Page 13 - Stabilitas Edisi 205 Tahun 2024
P. 13

etika pandemi menerjang   global yang masih tidak menentu.
                   perekonomian 2020        Sementara itu, kualitas kredit tetap
                   lalu, industri keuangan   terjaga di bawah threshold lima persen
          Kkhususnya perbankan              yaitu NPL gross sebesar 2,35 persen dan
          menjadi salah satu yang paling    NPL net sebesar 0,79 persen.
          menderita. Namun untungnya regulator   Selama empat tahun implementasi,
          bergerak cepat menerbitkan aturan   pemanfaatan aturan relaksasi kredit
          countercyclical yang mencegah kerusakan   itu mencapai Rp830,2 triliun, yang
          lebih parah.                      diberikan kepada 6,68 juta debitur pada
            Hasil akhirnya, seperti yang kita bisa   Oktober 2020, yang merupakan angka
          lihat, ekonomi berhasil melewati masa-  tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
          masa genting itu dengan kondisi yang   Sebanyak 75 persen dari total debitur
          terbilang menggembirakan mengingat   penerima stimulus adalah segmen
          tidak ada bank yang tumbang. Bahkan   UMKM, atau sebanyak 4,96 juta debitur
          dua tahun pasca krisis pandemi,   dengan total outstanding Rp348,8 triliun.
          perbankan sudah mampu mencetak laba,   Angka-angka tersebut lambat laun
          dan setahun setelah itu tetap berlanjut   mengalami penurunan baik dari sisi
          dengan angka yang mengagumkan.    outstanding maupun jumlah debitur.
            Oleh karena itu, satu tahun pasca   Pada Januari 2024, outstanding kredit
          dicabutnya status pandemi, Otoritas Jasa   restrukturisasi Covid-19 telah menurun
          Keuangan (OJK) juga menghentikan   signifikan menjadi sebesar Rp251,2
          kebijakan restrukturisasi kredit yang   triliun yang diberikan kepada 977 ribu
          sudah dijalankan sejak 2020. Tidak   debitur.                         Dian Ediana Rae
          cuma itu, Ketua Dewan Komisioner OJK   Kepala Eksekutif Pengawas
          Mahendra Siregar berani menyimpulkan   Perbankan OJK Dian Ediana Rae   Bank tetap dapat
          kondisi perbankan Indonesia saat   menambahkan, sejalan dengan turunnya
          ini sudah memiliki daya tahan yang   outstanding kredit restrukturisasi, tingkat   melanjutkan
          kuat dalam menghadapi dinamika    pencadangan kredit atau CKPN yang   restrukturisasi kredit
          perekonomian. Permodalan yang kuat,   dibentuk bank terus meningkat, melebihi
          likuiditas yang memadai, serta praktik   periode sebelum pandemi. Kondisi ini,   Covid-19 yang sudah
          manajemen yang baik; menjadi dasar   kata dia, merupakan cerminan kesiapan   berjalan. Sedangkan
          penilaiannya.                     perbankan untuk kembali pada kondisi
            “Sejak diterbitkannya Keppres No   normal atau soft landing.        permintaan
          17 Tahun 2023 pada Juni 2023 yang    “Untuk memastikan kelancaran     restrukturisasi kredit
          menyatakan status pandemi Covid-19   normalisasi kebijakan tersebut, bank
          di Indonesia dinyatakan telah berakhir,   tetap dapat melanjutkan restrukturisasi   baru dapat dilakukan
          aktivitas ekonomi masyarakat terus   kredit Covid-19 yang sudah berjalan.   dengan mengacu
          meningkat,” kata Mahendra, akhir Maret   Sedangkan permintaan restrukturisasi
          2024.                             kredit baru dapat dilakukan dengan   pada kebijakan
            Sejak awal tahun ini, berbagai   mengacu pada kebijakan normal yang   normal yang berlaku
          indikator menunjukkan bawah       berlaku yaitu POJK No 40/2019 tentang   yaitu POJK No
          perbankan Indonesia dalam kondisi   Kualitas Aset,” kata Dian.
          yang baik. Rasio kecukupan modal     Akan tetapi pengumuman           40/2019 tentang
          (CAR) di level 27,54 persen, kondisi   penghentian relaksasi terkait krisis   Kualitas Aset.
          likuiditas yang ditunjukkan oleh   Covid-19 tidak hanya menandakan
          Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar   perbankan nasional telah berhasil
          231,14 persen dan Alat Likuid/Non   melewati lorong gelap pandemi yang
          Core Deposit (AL/NCD) sebesar 123,42   menakutkan. Hal itu juga menandakan
          persen serta tingkat rentabilitas yang   perjuangan otoritas dalam menjaga
          memadai. Hal ini diharapkan dapat   industri keuangan agar tetap berdiri
          menjadi bantalan mitigasi risiko yang   meski harus sempoyongan, telah
          solid di tengah kondisi perekonomian   memperoleh hasil yang terukur.


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 205 / 2024 / Th.XVIII  13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18