Page 63 - MAJALAH 132
P. 63

mungkin dipertimbangkan untuk masuk   dengan mudah oleh
            dalam draft RUU. Terkait penerbit yang   kalangan umum.
            bertanggungjawab pun mendapat so­   “Kami beberapa
            rotan para pelaku pendidikan di Kota   waktu lalu kecolo­
            Gudeg itu.                        ngan, kami mene­
               “Mesti ada sebuah institusi, atau sia­  mukan buku re­
            pa nanti yang ditunjuk untuk melakukan   ferensi yang isinya
            penelahaan konten buku. Jangan sam­  salah dan sangat
            pai, buku yang diterbitkan dan disebar­  fatal.­Yakni,­Burung­
            kan, mengandung konten yang tidak bisa   Garuda Indonesia
            dipertanggungjawabkan. Ini masih ada   menengok kearah
            hubungannya dengan institusi pener­  yang salah. Dan ti­
            bitan yang jelas dan bertanggung jawab   dak dicantumkan
            juga,” kata Kharis.               siapa yang mener­
               Politisi F­PKS itu menambahkan, in­  bitkan dan bertang­  Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Kharis Almasyhari memimpin Tim Panja
            stitusi yang dibentuk itu nantinya ber­  gung jawab. Tapi   Sistem Perbukuan ke Provinsi DI Yogyakarta
            tugas untuk mengawasi konten, dalam   anak­anak dengan mudah mudah me­  Rendahnya minat untuk menjadi pro­
            hal ini ketika terjadi penyimpangan   ngunduhnya. Anak­anak mengunduh­  fesi penulis pun menjadi bahan diskusi.
            dalam konten buku. Bukan kemudian   nya tidak selektif,” jelas Baskara.  Kharis menduga, minimnya minat untuk
            malah mengatur konten. “Mengawasi   Sementara, Kepala Dinas Pendidikan   menjadi penulis, diantaranya diakibat­
            agar tidak terjadi penyimpangan, yang   Menengah dan Non Formal Kabupaten   kan oleh kecilnya royalti dan pemba­
            berdampak pada kontraproduktif dalam   Bantul, Totok Sudarto mengaku per­  jakan yang masif.
            rangka mencerdaskan kehidupan bang­  nah menemukan buku yang beralisan   “Royalti penulis buku itu rendah
            sa,” imbuh Kharis.                radikalisme, padahal buku itu sudah   sekali. Ini dikarenakan jumlah oplah ce­
               Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda   mendapat izin untuk terbit dari Kemen­  tak dari penerbit untuk buku­buku itu
            dan Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi   dikbud dan Kemenag. Ia memperta­  sangat kecil. Kalau oplah cetaknya kecil,
            DI­Yogyakarta,­Baskara­Aji,­mengaku­  nyakan, apakah kedua Kementerian itu   berarti royalti kecil. Saya kira ini meru­
            pihaknya pernah kecolongan dengan   sudah benar­benar menyeleksi buku   pakan suatu permasalahan yang cukup
            adanya kesalahan pada buku referensi   yang akan diterbitkan. Akibat kesalahan   complicated, sehingga harus diurai satu
            untuk anak didik. Ini terjadi pada buku   cetak buku itu, membuat kondisi sema­  per satu dalam UU Sistem Perbukuan,”
            digital atau e-book, yang dapat diunduh   kin tidak kondusif.       kata politisi asal dapil Jawa Tengah itu.
                                                                                  Dalam kesempatan yang sama, Ang­
                                                                                gota Komisi X DPR, My Esti Wijayati
                                                                                (F­PDI Perjuangan) mengaku mendapat
                                                                                masukan yang  sangat  luar biasa. Ia
                                                                                meng apresiasi berbagai masukan yang
                                                                                telah disampaikan Pemerintah Provinsi
                                                                                DI­Yogyakarta,­salah­satunya­terkait­
                                                                                konten.
                                                                                  “Dengan mendengar apa yang disam­
                                                                                paikan, saya langsung merasa maknyes.
                                                                                Di­Yogya,­kita­mendapat­masukan­ter­
                                                                                kait konten. Saya kira ini menjadi ke­
                                                                                sempatan dan juga momentum yang
                                                                                bisa kita jadikan salah satu masukan dan
                                                                                referensi untuk kita masukkan di dalam
                                                                                RUU Sisbuk ini,” imbuh politisi asal dapil
                                                                                DI­Yogyakarta­ini.
                                                                                  Kunjungan ini juga diikuti oleh Sofyan
                                                                                Tan­(F-PDI­Perjuangan),­Yayuk­Basuki­(F-
                                                                                PAN), Dedi Wahidi (F­PKB), dan Dadang
                                                                                Rusdiana (F­Hanura). (SC,HR,SF) FOTO: EKA
                                                                                HINDRA, SOFYAN, SUCIATI/PARLE/HR
            Tim Panja Sistem Perbukuan Komisi X DPR berfoto bersama dengan pejabat Pemerintah Provinsi DI
            Yogyakarta


                                                                                          EDISI 132 TH. XLV, 2015  63
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68