Page 32 - MAJALAH 124
P. 32
SUMBANG SARAN
Model Pengamanan
Kompleks DPR RI
aat ini DPR RI melalui Badan utama (paripurna). Hal itu tentu yang disampaikan dalam proses
Legislasi tengah membahas sangat membuka ruang bagi ter pembahasan Rancangan Peraturan
SRancangan Peraturan DPR jadinya potensi keadaan bahaya tersebut. Salah satunya adanya
RI tentang Sistem Pengamanan di baik di sengaja (sabotase) maupun pola zonasi yang dalam rancangan
Lingkungan Gedung DPR RI. Se akibat kecelakaan (tabung gas me Peraturan DPR RI tersebut dise
cara umum Rancangan Peraturan ledak, korsleting, dll). butkan ada zona hijau, zona kuning
DPR RI tersebut memiliki tujuan dan zona merah sebagai tingkatan
untuk menata sekaligus memper Berdasarkan hal itu semua, maka gradasi pengamanan. Untuk zona
baiki pola dan sistem pengamanan DPR RI merasa perlu untuk mem hijau, pengamanan relatif longgar,
di lingkungan gedung DPR RI yang buat peraturan dalam rangka mena sementara zona kuning lebih diper
dirasakan semakin hari semakin ti ta dan mengelola kawasan kompleks ketat dan terbatas, sedangkan zona
dak kondusif bagi berlangsungnya gedung DPR RI ini dengan baik tan merah menjadi semacam restricted
kegiatan kenegaraan seharihari pa menghilangkan sifat kedekatan area. Pilihan lain yang digagas oleh
para anggota DPR RI. Hampir setiap antara wakil rakyat dan rakyatnya. beberapa pihak terutama pihak ke
hari dapat kita lihat betapa longgar Yang paling utama adalah bagaima polisian adalah dibentuknya polisi
nya pengamanan sejak kita masuk na mengatur hal tersebut tetapi parlemen atau pola pengamanan
kompleks DPR RI baik bagi pejalan tetap mempertimbangkan sifat par melekat seperti di beberapa Negara
kaki, kendaraan bermotor roda lemen sebagai lembaga yang me meskipun dengan catatan harus
dua, hingga mobil termasuk taksi. wakili kepentingan rakyat. Atas hal merubah beberapa peraturan lain
Jikapun ada pemeriksaan (terhadap tersebut terdapat beberapa pilihan nya yang menegaskan bahwa polisi
taksi), hal itu dirasa sebagai formali
tas belaka, kecuali jika ada hajat be
sar seperti pidato kenegaraan maka
pola pengamanannya diperketat
dan melibatkan pihak kepolisian
serta Pasukan Pengamanan Presi
den (Paspampres). Selanjutnya jika
hendak memasuki ruang sidang/
rapat, maka siapapun bisa mema
sukinya (baik di ruang rapat utama
ataupun di balkon) tanpa pemerik
saan secara ketat kecuali sifat rapat
tertutup. Selain pola pengamanan
yang bersifat fisik keamanan, pena
taan gedung juga menjadi perhatian
termasuk di dalamnya penempatan
ruangruang teknis seperti pusat
gas, pusat pengendali elektrik (lis
trik), AC, dan lain sebagainya men
jadi persoalan yang rumit. Belum
lagi dengan melihat penataan ka
wasan dengan banyaknya warung/
kedai hingga ke dekat gedung rapat
32 PARLEMENTARIA EDISI 124 TH. XLV, 2015