Page 9 - Stabilitas Edisi 211 Tahun 2025
P. 9

Rumah. Program ini diperuntukkan   dengan 30 tahun, yang tercatat memiliki   harga perumahan yang terjadi juga
          bagi masyarakat berpenghasilan    rumah. Sementara, pada kelompok usia   di AS dan Kawasan Eropa. Laporan
          rendah, seperti kelompok nelayan,   31 hingga 35 tahun, angkanya hanya 40   itu mengatakan bahwa melonjaknya
          pekerja, buruh, PNS, TNI, dan Polri.   persen saja. Kepemilikan terbesar ada   harga perumahan telah menciptakan
          Berdasarkan catatan, lebih dari 3,5 juta   pada kelompok usia 35­40 tahun, dengan   kesenjangan yang menganga dan
          rumah terbangun sejak awal berjalannya   angka lebih dari 50 persen. Sementara itu   mengobarkan kesenjangan antargenerasi
          program tersebut hingga tahun 2018.  berdasarkan data yang dirilis oleh CEO   dan geografis.
            Kini, pemerintahan baru bahkan   World Magazine Research pada Januari   Pada tahun 1990, generasi baby
          meluncurkan program perumahan     2024 lalu, persentasi kepemilikan rumah   boomer, dengan usia rata­rata 35 tahun,
          yang lebih ambisius lagi. Sejak masa   penduduk RI adalah 84 persen.  memiliki sepertiga dari real estat AS
          kampanye, Presiden Prabowo Subianto   Di sisi lain, pasokan rumah yang   berdasarkan nilai properti. Pada tahun
          sudah menjanjikan bakal membangun   disediakan pengembang tidak mampu   2019, kelompok milenial dengan ukuran
          3 juta rumah untuk rakyat. Dengan   memenuhi permintaan. Pengembang   yang sama, berusia 31 tahun, hanya
          anggaran yang makin ketat karena   tentunya telah berhitung segmen rumah   memiliki 4 persen.
          minimnya dana pemerintah, program   yang akan dibangunnya dan itu ternyata   Tingkat keterjangkauan masyarakat
                                                                               akan produk perumahan yang terus
          Kesenjangan ini telah berlangsung bertahun-                          menurun, menurut majalah itu
          tahun. Kondisi ini diperparahdengan terus                            disebabkan, “kenaikan harga rumah
                                                                               dalam jangka panjang sebagian besar
          meningkatnya harga rumah setiap tahunnya                             disebabkan oleh terbatasnya pasokan.”
                                                                                  Selanjutnya, The Economist menyim­
          yang membuat para pasangan baru makin                                pulkan bahwa kenaikan harga rumah
          sulit menggapainya di tengah pendapatan                              bukanlah disebabkan oleh meningkatnya

          yang relatif tetap.                                                  demand tapi pada terhambatnya pasokan.
                                                                               “Masalahnya bukanlah permintaan yang
                                                                               berlebihan, tetapi lebih pada hambatan
          yang hanya mendapatkan anggaran   tidak bisa memenuhi kebanyakan     pasokan yang tidak memadai yang
          Rp5 triliun ini tentu akan menghadapi   penduduk.                    dibangun tanpa memperhatikan ekonomi,”
          tantangan yang tidak ringan.         Selama ini, jika hanya mengandalkan   kata majalah itu.
            Tantangan yang paling kentara   pengembang, pasokan rumah yang bisa   Fakta itu kurang lebih juga
          adalah kebutuhan rumah di Indonesia   disediakan setiap tahun di Indonesia,   berlaku di Indonesia. Nah, di sinilah
          yang tidak pernah menurun. Permintaan   berkisar antara 400 ribu sampai 600   seharusnya program pemerintah
          yang terus meningkat itu ternyata harus   ribu unit. Sementara ada sekitar 700   mengisi ruang pasokan dengan harga
          berhadapan dengan kenyataan harga   ribu sampai 800 ribu rumah tangga baru   yang bisa dijangkau oleh mereka yang
          yang juga tidak terkendali. Hal itu   setiap tahun yang membutuhkan rumah.   berependapatan rendah. Kendati
          pada akhirnya membuat banyak dari    Kesenjangan itu telah berlangsung   begitu, melihat tingkat keberhasilan
          penduduk yang tidak mampu membeli   bertahun­tahun. Kondisi itu diperparah   program­program sebelumnya, proyek
          rumah yang layak.                 dengan terus meningkatnya harga rumah   pembangunan 3 juta rumah yang
            Berdasarkan data pemerintah     setiap tahunnya yang membuat para   mulai bergulir tidak hanya dilihat
          yang dilansir oleh kementerian terkait   pasangan baru makin sulit menggapainya   sebagai proyek politik. Proyek yang
          pembangunan perumahan, apabila dibagi   di tengah pendapatan yang relatif tetap.   hanya sekadar memenuhi janji tanpa
          dalam kelompok usia, hanya 38 persen   Majalah The Economist, sempat   menuntaskan masalah sebenarnya:
          dari penduduk yang berusia 26 sampai   menurunkan laporannya terkait naiknya   kesenjangan.*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 211 / 2025 / Th.XX 9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14