Page 69 - Stabilitas Edisi 211 Tahun 2025
P. 69
ndustri Industri perbankan
Indonesia diprediksi akan
menghadapi tantangan
Iberat tahun depan di tengah
pengetatan likuiditas dan tren suku
bunga acuan yang tinggi. Meski Bank
Indonesia sempat mengagetkan dengan
menurunkan bunga acuan Januari lalu,
situasi ketat diprediksi masih akan
terjadi. PENGUATAN KE ARAH
Pada Rapat Dewan Gubernur TRANSPARANSI
Bank Indonesia Januari lalu, secara
mengagetkan bank sentral menurunkan DAN PUBLIKASI
suku bunga acuan sebesar 25 basis INI DIHARAPKAN
poin menjadi 5,75 persen. Ini adalah AKAN MENDORONG
pemangkasan pertama sejak September
2024 di tengah ekspektasi bunga 7 Day PERSAINGAN
Reverse Repo Rate akan bertahan. ANTARBANK,
Pada bulan sebelumnya atau
akhir tahun lalu, The Federal Reserve MENCIPTAKAN
menurunkan Fed Fund Rate (FFR) EFISIENSI PENETAPAN
sebesar 25 basis poin (bps), menandai
penurunan ketiga kalinya pada tahun SBDK DAN MENDUKUNG Dian Ediana Rae,
2024. Namun demikian, The Fed merevisi IMPLEMENTASI Kepala Eksekutif Pengawas
proyeksi pemangkasan suku bunga Perbankan OJK
FFR di tahun depan. Suku bunga yang SUKU BUNGA YANG
diantisipasi dari 100 bps menjadi hanya LEBIH OPTIMAL
50 bps di tahun 2025.
Situasi itu seperti mengisyaratkan UNTUK PEMBIAYAAN
akan munculnya era pelonggaran pada PEREKONOMIAN
tahun ini. Namun demikian pelaku
industri perbankan tidak mau terlena DI INDONESIA.
dengan kondisi yang sedikit melonggar
itu mengingat tantangan yang diproyeksi
akan mengemuka di tahun ini.
Kalangan pengamat mengatakan
bahwa langkah BI itu tidak serta merta
membuat bank menurunkan suku bunga
yang ditawarkan kepada nasabah. Apalagi Ediana Rae menjelaskan, dinamika solid tersebut telah berdampak pada
melihat situasi ekonomi makro Tanah Air perekonomian global masih menjadi peningkatan inflasi nasional.
yang masih diliputi ketidakpastian. tantangan tersendiri bagi industri Hal tersebut pada gilirannya
“Langkah BI menurunkan suku perbankan Indonesia. Sementara itu, memicu potensi perang bunga di tengah
bunga acuan, memang mengagetkan. proyeksi penurunan suku bunga acuan masih dominannya isu ketidakpastian.
Namun menurut saya BI tetap akan oleh The Federal Reserve tahun ini, lanjut Menghadapi hal ini, Dian mengatakan,
menawarkan suku bunga tinggi pada dua, kemungkinan besar tidak akan secara prinsip, OJK mendukung
instrumeninstrumen moneternya terwujud. mekanisme pasar dalam menentukan
seperti SRBI atau SVBI. Hal itu yang Dian menjelaskan bahwa salah satu suku bunga, tetapi dengan tetap
akan tetap membuat suku bunga tidak faktor utama adalah kuatnya kinerja memperhatikan transparansi tingkat
langsung turun,” kata seorang pengamat ekonomi negeri Paman Sam saat ini, yang suku bunga, stabilitas sektor keuangan
dalam percakapan dengan Stabilitas. semakin menguat setelah pelantikan dan perilaku kompetitif yang sehat
Sementara itu, Kepala Eksekutif presiden ke47 AS, Donald Trump, di antara pelaku perbankan. Sebagai
Pengawas Perbankan OJK, Dian barubaru ini. Kinerja ekonomi yang antisipasi, pihaknya terus melakukan
www.stabilitas.id Edisi 211 / 2025 / Th.XX 69

