Page 80 - MAJALAH 66
P. 80
POJOK PARLE
“Guyonan” Ala Kapolri
uang Rapat Komisi III DPR RI pagi itu penuh sesak dipadati “Selamat kepada Pak Akil Mochtar pada posisi jabatan yang baru
tamu undangan yang hadir. Seperti biasa jika Komisi III nanti,” kata Sutanto. Ucapan dari Kapolri ternyata tidak hanya
Rmengadakan Rapat Kerja dengan Kapolri, ruangan selalu sampai di situ, maka terdengarlah Kapolri menyambung lagi :”Dan
padat dipenuhi jajaran Polri maupun dari berbagai wartawan cetak doa kami bapak-bapak yang lainnya nanti pindah duduk di sini
maupun elektronik yang memenuhi balkon. sebagai menteri, gantian saya dan pak Makbul yang di situ nanti,”
Sudah menjadi agenda tetap begitu Kapolri selesai memaparkan katanya lagi.
makalahnya, maka sesi tanya jawabpun dimulai. Giliran pertama Terdengar gemuruh tawa yang hadir diselingi tepuk tangan
yang mengajukan pertanyaan adalah Suwarno anggota dari Fraksi dari tamu undangan dan wartawan yang memadati balkon.
Kebangkitan Bangsa. Kapolri pun menambahkan lagi :”Dunia ini kan panggung
Anggota banyak menyoroti terjadinya tragedi 1 Juni atau yang sandiwara, kapan pun kita bisa berganti peran,” kata Sutanto diiringi
terkenal dengan peristiwa Monas dimana terjadi bentrokan antara senyumnya.
Front Pembela Islam (FPI) dengan Aliansi Kebangsaan untuk Mendengar guyonan Kapolri, para wartawan tak ketinggalan
Kebebasan Beragama (AKKB). memberikan komentarnya dari atas balkon.
Begitu prihatinnya dengan berbagai peristiwa bentrokan yang “Iya Pak Kapolri, kalau bapak duduk menggantikan kursinya
terjadi ditanah air, sampai-sampai tak biasanya dalam rapat kali itu Pak Trimedya kan bisa gantian marah-marahin,” komentar
Suwarno membacakan sebuah puisi yang cukup menyentuh yang wartawan tadi dengan teman disebelahnya.
berjudul “Keringat Darah Bangsaku”. “Gantian anggota yang jadi menteri yang dimarah-marahin pak
Tibalah giliran Akil Mochtar sebagai penanya ke dua dan setelah Tanto, jadi impas kan pak,” timpal wartawan lainnya sambil menahan
selesai mengajukan beberapa pertanyaan, maka Ketua Komisi III tawanya.
pun memberitahukan kepada Kapolri bahwa pagi itu merupakan Terdengar suara hus…..hus .….hus dari beberapa rekan seprofesinya
pertemuan terakhir Kapolri dengan Akil, karena bulan Agustus yang merasa terganggu. Ternyata candaan itu membuat gaduh di
sudah resmi bertugas sebagai Hakim Konstitusi. balkon, padahal beberapa wartawan sedang serius mendengarkan
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Sutanto pun memberikan jawaban Kapolri. Seketika senyaplah suasana di balkon, karena
ucapan selamat kepada anggota dari Fraksi Golkar itu. para wartawan itu kembali asyik menyimak jawaban Kapolri. (tt)
Akal Wartawan
erita akan digeledahnya ruang beberapa anggota oleh KPK sudah karena itu berita ini menjadi polemik diberbagai media massa.
terdengar para pencari berita sejak beberapa hari yang lalu. Tak heran Ketika kita masuk ke gedung Nusantara I dan naik ke lantai 16, tampak
Bsejak pagi hari (Senin 28/4) sebelum para karyawan Sekjen melakukan puluhan wartawan yang penuh sesak memadati setiap lorong lantai itu. Terlihat
aktifitasnya, area parkir Gedung MPR/DPR RI telah dipenuhi OB Van (mobil beberapa kameramen dengan kamera yang selalu dipanggulnya juga ikut memadati
TV untuk siaran langsung) dari berbagai stasiun TV Nasional. ruang tersebut.
Suasana ramai pun terlihat di lobi gedung Nusantara III, Nusantara II dan Begitu padatnya, hingga jumlah wartawan dari media cetak maupun
juga Nusantara I. Bahkan ruang Pimpinan DPR pun ramai dipenuhi para elektronik tak terhitung banyaknya. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat
wartawan yang mengejar statement dari Ketua DPR Agung Laksono, seputar lain saja perlu perjuangan berat, karena wartawan-wartawan itu berdiri, ada juga
penggeledahan ruang anggota. yang duduk di lantai dengan jarak yang sangat berdempetan.
Berita penggeledahan ini memang sedang diburu para wartawan, karena Sementara setiap ada nara sumber yang baru datang wartawan-wartawan itu
sebelumnya KPK belum diberikan ijin untuk menggeledah ruang anggota, berhamburan ingin mengejar nara sumber itu.
Saat itu, dari jauh tampak Wakil Ketua Komisi III Suripto memasuki
lorong itu, mereka pun berlari berdesak-desakan ingin mewawancarai anggota
dari F-PKS itu. Tak ketinggalan kameramen TV pun juga mengangkat “senjatanya”
untuk dapat segera membidik sasaran yang akan dijadikan nara sumbernya.
Namun untuk melewati ruangan itu ternyata bukanlah hal mudah, apalagi
dia harus membawa kamera yang cukup berat dan lumayan besar. Mungkin
dibenaknya timbul pikiran :” wah………….kalau nggak dapat gambarnya bisa
dimarahin nanti, apalagi kalau stasiun TV lain bisa mengabadikannya.
Kameramen itu berpikir tidak terlalu lama, tak berapa lama dia pun
mendapatkan cara untuk melewati kerumunan wartawan yang berada di lorong
itu.
Sambil mengangkat kameranya berkatalah dia :” permisi……….permisi
bapak hamil numpang lewat,” ujarnya sambil menerobos kerumunan wartawan
tadi.
Para wartawan yang juga sedang fokus menanti datangnya Tim KPK pun
memberi jalan, mereka berpikiran kasihan wartawan sedang hamil nggak bisa
lewat, lalu berjalanlah kameramen tadi.
Begitu melihat yang berjalan seorang laki-laki, maka gemuruhlah suara
huh……..dari teman-temannya. “Rugi deh gue kasih jalan buat kamu,” celetuk
seorang wartawan sambil memukul-mukul punggung si kameramen. (tt)
80 PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 66