan. Jika sebe­  VII, Dony Maryadi Oekon menyetujui­
          dan Energi Sumber Daya Mi neral Riau,   lumnya ada kata­kata “selama­lamanya”   nya. Karena jika masih ada kata selama­
          Syahrial Abdi, dan Para Pakar Hukum   diberikan hukuman sebagai berikut,   selamanya dapat diartikan paling lama,
          dan Migas dari Universitas Islam Riau   maka ke depan kata “selama­lamanya”   sehingga bisa saja pengadilan menjatuh­
          menerima sejumlah masukan.       itu harus diiubah menjadi sekurang­  kan hukuman terendah. Namun seba­
            Pemprov Riau memberi  masukan   kurangnya. Begitupun yang terkait   liknya jika “sekurang­kurangnya” maka



          64  EDISI 132 TH. XLV, 2015
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69