Page 42 - MAJALAH 114
P. 42

LEGISLASI




                                                                             fungsi pengawasan tercakup dalam
                                                                             RUU  ini.  Itu  yang  kami  tolak,”
                                                                             jelas Putih Sari. Lebih lanjut Putih
                                                                             Sari mengatakan, penghapusan
                                                                             kata “Pengawasan” dalam judul
                                                                             RUU kurang relevan mengingat
                                                                             semangat dari inisiatif pembuatan
                                                                             RUU ini adalah untuk mengawasi
                                                                             sediaan farmasi, alkes dan PKRT dari
                                                                             mulai produksi hingga distribusinya.

                                                                               “Apalagi kalau kita sepakat bahwa
                                                                             Badan POM akan kita tunjuk sebagai
                                                                             badan yang akan mengawal atau
                                                                             mengawasi pelaksanaan RUU ini.
                                                                             Selama ini belum ada pengaturan
                                                                             obat dan makanan yang kompre-
                                                                             hensif dalam pengawasan terhadap
                                                                             sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
                                                                             PKRT, hanya diatur secara terba-
                                                                             tas dalam UU No 23/1992 tentang
                                                                             Kesehatan,namun memang belum
                                                                             optimal,” tandas Putih Sari.

                                                                               Selain  upaya koordinasi  lintas
                                                                             sektor, menurut  Putih  Sari,
                                                                             diperlukan juga payung hukum
                                                                             yang kuat agar Badan POM dapat
                   Selama ini belum ada pengaturan obat dan                  memperkuat fungsinya dan
          makanan yang komprehensif dalam pengawasan                         memperluas kewenangannya.
                                                                             “Kalau kita belajar dari negara-
          terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan, dan                      negara di seluruh dunia, mereka
          PKRT, hanya diatur secara terbatas dalam UU                        juga mempunyai UU Pengawasan
                                                                             Obat dan Makanan meskipun
          No 23/1992 tentang Kesehatan,namun memang                          menggunakan istilah yang berbeda.
          belum optimal                                                      Dengan adanya RUU ini, saya
                                                                             berharap BPOM dapat memperkuat
                                                                             perannya dalam melindungi
          RumahTangga). Sebelumnya judul     Menurut Putih Sari, pembahasan  kesehatan masyarakat terutama dari
          Rancangan  UU ini    adalah RUU  judul RUU sempat berlarut-larut  bahaya obat atau farmasi, alkes dan
          Pengawasan Sediaan Farmasi,  selama beberapa bulan karena tidak  PKRT serta makanan olahan yang
          Alkes dan PKRT, yang dalam  adanya titik temu antara pemerintah  membahayakan,” tambahnya.
          perkembangannya terjadi tarik-   dan DPR,  dan  pembahasannya
          menarik antara pemerintah dan  terhambat pemilu legislative 2014     Penggunaan kata “pengawasan”
          DPR.                             lalu. Pada awal pembahasan Pansus,  dalam judul RUU ini, lanjutnya, juga
                                           RUU ini bernama RUU tentang  akan memperkuat aspek penegakan
           “Alhamdulillah sudah bersepakat  Pengawasan Sediaan Farmasi, Alat  hukumnya. Perlu di ingat, bahwa
          untuk menggunakan judul RUU  Kesehatan, dan PKRT, belakangan  untuk  melindungi  masyarakat
          Pembinaan, Pengembangan dan  pemerintah mengusulkan tambahan  dari bahaya penyalahgunaan dan/
          Pengawasan Sediaan Farmasi, Alat  terhadap judul RUU dengan nama  atau penggunaan yang salah dari
          Kesehatan dan PKRT, sehingga  RUU tentang Sediaan Farmasi,  Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
          selanjutnya kita bisa membahas  Alat Kesehatan, PKRT dan Pangan  dan Perbekalan Kesehatan Rumah
          DIM (daftar inventarisir masalah)  Olahan.                         Tangga serta pangan olahan, tidak
          dari RUU tersebut,” ujar anggota                                   cukup dengan pengawasan saja,
          Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra,   “Jadi ada tambahan kata pangan  melainkan juga dengan diikuti tin-
          Putih Sari usai raker dengan Menteri  olahan dalam judul atau tambahan  dakan dan penegakan hukum atau
          Kesehatan RI, Menteri Perindustrian,  cakupan dalam RUU ini, sekaligus  sanksi (law enforcement) sehingga
          Menteri Perdagangan, Menteri  pengurangan kata “pengawasan”,  ada efek jera. (as) foto: iwan armanias,
          Hukum & HAM di DPR, Senayan.     karena dianggap sudah pasti       naefurojie/parle


          42 PARLEMENTARIA  EDISI 114 TH. XLIV, 2014
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47