Page 60 - MAJALAH 124
P. 60

KUNJUNGAN KERJA            Tim Kunker Komisi VI DPR meninjau langsung pabrik pengolahan ikan PT Perikanan Nusantara




          nyusunan dari RUU menjadi UU     sanya dibagi ke seluruh kabupaten   Politisi Gerindra ini menyambut
          tidak  menjadi hak  absolut  DPR,   atau kota. Sangat tidak adil, karena   positif seluruh masukan dan as­
          namun juga bersama Pemerintah,   yang merasakan degradasi lingku­  pirasi daerah dari Pemerintah
          itu yang menyulitkan kami. Kami   ngan adalah daerah penghasil,” te­  Provinsi Kalsel, maupun stakeholder
          akan melakukan negosiasi dengan  gas Rudy.                         di Kalsel. Ia mengaku, Baleg sangat
          pemerintah, apa kira­kira yang                                     membutuhkan masukan dari pihak
          menjadi solusi dari permintaan   Untuk itu, ia mengaku lebih me­   yang berkepentingan di UU. Ia me­
          daerah ini,” kata Firman.        milih wilayah yang dia pimpin ti­  nambahkan, bila diperlukan, Baleg
                                           dak memiliki tambang batu bara  akan mengundang Rapat Dengar
          Politisi asal Dapil Jawa Tengah III ini  dari pada harus menanggung risiko   Pendapat Umum (RDPU) Pemerin­
          mengakui, selama ini dalam pem­  kerusakan alam yang luar biasa    tah Provinsi atau jajaran, untuk me­
          bahasan UU di Panja sangat ter­  seperti saat ini. “Kalau disuruh me­  nyampaikan aspirasi mengenai RUU
          batas waktunya, sehingga kurang   milih, saya lebih memilih Kalsel ti­  yang sedang dibahas.
          melibatkan aspirasi dari daerah.   dak memiliki tambang, tetapi tetap
          Biasanya, Panja hanya melibatkan   mendapatkan bagi hasil dari pusat,   “Sekali waktu Gubernur maupun
          akademisi dan perguruan tinggi.  dari pada harus menanggung risiko   jajaran, bisa kita undang RDPU,
                                           kerusakan alam yang luar biasa    untuk menyampaikan masukkan­
          “Kami katakan kepada Gubernur  seperti saat ini,” protes Rudy.     nya. Sehingga, UU yang dihasilkan
          Kalsel, ini bukan pertemuan yang
          terakhir, tapi kita akan melakukan
          pertemuan berikutnya di Jakarta.
          Gubernur dan masyarakat bisa
          menyampaikan masukan kepada
          DPR RI. Saya rasa ini sangat bagus,
          karena memang dalam proses pe­
          nyusunan UU jarang itu melibatkan
          daerah. Kami ke Kalsel ini jemput
          bola, jangan sampai RUU yang diun­
          dangkan itu banyak menimbulkan
          kekecewaan di masyarakat,” jelas
          Firman.

          Dalam sesi  pendalaman materi,
          Gubernur Provinsi Kalsel Rudy    Giatkan Sosialisasi               nanti tidak hanya sekedar kepen­
          Ariffin mempertanyakan kecilnya                                    tingan DPR ataupun Pemerintah,
          presentase pembagian royalti sum­  Ketua Baleg Sareh Wiyono mene­  tapi menjadi payung hukum untuk
          ber daya alam yang diterima dae­  gaskan Baleg berencana akan se­  seluruh masyarakat,” tambah Poli­
          rah penghasil, seperti daerah yang  makin menggiatkan sosialisasi   tisi asal Dapil Jawa Timur VIII ini.
          dipimpinnya. Ia menilai, selama   UU, baik RUU yang sedang dalam
          ini belum ada keadilan perimba­  penyu sunan,  maupun  RUU  yang   Kunker ke Provinsi Kalsel ini juga
          ngan keuang an antara Pemerintah   sudah diundangkan. Pasalnya, UU   diikuti oleh Ketua Baleg Sareh Wi­
          Pusat dan daerah, khususnya sektor   yang dihasilkan DPR dan Pemerin­  yono (F­PG), kemudian Anggota
          penerimaan pajak dan royalti tam­  tah Pusat, nantinya akan menjadi   Baleg dari F­PDIP Hendrawan Su­
          bang.                            payung hukum bagi masyarakat.     pratikno, My Esti Wijayati, Da niel
                                                                             Lumban Tobing dan Rieke Diah
          “Yang dipungut dari miliaran atau   “Kunjungan ini bagus sekali. De­  Pitaloka. Dari F­PG mengirimkan
          triliunan rupiah ekspor batubara  ngan adanya sosialisasi ini, sehing­  Neni Moerniaeni dan Tabrani Maa­
          sebesar 13,5 persen. Sebagian besar   ga kita banyak mendapatkan ma­  mun. Kemudian, hadir pula Jefirst­
          dipungut pemerintah pusat, Kalsel   sukan dari daerah untuk UU yang   son Riwu Kore (F­PD), Ammy Ama­
          hanya mendapat 3 persen dari 13,5  masuk Prioritas Prolegnas dan se­  lia Fatma Surya (F­PAN), Abdul Fikri
          persen itu. Itu juga harus dibagi   dang diharmonisasikan. Ini sangat  Faqih (F­PKS), dan Ali Umri (F­Nas­
          lagi dengan Kabupaten atau Kota   baik bagi Baleg, sehingga bila perlu   dem). (sf) Foto: Sofyan/Parle/HR
          di Kalsel. Dari 3 persen itu, Provinsi  ditingkatkan ke daerah­daerah
          hanya mendapat 40 persen dan si­  lain,” jelas Sareh.



          60 PARLEMENTARIA  EDISI 124 TH. XLV, 2015
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65