Page 37 - MAJALAH 139
P. 37
S umber D a ya Manusia dan keuntungan, profit oriented, komersial, untuk membangun infrastruktur,”
adanya rasionalisasi, menurut dia, melainkan untuk memberikan katanya.
hal itu bisa saja terjadi,” katanya. pencerahan dan mempertahankan “Sehingga TVRI inilah yang pada
kedaulatan negara. Terlebih saat ini akhirnya akan kita berikan konsensi
Potensi Besar menikmati siaran radio dan TV tidak lebih sehingga mereka akan menjadi
Ia melihat, TVRI memiliki potensi lagi harus di rumah, tapi bisa didengar lokomotif dari usaha pertelevisian dan
yang sangat besar, tapi selama ini dan dilihat dari handpone di tangan, penyiaran di daerah,” tambahnya.
belum diberdayakan secara optimal. untuk kapan, dan dimana saja setiap Masih haruskah TVRI menjadi
Dan ia juga melihat, pemerintah saat, sesuai keinginan. Lokomotif?, menuruf Arief, masih
saat ini menyampaikan diseminasi Bahkan Arief yakin bisa RRI dan harus. Aspirasi lokal itu sudah pasti
program-programnya melalui televisi TVRI sama dengan BBC, NHK, ABC, dan tidak bisa diserap atau diakomodir
swasta. Hal ini menurut Arief tidak lain-lain. Dengan RUU ini RRI dan TVRI sepenuhnya oleh televisi-televisi
tepat, karena lembaga penyiaran akan menjadi penyeimbang industri swasta yang berjaring nasional, karena
publik (LPP) RRI dan TVRI ini akan siaran TV swasta dalam konteks dunia yang menjadi keputusan dan misi
digabung menjadi satu agar lebih yang lebih besar. mereka adalah provit.
efisian dan optimal. Ditegaskan Arief, ada tiga misi
utama dalam UU RTRI ini, yaitu
penguatan Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI), penguatan Lembaga Penyiaran
Publik (LPP), dan digitalisasi. Oleh
karena itu, menurutnya, seluruh aspek
yang menyangkut tiga hal itu di RTRI
sedang diselaraskan dan sinkronkan. RTRI ini sebagai
Hal yang krusial di UU RTRI ini, alat untuk menjaga
dipaparkan Arief, adalah seberapa
jauh RTRI juga memiliki kewenangan- keutuhan dan
kewenangan yang pada dasarnya bisa kedaulatan NKRI. Karena
menjadikan mereka sebagai organisasi
yang mandiri, fleksibel dalam hal itu harus menyiarkan
berita-berita khas
foto : iwan armanias/iw pengelolaan keuangan. keindonesiaan, seperti
menata admnistrasi kepegawaian dan
“Sehingga dalam proses mereka
budaya, kultur, tradisi,
menjalankan misinya itu banyak sekali
hal yang bisa mereka laksanakan
perilaku, moralitas
terutama pada kementerian atau
Anggota Komisi I DPR RI, Arief Suditomo tanpa harus memiliki ketergantungan bangsa yang luhur
kelembagaan lain,” tukasnya. dari Sabang sampai
Sehingga f leksibilitas dan Merauke. Seperti halnya
Arief optimis dengan RUU RTRI Kemandirian itu, tandas Arief,
ini, RRI dan TVRI akan mampu go merupakan salah satu hal yang memang ‘Bocah Petualang’.
public, melebihi siaran swasta, jika sebagai elemen yang diperlukan.
semua lapisan masyarakat komitmen Kemudian juga dalam hal bagaimana
untuk mendukung dan melaksanakan RTRI ini harus mendapatkan konsensi
RUU ini. “Justru UU ini memberi lebih dari apa yang selama ini mereka
kesempatan kepada RRI dan TVRI miliki. Mereka harus mendapatkan
untuk melahirkan sumber daya alokasi frekuensi yang jauh lebih
manusia (SDM) yang professional dan banyak dibandingkan dengan televisi- Mengakomodir kepentingan lokal
sumber dana yang kuat oleh negara. televisi lainnnya. itu, dari pengamatannya, menjadi
Apalagi tugas RRI dan TVRI lebih mulia “Karena bagaimanapun TVRI suatu beban. Sehingga hal-hal yang
untuk kepentingan bangsa dan negara. memiliki kewajiban untuk bisa menjadi menjadi kepentingan lokal ini harus
Bahkan pada saatnya rakyat akan rindu lokomotif dari pertelevisian di daerah. dibawakan oleh pengusaha lokal itu
dengan TVRI sebagai rumah budaya Karena pertelevisian di daerah itu sendiri.
bangsa,” ujarnya. belum tentu semua investor daerah Pengusaha lokal itu, terangnya,
Pada prinsipnya kata Arief, TVRI yang akan mendirikan organisasi mempunyai keterbatasan-keter-
dan RRI bukan untuk mengejar televisi itu memiliki kemampuan kapital batasan. Diantaranya keter batasan
PARLEMENTARIA l EDISI 139 TH. XLVI - 2016 l 37

