Page 32 - MAJALAH 85
P. 32

provinsi  maupun  jalan-jalan  kabu-  menjadi  perhatian  dalam  RUU  ini,   torat Perhubungan Darat Kementerian
            paten/kota. Karena ada beberapa ja-  karena  kadangkala  di  daerah  tidak   Perhubungan.  Jadi  antara  yang  me-
            lan-jalan  provinsi  yang  terkait  de-  jelas  dan  ini  perlu  pengaturan.  Apa-  ngatur  dengan  yang  membuat  jalan
            ngan jalur-jalur utama yang memang   bila UU Jalan ini telah disempurnakan,   tidak sinkron. Jalan yang kapasitasnya
            ditangani oleh nasional menjadi jalan   seluruh  persoalan  transportasi  harus   hanya 8 ton atau sepuluh ton dilewati
            alternatif.                       tercakup di dalam UU ini.          kendaraan  yang  mungkin  bebannya
                Oleh  karena  itu,    daerah  sering
            mengatakan  bahwa  kerusakan  jalan
            di provinsi maupun kabupaten akibat
            pengalihan arus lalu lintas. Jadi keru-
            sakan  ini  bukan  karena  menyangkut
            masalah  daerah,  tapi  karena  adanya
            pengalihan lalu lintas di jalan sehing-
            ga jalan ini daya dukungnya tidak se-
            suai dengan apa yang diharapkan.
            Beri Peran BPJT
                Sementara,  kata  Muhidin,  APBD
            daerah  setelah  otonomi  diberlaku-
            kan  sangat  terbatas  sekali.  Sebelum
            pemekaran  daerah  meledak,  daerah
            masih  bisa    mengalokasikan  paling
            tidak  30%  dari  Dana  Alokasi  Khusus
            (DAU) untuk infrastruktur. “Tapi seka-
            rang,  dana  untuk  pemeliharaan  ja-
            lan di daerah sangat terbatas sekali,”
            tambahnya.
                Persoalan lainnya yang harus dia-         Jajaran Kementerian PU saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR mengenai RUU Jalan
            tur dalam revisi UU ini adalah persoa-  Internet
            lan  Badan  Pengatur  Jalan  Tol  (BPJT).
            UU ini akan memberikan peran kepa-
            da BPJT, dalam arti keberadaan BPJT
            bukan  hanya  sekedar  administratif
            saja, tapi BPJT betul-betul mengambil
            peran di situ.
                “Kalau peran BPJT hanya sekedar
            seperti sekarang, saya pikir tidak perlu
            dengan BPJT cukup dengan salah satu
            bagian  daripada  Direktorat  Jenderal
            Bina Marga, karena peranannya juga
            sangat tidak dapat,” katanya.
                BPJT  sekarang  sulit  melakukan
            koordinasi, padahal BPJT perlu koor-
            dinasi  lintas  sektoral.  Untuk  itulah
            dibutuhkan peran yang kuat dari BPJT.
            Kalau Dirjen Bina Marga bisa merang-
            kap  jabatan,  menurut  Muhidin  jauh
            lebih  bagus  karena  ada  peran  koor-
            dinasinya menyangkut masalah lintas
            sektoral, masalah penyelesaian tanah,                               Salah satu kondisi jalan provinsi yang rusak berat
            masalah  perhubungan.  Jika  BPJT  ini   Kemudian  menyangkut  masalah   30 ton atau 40 ton. “Jika kenyataan di
            tetap akan dipertahankan peranan ini   pengaturan  jalan,  ini  juga  menjadi   lapangan  seperti  ini  siapa  yang  ber-
            perlu diberikan.                  persoalan. Pengaturan jalan sekarang   tanggung jawab,” kata Muhidin.
                Menyangkut  DAK,  juga  perlu   berada di DLLAJR dalam hal ini Direk-  Di sini, yang membuat jalan de-







                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 85 TH. XLII, 2011 |
     | PARLEMENTARIA |  Edisi 85TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 85TH. XLII, 2011 |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
                                                                                        ARIA |
                                                                              |
                                                                                             Edisi 85
                                                                                                             1
                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37