Page 11 - MAJALAH 159
P. 11

LAPORAN UTAMA






            juga akan kotor lagi nanti lantainya.   Pro Kontra Eksekusi mati   menambahkan bahwa penanganan
            Jadi saya pikir, langkah-langkah dari   Eksekusi mati kepada terpidana kasus   narkoba ini seharusnya menjadi fokus
            pmerintah ini harus lebih serius lagi   narkoba, masih pro dan kontra. Hanafi pun   atau perhatian dari pemerintah sekarang
            untuk diwujudkan,” katanya.       yakin semua negara di dunia ini sudah   agar gerakan perang terhadap narkoba
               Terkait peran TNI sejauh ini   paham bahwa hukum adalah kedaulatan   lebih efektif lagi, dan lembaga yang
            dalam memerangi narkoba, Hanafi   nasional di masing-masing negara.   menaungi pemberantasan narkoba bisa
            mengakui bahwa TNI sudah          “Ketika terjadi kesalahan yang dilakukan   lebih efektif dan lebih baik dalam bekerja.
            menggunakan perannya dengan baik   oleh seorang warga negara di luar   “Menurut saya, harus ada roadmap
            dalam menjalankan tugasnya untuk   negaranya dan dijatuhi hukuman berat di   untuk memerangi narkoba ini, siapa saja
            memerangi narkoba, karena hal tersebut   negara tersebut, hubungan kedua negara   yang terlibat dan seberapa besar juga
            telah tercantum di Undang-Undang TNI   itu akan memanas, tetapi akan kembali   mereka ini punya pengaruh di berbagai
            itu sendiri. Namun, TNI memiliki porsinya   lagi seperti semula mengingat kerja sama   macam lini negara ini. Karena bandar
            sendiri yang tidak bisa disamakan   yang selama ini sudah terjalin,” imbuhnya.  narkoba kan tidak berdiri sendiri untuk
            dengan aparat lainnya, seperti Polri.   Menurutnya, Presiden tidak perlu   menjalankan bisnisnya. Ada bisnis yang
            oleh karena itu, seharusnya pemerintah   ragu untuk melakukan hukuman mati   menyokongnya, ada juga aktor-aktor
            bisa menginisiasi untuk mengeluarkan   bagi WNA yang telah melanggar hukum   yang mungkin punya cukup pengaruh
            peraturan pemerintah atau praturan
            presiden untuk memberi ruang agar
            TNI lebih efektif lagi untuk memerangi
            narkoba.
               “Sikap tegas dari pemerintah itu
            ditunggu oleh masyarakat, karena
            narkoba ini bukan merusak yang
            sekarang saja, tapi merusak juga
            generasi muda, dimana narkoba
            menciptakan generasi yang planga-
            plongo,” kata politisi Partai Amanat
            Nasional itu.

            Perlu Sinergi Antar
            Kementerian dan Lembaga
               Penyelundupan narkoba yang
            terjadi dalam 3 bulan terakhir, sebagian
            besarnya dilakukan oleh warga negara
            asing. Terkait hal ini, Hanafi mengatakan
            ada peran dari Kementerian Luar Negeri
            (Kemlu) untuk meminimalisir terjadinya
            penyelundupan narkoba, namun Kemlu
            tidak bisa untuk bekerja bekerja sendiri.
               “Sebenarnya kan ada sebuah desk,                                                               FOTO : andri/iw
            ada tugasnya masing-masing. Terkait
 Peredaran Narkoba  hal ini kan utamanya melibatkan pihak   berat di Indonesia. Namun jika Presiden   besar, dan mestinya ini yang dibuka,”
            pengawasan terhadap orang asing,
            imigrasi. Memang kita harapkan adanya
            kerjasama dengan negara-negara yang
                                              kemudian memberikan kebebasan
            dianggap bermasalah, sehingga kita   ragu untuk melakukan eksekusi,   jelasnya.
                                                                                  Menutup sesi wawancara, Hanafi
            punya Preemptive Strike, dimana kita   kepada WNA yang bersalah tersebut,   berharap pemerintah akan lebih serius
            akan tahu terlebih dahulu track record   Hanafi menyebut bahwa itu adalah   dalam melakukan perang terhadap
            orang yang mau masuk negara ini dari   perbuatan yang buruk. Pengedar   narkoba di Indonesia. Karena masyarakat
            negara asalnya itu seperti apa,” ucapnya.  narkoba dan bandar narkoba akan   Indonesia sudah sangat khawatir dengan
               Sinergi antar kementerian dan   mampu untuk menguasai negara ini   keadaan darurat narkoba yang sangat
            lembaga di Indonesia ini, tambah Hanafi,   dengan bebas.           tinggi di negeri ini. Langkah pemerintah
            menjadi hal yang krusial dalam menjaga   Hanafi menyatakan bahwa narkoba   dalam menyiapkan sumber daya,
            keamanan serta pertahanan bangsa.   merupakan extraordinary crime,   infrastruktur dan dukungan politik serta
            Sehingga masyarakat bisa lebih merasa   selain terorisme dan korupsi. Namun   dukungan sosial dalam memerangi
            aman dan terjamin. Selain itu, Kemlu   penanganan narkoba di negeri ini belum   narkoba ini sangat ditunggu oleh
            sendiri tidak hanya mengurusi wilayah   efektif sama efektifnya ketika menangani   masyarakat.
            kejahatannya saja, karena Kemlu lebih   korupsi dan terorisme. Jika dibandingkan   “Karena pasti kami yakin para generasi
            baik mengurusi diplomasi antar negara.  3 kejahatan besar ini, korupsi sudah   muda, orang tua, dan seluruh stakeholder
               “Seharusnya Kemlu ini bisa     mempunyai payungnya sendiri yaitu   yang lain akan mendukung langkah tegas
            menginisiasi, melakukan kerjasama   Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)   dari pemerintah. Dan sekali lagi saya
            bilateral dan multilateral, serta di tingkat   yang cukup agresif dalam menangani   katakan, langkah tegas dari pemerintah
            kawasan ini supaya bisa menjadi negara   para koruptor, begitu juga dengan   itu harus konsisten. Apa yang diucapkan
            atau kawasan yang bebas dari narkoba,”   terorisme.                oleh Presiden itu harus bisa terealisasi,”
            tambahnya.                          Politisi dapil DI Yogyakarta itu   tutupnya.    iLA/SF

                                                                               159 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 11
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16