Page 57 - MAJALAH 88
P. 57

KUNJUNGAN  KERJA





                Ia  mengusulkan  kepada  Komisi   man-teman  yang  hadir  disini,  siap   VII dari Fraksi Partai Golkar juga mem-
            VII agar ada penambahan kuota bagi   membantu  untuk  memperjuangkan   beri dukungan yang sama terkait de-
            daerah  Maluku  dan  perbesar  BBM   hal  tersebut  kepada  pemerintah  pu-  ngan masalah Blok Masela ini. “Komisi
            bersubsidi.  Karena  minyak  di  daerah   sat dalam hal ini Kementerian ESDM,”   VII  setelah  kembali  ke  Jakarta  akan
            perbatasan  Maluku  Barat  Daya  yang   ujar Milton Pakpahan         mengundang Kementerian ESDM un-
            pulau-pulau  kecil  itu  harganya  di   Politisi  dari  Fraksi  Partai  De-  tuk  meminta  penjelasan  terkait  de-
            atas  Rp  20.000,-/liter,  itu  pun  untuk   mokrat, Milton mengatakan, masalah   ngan belum ditandatanganinya PI 10
            mendapatkannya  juga  sangat  sulit.   yang  saat  ini  muncul  terkait  dengan   persen tersebut,” ujarnya.
            “Ini ‘kan ironis sekali dengan masyara-  pengelolaan Blok Migas Masela yakni   Sementara itu, Gubernur Provinsi
            kat  disana  yang  sudah  miskin  sulit   klaim  mengklaim  batas  wilayah  Blok   Maluku,  Karel  Albert  Ralahalu  dalam
            pula  untuk  mendapatkan  minyak,”   Masela. “Saya kira permasalahan yang   pertemuan  itu  mengakui,  bahwa
            tuturnya.(iw)/foto:iw/parle.      terjadi  saat  ini  adalah  klaim  meng-  hingga  saat  ini  pemerintah  pusat
                                              klaim  batas  wilayah  yang  dipersoal-  belum  memastikan  siapa  yang  akan
                                              kan oleh Provinsi Maluku dan Provinsi   mengelola  PI  10  persen  Blok  Migas
            Siap Bantu Maluku                 NTT.  Maka  Komisi  VII  DPR  dalam   Masela. “Jadi masalah yang dihadapi
                Perjuangan  Pemerintah  Provinsi   hal  ini  siap  membantu  pemerintah   oleh Pemerintah Provinsi Maluku saat
            Maluku, baik eksekutif maupun legis-  provinsi  dan  rakyat  Maluku  untuk   ini  adalah  belum  ada  kepastian  dari
            latif untuk mendapatkan Participating   mendapatkan  10  persen  tersebut,”   pemerintah pusat terkait dengan sia-
            Interest (PI) 10 persen terkait dengan   jelasnya.  Apalagi  sampai  saat  ini  PI   pa yang memiliki hak mengelola Blok
            pengelolaan Blok Migas Abadi Masela   10 persen belum ditandatangani oleh   Masela,” jelasnya.
            hingga saat ini belum juga menunju-  Kementerian Energi dan Sumber Daya   Menurutnya,  sesuai  dengan  un-
            kan  titik  temu.  Bahkan  upaya  untuk   Mineral (ESDM), tambahnya.   dang-undang,  Blok  Masela  masuk
            mendapatkan hak tersebut terancam     Menurut  Milton,  Blok  Masela   dalam  wilayah  Republik  Indonesia
            hilang, dengan munculnya klaim dari   yang memiliki kandungan Migas yang   yang ada di Provinsi Maluku. Karena
            Pemerintah  Nusa  Tenggara  Timur   cukup besar memiliki persoalan yang   masuk  dalam  wilayah  Provinsi  Ma-
            (NTT)  dan  PT.  Pertamina  yang  ingin   sangat unik. Masalah ini cukup unik,   luku sehingga sebagai wilayah peng-
            mendapatkan PI tersebut.          kata Milton. Untuk itu, lanjutnya, kita   hasil,  maka  Provinsi  Maluku  berhak
                “Saya  memberi  aspresiasi  yang   akan  mendorong  hal  ini  untuk  dibi-  mendapatkan  PI  10  persen  itu,  him-
            positif  kepada  pemerintah  provinsi   carakan  dengan  Kementerian  ESDM,   buhnya.
            dan rakyat Maluku yang begitu gigih   sehingga masalah pengelolaan PI 10   Ketua  Komisi  B  DPRD  Provinsi
            untuk  memperjuangkan  PI  tersebut.   persen  Blok  Masela  dapat  tersele-  Maluku,  Melky  L.  Frans,  menambah-
            Oleh karena itu saya selaku anggota   saikan, tuturnya.              kan  hak  pengelolaan  PI  itu  adalah
            Komisi      VII      DPR      bersama        te-  Syamsul  Bachri  anggota  Komisi   hak daerah penghasil. Karena berada
                                                                                 dalam Provinsi Maluku maka dia ba-
                                                                                 gian  dari  kewenangan  pemerintah
                                                                                 pusat sesuai dengan undang-undang,
                                                                                 dan tidak ada alasan untuk secepat-
                                                                                 nya  Kementerian  ESDM  menerbitkan
                                                                                 itu  kepada  provinsi  sebagai  wujud
                                                                                 tanggungjawabnya  sebagai  ibu  atas
                                                                                 daerah ini, kata Melky.
                                                                                     Dia  berharap  dengan  kehadiran
                                                                                 Komisi VII DPR ke Provinsi Maluku ki-
                                                                                 ranya dapat membantu daerah Malu-
                                                                                 ku dan mendorong agar Kementerian
                                                                                 ESDM  yang  baru  ini  dapat  memper-
                                                                                 cepat SK-nya.
                                                                                     “Kami  sebagai  wakil  rakyat  Ma-
                                                                                 luku  tidak  mau  mengecewakan  hati
                                                                                 rakyat  Maluku,  untuk  itu  kami  minta
                                                                                 kepada  Komisi  VII  DPR  untuk  ikut
                                                                                 berpartisipasi   memperjuangannya,”
                                                                                 pintanya.(tim-parle)
            Anggota Komisi VII DPR RI, Milton Pakpahan






             8                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 88 TH. XLII, 2011 |  9
                                                                                                                                                                                                                                          9
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                                              TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                        |
             8 | PARLEMENTARIA |  Edisi 88 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 88 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                        P
                                                                                                                                                                                                                                       1

                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 88
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62