Page 36 - MAJALAH 85
P. 36

positif  legislator,  ini  harus  diinforma-
            sikan bahwa MK adalah negatif legis-
            lator, hakekatnya seperti itu,” tandas-
            nya.
                Selama  ini  menurutnya  muncul
            persepsi MK dalam putusannya diang-
            gab melampaui kewenangan yang di-
            miliki. Hal itu antara lain tercermin dari
            putusan MK yang pernah menyatakan
            secara keseluruhan UU tidak memiliki
            kekuatan  hukum  mengikat,  padahal
            UU tersebut tidak dimohonkan secara
            keseluruhan untuk dibatalkan. MK ber-
            tindak  sebagai  positif    legislator  de-
            ngan  memerintahkan  pembentuk  UU
            untuk  menyusun  UU  yang  dianggab
            bertentangan dengan UUD 1945.
                MK  juga  pernah  membuat  sen-
            diri norma hukum sebagai satu regu-   Perubahan  lain  dalam  RUU  MK
            lasi  menggantikan  satu  norma  yang   adalah perpanjangan usia pensiun Ha-
            telah dibentuk oleh UU. Pada bagian   kim MK. Apabila sebelumnya pensiun
            lain  ditemukan  fakta  putusan  hakim   ditetapkan 67 tahun, maka ke depan-
            konstitusi  bertindak  diatas  lembaga   nya diperpanjang menjadi 70 tahun.
            lain    yang  ditugaskan  melaksanakan   Menkumham   Patrialis   Akbar
            tugas  kenegaraan,  seperti  membatal-  menegaskan revisi UU nomor 24 tahun
            kan hasil Pilkada dengan menentukan   2003 merupakan bagian dari kebijakan
            sendiri kepala daerah terpilih. Padahal   politik hukum nasional yang menem-
            kewenangan pemilihan kepala daerah   patkan  MK  sebagai  guardian  of  con-
            merupakan  tugas  Komisi  Pemilihan   stitution  dan  the  guardian  of  human
            Umum.                             right.
                Sementara  itu  Ketua  Baleg  DPR   Harapannya    dapat  memperkuat
            Ignatius  Mulyono  menambahkan  pe-  peran  MK  sebagai  salah  satu  peme-
            rubahan lain dari UU MK adalah kom-  gang  kekuasaan  kehakiman  yang
            posisi Majelis Kehormatan MK. Nanti-  merdeka  dalam  rangka  menegak-
            nya, Majelis Etik bagi MK ini melibatkan   kan  prinspip-prinsip  negara  hukum
            satu unsur dari DPR, unsur Komisi Yu-  maupun  mewujudkan  demokrasi  dan   Ketua Panja revisi UU MK Dimyati Natahkusumah
            disial  (KY),  pemerintah,  hakim  agung,   HAM  sebagaimana  diamatkan  UUD.   tusan  ultra  petita  tersebut  tercantum
            dan  hakim  konstitusi,  masing-masing   “Ketentuan dalam undang-undang ini   pada Pasal 45A RUU MK. Pasal itu mene
            seorang. “Hakim MK itu ada tiga yang   agar  MK  bekerja  lebih  terarah.  Peran   gaskan MK tidak boleh memuat amar
            dari DPR, karena itu perlu ada penga-  MK sangat strategis, sebagai peradilan   putusan yang tidak diminta pemohon
            was  yang  dari  DPR,  biar  seimbang,”   konstitusi, peradilan politik dan seka-  atau melebihi permohonan pemohon,
            katanya.                          ligus  peradilan  ketatanegaraan,”  tan-  kecuali terhadap hal tertentu yang ter-
                Sebelumnya,  komposisi  Maje-  dasnya.                           kait dengan pokok permohonan.
            lis Kehormatan diisi dua orang hakim   Patrialis menambahkan pemerin-    Patrialis  menjelaskan  kesepaka-
            MK, seorang guru besar senior dalam   tah  dan  DPR  sepakat  membatasi  ke-  tan mengenai hal itu ditujukan untuk
            ilmu  hukum,  seorang  mantan  Hakim   wenangan Mahkamah Konstitusi (MK)   mengembalikan fungsi MK sebagaima-
            Agung atau mantan Hakim Konstitusi,   dalam  memutus  perkara.    “Kewenan-  na  diatur  dalam  konstitusi.  MK,  kata
            serta seorang mantan pemimpin lem-  gan  MK  harus  dibatasi.  Tidak  boleh   Patrialis, hanya bisa memutus apakah
            baga tinggi negara. Menurut politikus   ada satu pun lembaga yang kewenan-  sebuah UU bertentangan dengan Un-
            Partai  Demokrat  ini  masuknya  unsur   gannya tak dibatasi karena ini negara   dang-Undang Dasar (UUD) 1945 atau
            DPR  dalam  keanggotaan  Majelis  Ke-  hukum.  Apa  yang  diminta  itu  yang   tidak.  Bahkan,  Patrialis  mengatakan
            hormatan  bertujuan  untuk  menyeim-  diputuskan. Jangan apa yang tidak di-  apabila  MK  melanggar  ketentuan
            bangkan lembaga pengawas kode etik   minta itu diputuskan,” imbuhnya.  tersebut,  maka  dapat  dikategorikan
            hakim MK tersebut.                    Larangan MK untuk membuat pu-  sebagai pelanggaran kode etik. (iky)







                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 85 TH. XLII, 2011 |
                                                                                        ARIA |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
                                                                              |
     | PARLEMENTARIA |  Edisi 85TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 85TH. XLII, 2011 |
                                                                              P
                                                                                                             1

                                                                               ARLEMENT
                                                                                             Edisi 85
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41