Page 4 - MAJALAH 85
P. 4

keuangan kurang akuntabel dan tidak
            bisa dijadikan sebagai dasar pengam-
            bilan keputusan yang handal.
                Dewan   Pembina   Masyarakat
            Ilmu Pemerintahan Indonesia Mas’ud
            Said  mengatakan,  akuntabilitas  be-
            lanja Pemda sangat minim, sehingga
            pemerintah  perlu  membuat  aturan
            pembatasan belanja pegawai dengan
            merevisi UU No 32 Tahun 2004 ten-
            tang  Pemerintah  Daerah.  Termasuk
            melengkapinya  dengan  sanksi  berat
            bagi Pemda yang melanggar.
                Kendala dalam mencapai penge-
            lolaan keuangan daerah yang efektif:
            Pertama,  kurangnya  efektivitas  Pen-
            yusunan  APBD.  Terdapat  beberapa
            hal  dalam  penyusunan  APBD  secara
            tepat  waktu  adalah  sulitnya  menca-
            pai kesepakatan pembahasan dengan
            DPRD. Selain itu, sering terjadi ham-
            batan  teknis  dalam  proses  penyusu-
            nan APBD, karena kompleksitas pro-
            ses penganggaran berbasis kinerja.
                Kedua,  kurangnya  efektivitas
            Pengeluaran   APBD.   Pengeluaran
            APBD  mempunyai  peranan  yang
            sangat  penting  dalam  pelaksanaan
            penyelenggaraan  Pemda.  Efektivitas
            pengeluaran  APBD  akan  berpenga-
            ruh  langsung  terhadap  efektivitas
            pelayanan publik,  yang pada giliran-
            nya  akan  menentukan  keberhasilan
            pembangunan daerah. Menjaga kesi-
            nambungan antara program dan kegi-
            atan melalui pola belanja APBD akan
            menjadi  tantangan  tersendiri  bagi
            pencapaian  efektivitas  pengeluaran
            APBD. Ketiga, kurangnya akuntabilitas
            Laporan Keuangan Daerah. Berdasar-
            kan  hasil  pemeriksaan  BPK  terhadap
            laporan keuangan 524 Pemda di selu-
            ruh Indonesia tahun 2010, hanya 14%
            yang  mendapatkan  penilaian  Wajar
            Tanpa Pengecualian (WTP).
                Kesimpulan  dari  opini  diatas   Dalam  revisi  UU  No.  33  Tahun  2004   keuangan. Ketiga, sejumlah indikator
            adalah,  pertama  penggunaan  ang-  tentang  Perimbangan  Keuangan  an-  harus  menjadi  perhatian  pemerintah
            garan  yang  tepat  bisa  menjadi  efek   tara Pemerintah Pusat dan Pemerintah   terkait  dengan  PNS,  mulai  dari  jum-
            pengganda  (multiplier  effect)  yang   Daerah,  hal  tersebut  perlu  diakomo-  lah anggaran yang dialokasikan untuk
            menciptakan  siklus  pertumbuhan   dir.  Kedua,  disamping  itu,  dimung-  belanja  pegawai,  pemenuhan  pela-
            ekonomi  daerah.  Untuk  itu,  Peme-  kinkan  daerah  pemekaran  disatukan   yanan dasar kepada masyarakat, dan
            rintah perlu menerapkan batas maksi-  kembali  dengan  daerah  induknya   rasio ideal jumlah PNS dengan jumlah
            mal  belanja  pegawai  dan  atau  batas   apabila  dalam  perjalanannya  me-  masyarakat yang dilayani.
            minimal  belanja  modal  oleh  Pemda.   ngalami  masalah  dalam  pengelolaan   ***






                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 85 TH. XLII, 2011 |
                                                                                        ARIA |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
    | PARLEMENTARIA |  Edisi 85 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 85 TH. XLII, 2011 |
                                                                              |
                                                                                                             1
                                                                                             Edisi 85
                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   1   2   3   4   5   6   7   8   9