Page 63 - MAJALAH 120
P. 63

lometer dari SPBU boleh ada pengeceran,” jelasnya.
              Menanggapi hal tersebut, Totok mengatakan untuk
            pengecer perlu ada payung hukum untuk melegalkan
            kehadiran pengecer BBM ketika pemerintah dalam hal
            ini Pertamina belum menyediakan outlet atau SPBU
            yang memasok kebutuhan BBM untuk masyarakat.
              Totok menambahkan, pihaknya tengah mencari
            solusi agar kehadiran para pengecer itu tidak dianggap
            melanggar hukum. “Jadi pengecer-pengecer itu pada
            dasarnya adalah cara swadaya dari masyarakat untuk
            mengatasi kebutuhannya sendiri, ketika pemeritah
            (Pertamina-red) belum bisa menyediakan SPBU BBM
            bersubsidi. Kita mengharapkan dengan itu diatur, men-
            jadikan lebih terkendali baik dari sisi distribusi serta har-
            ganya yang sampai ke masyarakat,” kata Totok.
              Sementara itu, M Franshurullah Asa dari BPH Migas
            yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan jika dili-  guna melindungi PT Pertamina, “Pertamina juga secara
            hat dari pendekatan hukum, kehadiran para pengecer  sungguh-sungguh mempersiapkan diri dan betul-be-
            BBM itu sebenarnya salah. Meski begitu, para pengecer  tul menjadi perusahaan yang dibanggakan dan layak
            sangat bermanfaat bagi daerah-daerah tertentu. “Ada  dibantu serta dilindungi,” pintanya.
            bahasa mengenai pengecer ini yakni ilegal bermanfaat.   Menurut Harry, mengapa ini ia ungkapkan, karena
            Dia (pengecer-red) ilegal tapi bermanfaat pada kondisi  sering kali mengamati kosongnya BBM jenis Pertamax
            tertentu karena Pertamina belum mampu hadir di kabu-  di beberapa wilayah di Jawa Tengah, diantara nya Kota
            paten-kabupaten terpencil,” katanya.               Semarang dan Yogyakarta.
              M Franshurullah Asa menilai kalau mengacu pada UU   “Dari itulah, bisa saya lihat, Per tamina belum siap
            Migas, keberadaan para pengecer itu jelas menyalahi,  mengha dapi persaingan perdagangan bebas,” tegasnya.
            karena pengecer harus resmi terdaftar sebagai penyalur   Pada kesempatan ini juga, dirinya juga meminta kepa-
            di Pertamina. “Jadi harus ada izin niaganya. Tapi para  da Pemda Jawa Tengah, agar ketika akan memberikan
            pengecer-pengecer itu kan nilai omsetnya kan kecil.  ijin mendirikan bangunan atau ijin usaha apapun pada
            Tidak mungkin pengecer itu punya izin niaga, karena  PT Pertamina tidak ‘diobral’.
            kalau punya izin niaga omsetnya kan hingga milyaran   Demikian pula kepada  BPH Migas  diminta keber-
            rupiah. Jadi ngga mungkin mereka punya izin niaga,”  pihakannya, karena menurut Harry posisi BPH Migas
            jelasnya.                                          sangat strategis bukan hanya dalam hal pengawasan
              Rombongan Tim Kunjungan Spesifik Komisi VII DPR  atau alokasi kuota tetapi bagaimana caranya juga mem-
            ke Prov. Kalteng di ikuti juga oleh Neni Moerniaeni (F-  fasilitasi dan mendorong PT Pertamina dan perusahaan
            Partai Golkar), Katherine A Oendoen (F-Partai Gerindra),  swasta lain untuk membangun infrastruktur BBM dan
            M Zairullah (FPKB) dan Jamaluddin Jafar (FPAN).    Gas di seluruh wilayah Indonesia.
                                                                 “Perusahaan swasta diperbolehkan sepanjang tidak
              Pertamina Belum Siap Hadapi Persaingan Perda-    menyalahi aturan, dan tidak memberi kesempatan ke-
            gangan Bebas                                       pada swasta membuka peluang tumbuhnya mafia Mi-
              Sementara itu, salah satu anggota Tim Kunjungan  gas,” tandasnya.
            Spesifik Komisi VII DPR ke Prov. Jawa Tengah, Harry   Ditempat yang sama, Ketua Tim Kunjungan Spesi-
            Poer nomo (F-Gerindra) menilai PT Pertamina belum  fik Komisi VII DPR Mulyadi (F-Demokrat) mengatakan
            siap menghadapi persaingan perdagangan bebas.      dalam pertemuan ini banyak masukan dan  hal-hal yang
              “Saya melihat perkembangan yang ada dari paparan  perlu di lakukan pengecekan di lapangan, baik itu ter-
            Pertamina menunjukkan belum adanya kesiapan PT.  kait ketersediaan BBM, kelangkaan BBM dan penyalah-
            Pertamina untuk menghadapi perdagangan bebas,”  gunaan BBM itu sendiri oleh oknum-oknum tertentu
            kata Harry saat pertemuan Tim Komisi VII DPR dengan   “Untuk itu, yang menjadi kunci adalah pihak Kepoli-
            Vice President People Management  PT Pertamina, GM  sian, karena jika tidak ada polisi, kita tidak bisa mener-
            Pertamina Semarang, Anggota Komite BPH Migas, Ke-  tibkan,” ujar politisi dari Partai Demokrat ini.
            pala Dinas ESDM Jawa Tengah dan Direktur Bareskrim   Oleh sebab itu, menurut Mulyadi, Komisi VII perlu me-
            Polda Jawa Tengah di Aula Terminal BBM Semarang  ninjau langsung bagaimana kondisi di Semarang, kare-
            Group, Pengapo, Semarang.                          na di tempat lain sering terjadi penyalahgunaan BBM
              Untuk itu  Harry berharap, PT. Pertamina bisa mem-  bahkan ada yang di back up oleh pihak-pihak tertentu.
            buat berbagai project program dalam rangka pemba-    Dijelaskan Mulyadi, bahwa salah satu tugas DPR
            ngunan infrastruktur distribusi BBM baik subsidi mau-  adalah memastikan jangan sampai terjadi kerugian
            pun non subsidi.                                   negara yang berdampak kepada masyarakat. “Semakin
              Ia juga menyarankan agar PT Pertamina meminta ke-  banyak BBM yang digunakan untuk kepentingan yang
            pada DPR atau kepada pejabat daerah untuk berpihak  sebetulnya tidak ada kepentingannya untuk masyara-


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 120 TH. XLIV, 2014  63
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68