Page 67 - Stabilitas Edisi 195 Tahun 2023
P. 67

ungkin tidak lama lagi
                      seluruh stakeholder
                      bisnis perbankan akan
          Mmenyaksikan bahwa
          agunan kredit tidak melulu harus
          berupa aset terlihat berbentuk fisik.
          Sebabnya adalah peraturan presiden
          yang mendesak pemangku kepentingan
          industri keuangan untuk menerima
          selembar kertas sebagai jaminan dalam              ini penting
          mendapatkan pinjaman.                              mengingat
            Pada 2022, Presiden telah
          menerbitkan aturan yang menanung         pelanggaran hKi
          praktik ekonomi kreatif yang                  masih menJadi
          menjelaskan peluang penggunaan     masalah di Kalangan
          Kekayaan Intelektual (KI) sebagai
          agunan kredit. Awal April lalu, Otoritas   pengusaha lOKal,
          Jasa Keuangan telah mengirimkan surat     sehingga sinergi
          resmi kepada seluruh bank umum yang
          ada di Indonesia, yang isinya menegaskan   terKait diharapKan
          dukungan regulator dalam penggunaan   mampu memperluas
          KI agunan kredit.
            Reaksi dari pelaku bisnis pinjaman     literasi KeKayaan             kurniaman telaumbanua,
          hingga saat ini cukup menggambarkan   inteleKtual lengKap              Direktur Merek & Indikasi Geografi
          bahwa mereka menyetujui permintaan                                     Direktorat Jenderal Kekayaan
          regulator. Bank BNI, misalnya, melalui      dengan payung              Intelektual (DJKI)
          Corporate Secretary Okki Rushartomo                huKumnya.
          mengaku terus melakukan kajian
          terhadap implementasi Peraturan
          Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022
          tentang Peraturan Pelaksanaan UU
          Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi
          Kreatif mengenai penggunaan Kekayaan
          Intelektual sebagai agunan penyaluran   Perbankan OJK Dian Ediana Rae   masing-masing bank berdasarkan
          kredit. Kajian ini penting dilakukan   mengungkapkan di Indonesia, sektor   penilaian terhadap calon debitur.
          karena juga berkaitan dengan mengukur   ekraf diharapkan mampu menjadi   Di Indonesia, terdapat ketentuan
          peluang dan tantangan ke depan.   kekuatan baru ekonomi nasional     yang mengatur tentang jenis agunan
            Senada dengan BNI, Bank BCA     berkelanjutan yang menekankan pada   yang dapat diperhitungkan sebagai
          juga terus melakukan kajian mengenai   penambahan nilai barang lewat daya   pengurang dalam perhitungan
          kebijakan tersebut dan disesuaikan   pikir serta kreativitas manusia. Saat ini   Penyisihan Penilaian Kualitas Aset
          dengan standarisasi serta regulasi   ekraf menjadi salah satu katalisator bagi   (PPKA) dan persyaratannya. Namun
          perbankan yang berlaku. Hal tersebut   pertumbuhan ekonomi Indonesia yang   demikian, perhitungan PPKA ini
          dilakukan guna memberi kepastian agar   dicerminkan melalui kontribusi terhadap   hanya diperuntukkan bagi pengawasan
          kebijakan yang ditempuh menghasilkan   PDB dan ekspor nasional.      prudensial saja, yaitu dalam hal
          value added dan pelayanan maksimal   Dalam praktik pemberian kredit,   membandingkan Cadangan Kerugian
          bagi nasabah. Pada konteks ini, Vice   perbankan perlu memerhatikan beberapa   Penurunan Nilai (CKPN) dengan PPKA
          President Corporate Communication   faktor yang dinilai untuk meyakini itikad   dalam perhitungan Permodalan Bank
          & Social Responsibility BCA, Hera F   dan kemampuan calon debitur, salah   (KPMM).
          Haryn menekankan, BCA berkomitmen   satunya agunan. Dalam hal ini, agunan   “OJK tidak membatasi jenis agunan
          mendukung kebijakan pemerintah    merupakan satu dari lima faktor yang   yang dapat diterima bank, hal ini
          termasuk HKI sebagai agunan kredit.  perlu dipertimbangkan karena agunan   mengingat agunan merupakan keputusan
            Kepala Eksekutif Pengawas       yang diterima merupakan keputusan   masing-masing bank berdasarkan


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 195 / 2023 / Th.XVIII  67
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72