Page 13 - MAJALAH 99
P. 13

Pusat Legislasi juga menyusun UU yang harus disiapkan untuk tahun 2020 atau

                          2025. Oleh sebab itu harus diisi orang-orang hebat bukan sekedar S2.


            dan Pemberdayaan Petani. Terkait RUU tentang       itu kedua pihak diminta mengoptimalkan waktu
            Perlindungan pada Petani dan Nelayan harus         yang tersedia agar seluruh RUU yang menjadi
            selesai, karena UU tersebut  akan memberikan       prioritas dapat diselesaikan dengan baik.
            suatu lorong yang benar-benar pemerintah dan
            masyarakat itu berkewajiban, dan para petani dan     Guna menjawab kritik tersebut, Baleg diusulkan
            nelayanpun harus menyadari  bahwa  kualitasnya     untuk meningkatkan kualitasnya dengan
            harus ditingkatkan.                                dukungan tiga badan fungsional yaitu Badan
                                                               Perancang UU, Dewan Pakar, dan Pusat Legislasi.
              Menurut Ketua Badan Legislasi DPR Ignatius
            Mulyono, Dewan membuat UU dalam rangka               Pusat Legislasi bertanggung jawab untuk
            meningkatkan kesejahteraan mereka. Jika dari       menginventarisir seluruh peraturan-peraturan
            lingkungan petani dan nelayannya sendiri dengan    yang ada sejak negara ini merdeka. UU dan
            lingkungan pemerintah dan DPR tidak bisa           peraturan pemerintah yang ada selama ini seperti
            menyatu dalam satu kubu tentang bagaimana          apa, sehingga pusat legislasi harus mempelajari
            perlindungan itu bisa diberikan akhirnya tidak     UU mana yang masih harus dipertahankan, UU
            akan menyelesaikan masalah.                        mana yang masih dibutuhkan rakyat, UU apa
                                                               yang aturannya harus diubah, dan UU mana yang
              RUU lainnya adalah RUU tentang KUHP dan          harus dihapus. “Pusat Legislasi juga menyusun
            KUHAP, dan terakhir RUU tentang Migas. Menurut     UU yang harus disiapkan untuk tahun 2020 atau
            Mulyono, perubahan UU Migas harus dilakukan,       2025. Oleh sebab itu harus diisi orang-orang
            kalau tidak orang yang memiliki kekuasaan dan      hebat bukan sekedar S2,” jelas Ketua Baleg
            kemampuan dana besar bisa sebebas-bebasnya         Ignatius Mulyono.
            menguasai migas, dan hal itu bisa juga dibiayai
            oleh orang luar negeri. Mulyono mengaku              “Badan Perancang UU itu hanya satu, jangan
            sudah tiga tahun mengingatkan Komisi VII           dimana-mana mau jadi perancang UU yang
            untuk melakukan pembahasan dalam bentuk            akhirnya yang mengerjakan hanya PUU. Apa
            perundang-undangannya.                             gunanya kalau PUU terus yang dianggap sebagai
                                                               produk komisi. PUU itu jauh dari persyaratan
              Menjawab kritik                                  untuk menjadi perancang UU. Perancang UU
                                                               harus ada tokoh-tokohnya yang terhimpun dalam
              Banyaknya target RUU yang akan diselesaikan      Dewan Pakar,” tambahnya.
            acap kali mengundang kritik masyarakat, sebab
            antara target dan realisasi terjadi kesenjangan      Mencermati masih terjadinya kegagalan
            yang cukup mencolok. Untuk itu, Ketua DPR          mencapai target penyelesaian undang-undang ini
            Marzuki Alie menegaskan bahwa pada Masa            maka DPR dan Pemerintah perlu menyusun daftar
            Sidang III ini Dewan menargetkan, 60% alokasi      RUU mana saja yang memiliki tingkat urgensi
            waktu diperuntukkan bagi kegiatan legislasi, dan   paling tinggi sampai yang terendah. Daftar itu
            40% bagi kegiatan anggaran dan pengawasan.         dapat menjadi panduan untuk menentukan RUU
                                                               mana yang harus didahulukan pembahasannya.
              Di tahun 2013 inilah, kata Ketua Dewan, sangat
            kita harapkan bahwa kinerja di bidang legislasi      Kegagalan pencapaian target menurut
            benar-benar tertangani dengan baik, mengingat      pengamatan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan
            tahun depan adalah tahun pelaksanaan pemilu.       Indonesia (PSHK), karena desain Prolegnas yang
            Hal ini juga untuk menjawab kritik masyarakat      tidak memperkirakan kapasitas dan beban kerja
            yang tajam terhadap kinerja Dewan terutama di      kedua belah pihak. Visi, misi,arah kebijakan dan
            bidang legislasi.                                  skala prioritas seharusnya disusun dengan baik
                                                               di awal pembentukan Prolegnas dalam tataran
              Tanggungjawab penyelesaian undang-undang         pelaksanaan sehingga kesalahan yang sama tidak
            bukan hanya DPR tetapi juga pemerintah. Karena     terus terulang. (mp)



                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 99 TH. XLIII, 2013  13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18