Page 39 - MAJALAH 139
P. 39
dengan di TVRI. Kalau di swasta
cukup dengan jingkrak-jingkrak,
tapi di TVRI bagaimana anak itu
mampu memahami dirinya sebagai
anak Indonesia. Selain itu ada hal-hal
yang bersifat universal, karena RRI
dan TVRI untuk melayani seluruh
rakyat Indonesia, dan bahkan WNI
yang ada di luar negeri,” tutur Kabul
Budiono.
Sedangkan mantan Pemimpin
Redaksi SCTV Nurjaman Muchtar
menilai jika pudarnya TVRI pasca
reformasi itu karena TVRI identik
dengan suara pemerintah. Karena
foto : andri/iw itu TVRI harus lebih kreatif di era foto : andri/iw
digital dan web saat ini. “Kalau
swasta itu kan jelas seperti lingkaran
M. Kabul Budiono setan; kalau ratingnya tinggi, maka Nurjaman Muchtar
iklannya akan banyak, kalau iklannya
benturan, namun bisa diatasi. “Jadi, banyak maka akan mendatangkan mempertahankan keutuhan negara.
program RRI dan TVRI berbeda uang banyak, dan kalau uangnya Termasuk di dalamnya berbagai
karena memang tidak berorientasi besar, maka akan kreatif untuk budaya bangsa dari Sabang – Merauke.
profit, karena sifatnya independen. mengembangkan program-program “Yang pasti untuk pengembangan
“Yang mempunyai misi pendidikan, TV,” katanya. siaran itu harus diperkuat secara
pencerahan, keadaban, untuk rakyat Tapi, kalau TVRI dan RRI akan SDM yang profesional, dan dana yang
seluruh Indonesia. Seperti penampilan di-backup oleh negara melalui memadai. Kalau tidak, tentu akan
anak di TV swasta, pasti berbeda RUU RTRI ini, maka seharusnya sulit,” pungkasnya. n (sc)
Saya pikir sistem ini, upaya
ini merupakan salah
satu terobosan dari kami
(Komisi I DPR.Red) agar di
masa depan LPP menjadi
salah satu referensi,
bukan hanya swasta saja.
Baik referensi informasi,
hiburan. Dan yang paling
penting LPP harus menjadi
lembaga yang kuat dan
membanggakan
foto : tvri/iw
Siaran TVRI diharapkan mampu menyajikan kearifan budaya lokal untuk memperkuat
keutuhan NKRI
PARLEMENTARIA l EDISI 139 TH. XLVI - 2016 l 39

