Page 27 - MAJALAH 124
P. 27

POLRI CERMATI PRO DAN KONTRA



                                       POLISI PARLEMEN






                 ro dan kontra muncul di ten­
                 gah publik, pasca wacana
            Ppembentukan Polisi Parlemen
            bergulir dari ruang rapat Badan
            Legislasi DPR RI. Markas Besar Pol­
            ri sebagai pengusung konsep ini,
            mencermati pro dan kontra terse­
            but. Dinamika ini jelas produktif
            sehingga proses pengkajian akan
            lebih banyak menjaring masukan
            dari sejumlah pihak yang menyu­
            arakan pemikirannya. Itu yang di­
            sampaikan Karo Lemtala Srena Pol­
            ri, Brigjen Pol Gatot Eddy Pramono
            dalam pembicaraan dengan Parle di
            Jakarta belum lama ini.

            “Jalan masih panjang, pembentu­
            kan Polisi Parlemen perlu terlebih
            dahulu adanya kesepakatan di in­
            ternal  Parlemen serta dukungan  berbagai tempat dan telah menarik  Pembentukan satuan Polisi Parle­
            masyarakat/rakyat. Hingga saat    pehatian dunia internasional ketika   men diharapkan menjadi jawaban
            ini masih terdapat suara pro kon­  Bom Bali 1 dan 2 menimbulkan kor­  menghadapi dinamika politik dan
            tra baik dikalangan anggota DPR  ban jiwa tidak hanya warga Indo­   ancaman  serta gangguan yang
            maupun masyarakat. Jika parle­    nesia tetapi juga warga negara lain   muncul di negeri ini. “Pembentukan
            men dan masyarakat sepakat,       yang jadi tamu di sini.           Polisi Parlemen ada plus dan mi­
            maka Polri tentu akan mendukung                                     nusnya. Keuntungannya, pelayanan
            pembentuk an Polisi Parlemen ini.   Kelompok radikal ini terus melaku­  untuk pengamanan, perlindungaan
            Sebaliknya bila internal DPR tidak   kan pergerakan bersifat klandeis­  dan penciptaan ketertiban diling­
            sepakat dan dukungan masyarakat   tein serta terorganisir dan terus  kungan parlemen akan lebih men­
            tidak kuat, tentu Polri tidak akan  melakukan rekruitmen dengan     jadi optimal, apalagi dari catatan
            memaksakan pembentukan Polisi     berbagai cara. Sejumlah temuan  kepolisian pernah terjadi peristiwa
            Parlemen dan akan mengoptimal­    menunjukkan sebagian jaringan  gangguan kamtibmas yang cukup
            kan Sistem Pengamanan yang su­    kelompok radikal ini diketahui me­  signifikan seperti ledakan bom oleh
            dah ada dengan Polda Metro Jaya   miliki sasaran teror yakni obyek   pelaku teror pada tahun 2003, de­
            sebagai ujung tombaknya,” katanya   vital selain untuk menunjukkan  montrasi anarkis termasuk konflik
            sambil menganggukkan kepala.      eksistensinya juga ingin meng­    internal yang berpotensi melanggar
                                              ganggu stabilias keamanan negara.   hukum. Sebagai contoh di Amerika
            Ia mencatat pergantian era orde   Mereka juga merupakan transnasi­  serikat, dengan terbentuknya US
            baru ke reformasi juga menimbul­  onal organized crime yang memiliki  Capitol Police, maka pelayanan
            kan berbagai macam konflik, dina­  jari ngan di luar Indonesia bahkan  pengamanan, perlindungan parle­
            mika politik meningkat serta mun­  dalam melakukan aksi terornya    men menjadi lebih fokus dan baik,”
            culnya kelompok­kelompok radikal  direncanakan, didanai, dan diken­  papar dia.
            yang melakukan aksi­aksi teror di  dalikan dari luar negeri.



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 124 TH. XLV, 2015  27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32