Page 18 - Stabilitas Edisi 205 Tahun 2024
P. 18
Tagline yang kami gunakan adalah oleh pengalaman buruk masyarakat
Restoring Confidence through Industrial dalam berasuransi. Banyak kasus
Reform,” kata Ogi. penolakan klaim, gagal bayar, dan
Harus diakui, sejak berdiri dan ketidaksesuaian produk dengan yang
beroperasi lebih dari 10 tahun lalu, dijanjikan. “Masyarakat lebih percaya
OJK sudah melakukan langkah tegas menyimpan dananya di perbankan
untuk menindak perusahaan asuransi dibandingkan dengan menyimpan di
yang berjalan tidak sesuai dengan tugas produk-produk asuransi,” kata Irvan.
dan kewajibannya. Pada akhirnya, Ogi Maka, Irvan menilai peta jalan
menyebut hal tersebut merugikan para perasuransian yang disusun oleh OJK
pemegang polis. “Selama ini yang sudah tidak serta merta memberikan solusi
merugikan ini sudah kami peringatkan yang konkret terhadap tantangan-
dan lakukan penindakan,” ucap Ogi. tantangan tersebut. “Peta jalan ini belum
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo memberikan arah yang lebih konkret
sepakat bahwa industri asuransi tentang restorative justice, yaitu tentang
Indonesia menghadapi tantangan penggantian kerugian nasabah yang
serius yakni rendahnya kepercayaan menjadi amanat UU 4/2023,” ujar Irvan.
masyarakat terhadap industri Maka Irvan menyarankan agar OJK
asuransi. Hal itu ditunjukkan dengan melakukan reformasi perasuransian
meningkatnya jumlah pengaduan terkait untuk memperbaiki kepercayaan
asuransi dalam lima tahun terakhir. masyarakat. Selain itu ia menambahkan
“Pengaduan asuransi itu meningkat OJK juga perlu memberikan solusi yang
Irvan Rahardjo sebanyak 57 kali lipat dalam lima tahun konkret terhadap berbagai kasus gagal
terakhir dari hanya 22 pengaduan terkait bayar yang menjadi pusat hilangnya
Peta jalan asuransi, menjadi 1.291 di tahun 2022 lalu kepercayaan masyarakat.
OJK dan pelaku industri asuransi
dan bahkan di tahun ini lebih tinggi lagi.
perasuransian Itu menandakan betapa kita menghadapi berharap peta jalan ini akan mendorong
tidak serta merta masalah yang sangat serius dalam penetrasi asuransi di Indonesia. Sebab,
memberikan solusi menjaga kepercayaan masyarakat,” ujar saat ini penetrasi asuransi masih berada
pada level 2,75 persen. “Penetrasi tadi
Irvan dalam seminar yang digelar LPPI
yang konkret belum lama ini. 2,75 persen berarti sekitar 7,5 juta orang
Irvan mengungkapkan industri
terhadap tantangan- asuransi Indonesia memiliki terlalu dari 275 juta orang (yang gunakan
asuransi),” kata Ogi lebih lanjut.
tantangan tersebut. banyak pemain. Hal itu membuat Angka tersebut cukup rendah jika
Peta jalan ini belum persaingan menjadi tidak sehat dan dibandingkan dengan beberapa peer
berdampak pada kualitas produk dan
countries di ASEAN. Sementara itu,
memberikan layanan asuransi. “Industri asuransi tingkat densitas asuransi juga masih
arah yang lebih Indonesia juga memiliki kapasitas yang berada pada level yang belum optimal
yaitu pada akhir 2022 baru mencapai
terbatas dalam menanggung risiko.
konkrit tentang Sebagian besar risiko masih berada di sekitar Rp 1,92 juta per penduduk.
Target yang dicanangkan dalam
restorative justice, pihak reasuransi,” kata Irvan. periode akhir peta jalan ini yaitu pada
Selain itu, Irvan juga menyoroti
yaitu tentang rendahnya inklusi asuransi di Indonesia. 2027 diharapkan tingkat penetrasi
penggantian Menurut data OJK, inklusi asuransi asuransi di Indonesia dapat mencapai
3,2 persen. Selain itu juga dengan tingkat
di Indonesia baru mencapai 16,6
kerugian nasabah. persen, sedangkan literasi asuransinya densitas berada pada level sekitar Rp 2,4
mencapai 31,7 persen. Hal tersebut juta per penduduk.
mengindikasikan bahwa masyarakat Berdasarkan Survei Nasional Literasi
Indonesia sudah memiliki pengetahuan dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang
yang cukup tentang asuransi, namun dilakukan OJK, literasi dan inklusi
tidak tertarik untuk membelinya. pada sektor asuransi masih di bawah
Irvan menduga hal ini disebabkan level lembaga jasa keuangan yang lain.
18 Edisi 205 / 2024 / Th.XVIII www.stabilitas.id