Page 11 - MAJALAH 165
P. 11
Laporan Utama
mereka masih butuh. “Di dapil Kampanye Terlalu Lama
saya ada 16 partai, sehingga Di bagian lain, Utut yang
semuanya ada sebanyak 102 satu dapil dengan Ketua DPR
baik tingkat DPR RI, DPRD I, RI Bambang Soesatyo (Golkar)
dan DPRD II. Kemungkinan satu HER ;EOMP 0IXYE )57 7. 8EYǻO
keluarga didatangi 10 caleg, Kurniawan (PAN) yakni dapil Jateng
bisa dibayangkan. Masyarakat VII, menanggapi lamanya waktu
menganggap harus dapat sesuatu kampanye pemilu serentak 2019
dari mereka,” ujarnya. sekitar 7 bulan.
Kondisi demikian menurutnya “Terlalu lama menurut saya. Kita
perlu solusi dari elite pemerintah pernah dulu Pileg tanggal 9 April
maupun elit partai bahwa untuk dan Pilpres tanggal 9 Juli dan masa
ke Senayan ini mahalnya minta kampanye selama 2 bulan. Memang
ampun. Makanya, kata Utut, dalam suhu setinggi ini, 7 bulan
perlu dipikirin pork barrel (dana gunanya apa. Cuma saya belum
aspirasi) bagi anggota Dewan. tanya KPU, dasar pemikirannya apa,”
“Ke Senayan susah pak, kilahnya.
rata-rata paling kecil harus Menurutnya, idealnya kampanye
mendapat dukungan maksimum 3 bulan saja. Ini
40 ribu suara. Ada calegnya sempoyongan, seperti
yang 18 ribu orang mabuk, lemes. Yang di DPR
namun nantinya RI juga sempoyongan, sebab setiap
digabung suara Jumat hingga Minggu turun ke
partai atau dapil, hari Senin baru kembali ke
Caleg lainnya,” Jakarta.
jelasnya. Saat ditanyakan perlunya ditinjau
kembali masa kampanye, Utut
menyatakan kalau Pemilu 2019 tidak
bisa diubah, mungkin bisa ditinjau
kembali pada Pemilu serentak pada
tahun 2024 mendatang. Meski sudah
berkali-kali menghelat Pemilu,
namun Pemilu serentak
2019 adalah pertama
kali, sehingga semuanya
masih uji coba.
Berbeda dengan di
negara-maju seperti
Amerika Serikat, di
negara adi daya itu
sudah punya format
yang diyakini paling
baik, selalu
pemilunya 4
Nopember
dan
Presidennya
selalu dilantik tanggal 4 Januari.
“Karena sudah ada
Ini yang harus kita jaga, jangan sampai timbangannya, kita juga nanti
begitu pendulum, berhenti di satu
pembelahan ini sampai pada permusuhan, bahkan keseimbangan yang kita yakini.
perkelahian. Itu yang bahaya sudah sampai Harusnya kita sudah bisa tentukan
ini yang terbaik melalui komitmen
kedesa-desa, karena itu ketegasan aparat. Namun para elit. Kita belum sampai kesitu
kita yakin optimis akan tetap damai, baru lomba berkicau. Ke depan
esensi dan substansi makin jadi
pertimbangan,” pungkas Utut.
MP/SF
165 XLVIII 2018 PARLEMENTARIA 11