Page 7 - MAJALAH 107
P. 7
Menghimbau Gali Budaya Talang Mamak
Surat dari Patih masyarakat adat Talang Mamak untuk melakukan audit lingkungan terkait
di Sembilan Batin, Kecamatan Rakit Kulim, dengan keberadaan perusahaan perkebunan
Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau yang kelapa sawit, pertambangan, hutan tanaman
melaporkan bahwa Talang Mamak saat ini telah industri di wilayah adat Talang Mamak.
berubah karena banyaknya persoalan yang terjadi
dan mengancam aspek kehidupan masyarakat d. Mendesak Kementerian Pariwisata dan
baik dari aspek ekonomi, sosial budaya, hukum Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan
dan politik. pariwisata berbasis ekologi dan budaya
masyarakat Adat Talang Mamak.
Berkaitan dengan hal tersebut, pelapor
menyampaikan maklumat dalam rangka e. Mendesak BPN untuk meninjau ulang seluruh
perbaikan dan kemajuan bagi masyarakat adat sertifikat dan pemberian HGU yang ada di
Talang Mamak. wilayah adat Talang Mamak.
Pelapor juga menyampaikan petisi antara lain f. Mendesak Kemenhut untuk meninjau ulang
sebagai berikut : penetapan kawasan hutan dan perijinan
kehutanan.
a. Mendesak DPR untuk segera mengundang
ormas adat dalam RDPU agar segera g. Mendesak Komnas HAM untuk melakukan
mengesahkan RUU tentang Pengakuan dan mediasi antara masyarakat adat Talang Mamak
Perlindungan Hak-hak Masyarakat Adat. dengan Pemerintah terkait keberadaan agama
leluhur.
b. Mendesak Kemenkumham dan Kemendagri
untuk segera melakukan sinkronisasi atas h. Mendesak Pemda Indragiri Hulu dan DPRD
semua Peraturan Perundang-undangan. Indragiri Hulu untuk menerbitkan Perda yang
mengakui hak-hak masyarakat adat.
c. Mendesak Kementerian Lingkungan Hidup
Perbaikan Jalur Pejalan Kaki Sekitar Stasiun Kereta Api
Surat dari Atika warga Serpong, Tangerang. Karena kantornya tidak terlalu jauh setiap pagi
Sebagai karyawan yang bekerja di kawasan ia memilih berjalan kaki, apalagi udara masih
Senayan setiap hari ia menggunakan moda terasa segar. Tapi sangat disayangkan trotoar
transporatasi commuter line, KRL Serpong – disamping gedung DPR, sungguh tidak memadai.
Tanah Abang. Kemacetan yang semakin parah Paving block sudah rusak, sebagian belum
membuatnya meninggalkan mobil pribadi dan terpasang dan kalau musim hujan trotoar berubah
merasa lebih nyaman menggunakan transportasi jadi kubangan lumpur. Pejalan kaki memilih turun
publik. Ia mengapresiasi kebijakan pemerintah ke jalan raya yang tentu membahayakan jiwanya.
dan DPR yang telah mendukung PT. KAI sehingga
mampu memberikan pelayanan lebih baik. Sangat disayangkan kondisi trotoar yang buruk
ini ada disamping gedung DPR, tempat dimana
Hanya saja kelancaran yang dilewatinya pada wakil rakyat bertugas mengawasi pembangunan
saat menggunakan comline terhenti di stasiun infrastruktur. Pada bagian akhir suratnya
Palmerah. Begitu keluar dari stasiun ia disambut Atika menulis, aspirasi ini disampaikan setelah
lautan ojek yang membuat macet jalanan. Mereka membaca majalah Parlementaria yang tersedia di
berebut penumpang yang baru saja turun dari ruang tunggu bandara Sukarno Hatta. Mungkin
kereta. Keteraturan yang sudah mulai dibangun anggota DPR di Senayan bisa membaca pesan ini
PT. KAI hilang ketika mulai keluar stasiun. dan menyampaikan kepada pemerintah untuk
segera memperbaiki trotoar tersebut.
PARLEMENTARIA EDISI 107 TH. XLIII, 2013 7