Page 65 - MAJALAH 110
P. 65

Anggota tim dari FPG Agustina
            Basik Basik mengkhawatirkan
            minimnya anggaran sosialisasi
            dan distribusi. “Dana sosialisasi
            kemudian pengiriman dan
            pengambilan logistik untuk setiap
            kecamatan hanya Rp.500ribu,
            apa cukup?. Ini terutama
            menghadapi sulitnya tantangan
            georafis di wilayah kepulauan
            seperti NTB dan di Papua daerah
            pemilihan saya,” paparnya.

              Dalam penjelasannya Ketua
            KPUD Provinsi NTB Lalu Aksar
            A ns o r i  m e n gat ak an  siap
            menjalankan  keputusan  KPU
            Pusat tentang penggunaan
            kotak  suara  yang terbuat
            dari kardus. “Kotak kardus ini
            hanya untuk tambahan dan kita gunakan untuk TPS  Selama tahun 2013 terdapat 160 dugaan pelanggaran.
            di perkotaan bukan wilayah yang jauh,” ujarnya. Ia  Berdasarkan hasil penanganan Panwaslu Kabupaten/
            mengakui tantangan geografis di Provinsi NTB untuk  Kota, dari 160 dugaan pelanggaran, 33 diantaranya
            distribusi surat suara memang berat. Sejumlah wilayah  dinyatakan gugur atau tidak dapat ditindaklanjuti,
            masih menggunakan transportasi kuda dan sampan.  sisanya sebanyak 127 dianggap merupakan
            Untuk lokasi yang jauh ini distribusi menurutnya akan  pelanggaran.
            diberangkatkan lebih awal.
                                                                 Sementara, berdasarkan pengkategorian pelanggaran
              Peran Bawaslu                                    merujuk pada UU Nomor 8 Tahun 2012, sebanyak
                                                               121 pelanggaran dianggap sebagai pelanggaran
              Dalam kunjungan spesifik ke Jawa Tengah, Wakil  administratif, 1 sebagai pelanggaran pidana pemilu, 4
            Ketua Komisi II DPR, Khatibul Umam Wiranu  menyoroti  sebagai pelanggaran kode etik dan 1 dinyatakan sebagai
            tentang peran Bawaslu yang menurutnya bisa  sengketa pemilu.
            lebih dioptimalkan. “Bawaslu saat ini hanya sebagai
            pengawas dan merekomendasikan saja. Seharusnya       Anggota tim dari FPPP Ahmad Muqowam meminta
            bisa mempunyai kewenangan lebih, kami akan usulkan  pengawas pemilu memberi perhatian pada sejumlah
            revisi kewenangan Bawaslu. Diharapkan nantinya bisa  permasalahan lain yang sering terlewatkan.  Ia
            sidang di tempat terhadap pelanggaran yang terjadi,”  menyebut problem yang tampak sangat jelas, seperti
            ujar  Khatibul di sela-sela pertemuan dengan Bawaslu  spanduk, poster, baliho  dan lain-lain. Tetapi yang tidak
            Jawa Tengah dan Panwaslu Se-Jateng di Kantor Bawaslu  tampak inilah yang perlu ditekankan. “Saya kira yang
            Jateng.                                            tidak tampak, dalam tataran moralitas kita bersama
                                                               itu yang perlu kita tekankan. Orang sudah luar biasa
              Menurutnya,  dengan  menambah  kewenangan  mempersiapkan, baik yang mau memberi atau yang
            Bawaslu tersebut, diharapkan jumlah pelanggaran  diberi, antara mustahik dan mujakinya sudah ketahuan”,
            pemilu yang terjadi bisa ditekan. Selain itu, pelanggaran  imbuhnya.
            yang terjadi, baik administratif pemilu maupun tindak
            pidana pemilu prosesnya bisa cepat. Dijelaskan       Apabila persoalan ini tidak bisa ditekan hal itu
            oleh politisi F-PD ini, bahwa selama ini penangan  menurutnya  membuat persoalan menjadi sulit ke
            terhadap pelanggaran pemilu menggunakan  konsep  depannya. Pemilu menjadi tidak bermakna. Pemilu
            penegakan hukum terpadu yang melibatkan institusi  terlaksana hanya menjadi bagian  proses ritual
            kepolisian, kejaksaan hingga pengadilan. Bawaslu  demokrasi saja, paparnya. “Bagi teman-teman ada
            hanya merekomendasikan saja jika terjadi pelanggaran.   yang sudah menyiapkan Rp 50 Milyar dan ada yang
            “Jangan sampai Bawaslu seperti macan ompong. Hanya  sudah habis Rp 16 Milyar atau Rp 11 Milyar. Apakah
            bisa mengawasi, tapi tidak memiliki  kewenangan untuk  Jurdil pemilu kita ke depan ini. Jor-joran tidak karuan”,
            menindak langsung,” tekannya.                      tanya Muqowam yang disambut tepuk tangan seluruh
                                                               yang hadir di Kantor Bawaslu Jateng. Oleh karena itu,
              Dari pertemuan Komisi II DPR dengan Bawaslu Jateng  Muqowam mengharapkan Bawaslu dan Panwaslu di
            tersebut,  terungkap masih tingginya pelanggaran–  Kabupaten/Kota memberikan peran yang maksimal bagi
            pelanggaran pemilu yang terjadi di Jawa Tengah.  Pemilu yang Luber dan Jurdil. (sc/iky)


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 110 TH. XLIV, 2014  65
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70