Page 8 - MAJALAH 104
P. 8

PESAN PIMPINAN













          OLeH dr. MarzUki aLie


          Hari Kelautan Dunia atau World Ocean Day yang selalu diperingati pada tanggal 8 Juni, tahun ini mengambil
          tema besar Together We Have the Power to Protect the Ocean. Sebagaimana biasa, hari kelautan dunia
          yang kita peringati bulan Juni lalu, selalu dirangkaikan dengan kegiatan Hari Nusantara disertai workshop
          yang menampilkan pimpinan-pimpinan lembaga negara untuk memberikan pandangan mengenai kebijakan
          kelautan di Indonesia. Pada Majalah Parlementaria edisi ini, sebagaimana pada edisi 94 TH. XLII 2012
          yang lalu, saya perlu menyampaikan opini penting mengenai kebijakan kelautan, khususnya terkait dengan
          penyelesaian RUU Kelautan di DPR-RI


           S e j a k   aw a l   p e r a d a b a n                               sebagai  sebuah  asertifisme
          terbentuk,  laut  digunakan                                           diplomasi Indonesia, yang telah
          dalam tiga cara utama: untuk                                          memberikan landasan strategis
          transportasi, kekuatan militer dan                                    dalam  mengelola  politik
          sebagai sumber makanan. Tiga                                          kewilayahan nusantara, sebagai
          cara ini makin meluas, termasuk                                       konsekuensi logis sebuah negara
          sebagai sumber energi, tambang                                        kepulauan ke depan.
          mineral,  dan  sebagainya.
          Demikian pula Indonesia. Negara                                         Melalui Konvensi PBB tentang
          kita Indonesia yang sebagian                                          Hukum  Laut  ini,  kepentingan
          wilayahnya  berupa  laut  dan                                         nasional sebagaimana ditetapkan
          memiliki ekosistem perairan laut                                      dalam Deklarasi Djuanda menjadi
          yang beraneka ragam, sangat                                           kenyataan,  yakni  diakuinya
          dibutuhkan untuk memperbaiki                                          lebar  laut  teritorial  maksimal
          peradaban  bangsa,  sehingga                                          12 mil laut dan konsepsi negara
          seiring dengan meningkatnya                                           kepulauan  serta  sekaligus
          ilmu pengetahuan dan teknologi,                                       “menjungkirbalikkan” ketentuan
          maka  kemanfaatan  terhadap                                           batas lautan territorial warisan
          laut kita harus kita manfaatkan                                       Pemerintah  Kolonial  Belanda
          sebesar-besarnya.                                                     seper ti  tercantum  dalam
                                                                                “Territoriale Zee en Maritieme
           Ekosistem perairan laut dan                                          Kringen Ordonantie 1939” Stbl.
          pesisir yang dimiliki negara kita,                                    1939 No. 442 artikel 1 ayat (1),
          dapat  bersifat  alamiah  maupun   Diplomasi Kelautan              yang  membagi  wilayah  daratan
          buatan. Yang alami seperti  hutan                                  Indonesia menjadi bagian terpisah
          bakau, terumbu karang, rumput laut,   Upaya penguasaan, perlindungan  dengan wilayah teritorialnya masing-
          pantai pesisir, dll. Dan ekosistem  dan pemanfaatan kekayaan laut,  masing. Namun demikian, dalam
          buatan  seperti,  tambak,  sawah  sejak Republik Indonesia berdiri,  rangka  menegakkan  kedaulatan
          pasang-surut, kawasan pariwisata,  sebenarnya  telah  diupayakan  wilayah di laut, menguatkan potensi
          kawasan industri dan permukiman,  melalui  perjuangan  diplomatik  pengelolaan wilayah perairan, dan
          dll. Dengan demikian pengelolaan  Indonesia dalam politik geostrategis  menjalankan hak dan tanggungjawab
          ekosistem  perairan  laut  menjadi  berdasarkan paham kenusantaraan.  internasional berdasarkan regime
          kewajiban  bagi  negara  untuk  Yaitu dengan disahkannya Deklarasi  UNCLOS, kebutuhan bagi kehadiran
          menjaga  dijaga,  utamanya  demi  Djuanda (13 Desember 1957) oleh  sebuah  hukum  pengelolaan  dan
          perbaikan kehidupan rakyat, agar  Konvensi PBB tentang Hukum Laut  pembangunan kelautan nasional
          dapat memanfaatkan sumberdaya  United Nations Conventions on the  yang komprehensif, tetap menjadi
          laut secara efesien dan efektif.  Law of the Sea (UNCLOS). Diakui,  menu legislasi yang strategis dan
                                           Deklarasi Djuanda ini dipandang  penting.  Mandat  UNCLOS  harus


          8  PARLEMENTARIA  EDISI 104 TH. XLIII, 2013
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13