Page 10 - MAJALAH 104
P. 10

PESAN PIMPINAN




          setidaknya harus memenuhi dua  menteri yang menyelenggarakan  kewenangan  Dewan  Perwakilan
          syarat substantif sebagai necessary  urusan  pemerintahan  di  bidang  Daerah (DPD-RI) untuk membuat
          condition dan satu syarat politik  hukum.”                         peraturan  perundang-undangan
          sebagai sufficient condition.                                      namun belum ada Juklak dan Juknis
                                             Melalui  instrumen  inilah,  pelaksanaannya,  menimbulkan
           Pertama, perlunya menetapkan  Pemerintah dan DPR RI harus mampu  kerancuan  dan  menghambat
          norma-norma pengaturan di dalam  mencapai konsensus politik untuk  Baleg  DPR-RI  dalam  melakukan
          undang-undang tentang kelautan  menetapkan isu pengaturan dalam  pembahasan  RUU  Kelautan.
          yang  berbeda  dan  belum  diatur  RUU  tentang  Kelautan  sebagai  Sehingga,  untuk  melaksanakan
          dalam  serangkaian  peraturan  keadaan  tertentu  yang  memiliki  pembahasan RUU Kelautan ini harus
          perundang-undangan yang sudah  urgensi nasional. Dengan demikian,  ada  pertemuan  terlebih  dahulu
          ada. Kedua, norma-norma tersebut  persoalan lambatnya penggodokan  dengan MK, khususnya berkaitan
          harus  dapat  berfungsi  sebagai  RUU tentang Kelautan sebenarnya  dengan kewenangan DPD, sehingga
          rujukan bagi norma-norma terkait  menjadi tanggung bersama antara  pembahasan RUU kelautan berjalan
          yang telah diatur dalam  peraturan  DPR-RI dan Pemerintah.         sesuai kaidah dan mekanismenya.
          perundang-undangan yang sudah
          ada.  Dengan  demikian,  potensi   Sampai saat ini, komunikasi DPR   Selanjutnya,  pada  laporan
          benturan  pengaturan  dengan  dan Pemerintah sangat baik. Bulan  yang  disampaikan  Ketua  Baleg,
          peraturan  perundang-undangan  Juni  ini  untuk  pertama  kalinya,  disampaikan bahwa akan dihadapi
          lainnya  yang  terkait  dapat  kecuali  pada  pembahasan  RUU  p r o s e s   p e m b a h a s a n   y a n g
          dihindarkan. Ketiga, terpenuhinya  APBN,  seorang  Menteri  hadir  di  memperkuat ataupun memperlemah
          syarat politis melalui kelembagaan  DPR  untuk  “mengejar-ngejar”  optimisme  penyelesaian  RUU  ini
          Prolegnas berdasarkan ketentuan  penyelesaian RUU, sebab biasanya  tahun 2013 ini. Sebab, antara lain
          UU  No.  12  Tahun  2011  tentang  DPR-lah  yang  sering  meminta  permasalahan yang dihadai adalah,
          Pembentukan Peraturan Perundang-  Pemerintah segera menyelesaikan  naskah akademik RUU Kelautan ini
          Undangan.                        pembahasan.  Menteri  Kelautan  belum komprehensif sehingga perlu
                                           dan Perikanan Cicip S. Soetardjo  dibahas lebih matang. Persoalan
           RUU  tentang  Kelautan  telah  beserta jajarannya, hadir di ruang  lainnya adalah antisipasi terhadap
          menjadi agenda prioritas tahunan  rapat  pimpinan  DPR  bertemu  adanya  materi - materi  yang
          Prolegnas  pada  tahun  2013  ini.  dengan Ketua DPR, Ketua Baleg dan  tumpang tindih yang dimuat di RUU
          Dengan demikian, proses agenda-  Ketua Komisi IV untuk memperjelas  ini dengan materi yang sebenarnya
          setting  bagi  pembahasan  RUU  progres pembahasan RUU Kelautan.  juga telah diatur di RUU lainnya.
          tentang Kelautan masih menyisakan  Dalam pertemuan ini, sebagaimana  Membahas  dan  mengantisipasi
          ruang  yang  sangat  terbuka.  disampaikan oleh Menteri Kelautan,  hal ini perlu kejelian mendalam,
          Kalaupun misalnya proses tersebut  posisi RUU Kelautan yang saat ini  dengan demikian pembahasan RUU
          tidak selesai tahun ini, DPR-RI dan  masih dibahas, adalah RUU Prolegnas  ini memang harus dilakukan oleh
          Pemerintah harus tetap mencapai  tahun ini yang berada pada nomor  Pansus lintas Komisi.
          konsensus politik untuk menetapkan  urut 62 sebagai RUU Prolegnas 2013.
          agenda pembahasan RUU tersebut  Berdasarkan surat nomor S.31.36/     Penutup
          ke dalam prioritas tahunan Prolegnas  DEKIN.3/TU.210/I/2013  tanggal
          tahun 2014. Dengan demikian, jika  31 Januari 2013, Dewan Kelautan   Penyelesaian  RUU  Kelautan,
          RUU tentang Kelautan tidak masuk  secara resmi memintakan kepada  bagi  DPR,  sangat  perlu  untuk
          dalam prioritas tahunan Prolegnas  Sekretaris Jenderal DPR-RI, DPD-RI,  disegerakan.  Namun  demikian,
          pada tahun 2014, Pemerintah dan  Badan Legislasi , DPR-RI, Komisi I,  sebagaimana  kewenangan  DPR
          DPR RI, harus melakukan sebuah  Komisi II, Komisi III, Komisi IV, Komisi  yang  “dibatasi”,  bahwa  sebuah
          terobosan  politik  sesuai  dengan  V, Komisi VI, Komisi VII, Komisi VIII  RUU  harus  dibahas  dengan
          mandat Pasal 23 UU No. 12 Tahun  dan Komisi IX, untuk membentuk  Pemerintah,  maka  komunikasi
          2011  tentang  Pembentukan  panitia khusus terkait RUU tentang  dengan  Pemerintah  inilah  yang
          Peraturan  Perundang-Undangan  Kelautan. Selanjutnya, pada tanggal  menjadi kunci penyelesaian RUU
          Ayat (2), khususnya huruf b: “Dalam  28 Maret 2013, Komite II DPD-RI  Kelautan ini. Masalah komunikasi
          keadaan tertentu, DPR atau Presiden  secara resmi telah menyampaikan  dengan  pemerintah  inilah  yang
          dapat:  mengajukan  Rancangan  draft  RUU tentang Kelautan kepada  juga harus dilakukan oleh DPr untuk
          Undang-Undang di luar Prolegnas  Badan Legislasi.                  penyelesaian berbagai RUU yang
          mencakup  keadaan  tertentu                                        sedang dibahas. Dengan demikian,
          lainnya yang memastikan adanya     Dengan  demikian,  bersamaan  kita semua berharap berbagai RUU
          urgensi nasional atas suatu RUU  dengan pembahasan RUU Kelautan  di DPR, khususnya RUU Kelautan,
          yang dapat disetujui bersama oleh  antara Pemerintah dan DPR, dengan  dapat segera di selesaikan.**
          alat kelengkapan DPR yang khusus  adanya  keputusan  MK  No.  92/
          menangani  bidang  legislasi  dan  PUU/2012 mengenai diberikannya


          10  PARLEMENTARIA  EDISI 104 TH. XLIII, 2013
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15