Page 18 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 18
Berdasarkan data BPS, demikian, pemerintah masih menghadapi persen. “Penurunan belanja dalam
pertumbuhan ekonomi masalah penurunan belanja negara kondisi pendapatan yang demikian bisa
nasional hingga Maret dan penurunan pendapatan di saat dikatakan cukup baik,” ujar Awalil dalam
lalu mencapai 4,87 perekonomian juga masih mengalami keterangan resmi.
persen. Padahal pada perlambatan pertumbuhan. Di samping Awalil menjelaskan bahwa klaim
triwulan sebelumnya, itu, pembiayaan utang yang telah tentang ekspansif dan shock absorber
angkanya masih di level mencapai Rp349,3 triliun menimbulkan terlihat berlebihan. Penurunan belanja
5,02 persen. kekhawatiran tentang efek jangka menunjukkan kurangnya kemampuan
panjang bagi perekonomian. untuk meningkatkan pertumbuhan
Menteri Keuangan mengungkapkan ekonomi secara signifikan, yang terlihat
bahwa defisit anggaran dapat dari menurunnya laju pertumbuhan
dikendalikan hanya sebesar Rp21 triliun ekonomi pada triwulan pertama 2025.
dan masih sejalan dengan rencana Sementara itu dalam cakupan global,
Anggaran Pendapatan dan Belanja ekonom terkemuka asal AS, Steve Hanke,
Negara (APBN) 2025 yang sebesar lebih jelas memprediksi bahwa resesi
Rp616,2 triliun. ekonomi di tingkat dunia merupakan
Namun, Awalil Rizky, Ekonom situasi yang tidak terelakkan lagi. Dalam
Bright Institute, menilai bahwa kinerja wawancaranya pada 21 Juni lalu dan
defisit tersbut lebih dipengaruhi oleh sudah beredar luas, Hanke menegaskan
penurunan belanja yang mengimbangi bahwa resesi kini berada di jalur yang tak
penurunan pendapatan. Belanja negara dapat dibalikkan, dan akan menghantam
menunjukkan kontraksi mencapai ekonomi pada paro kedua tahun 2025.
11,26 persen, sedangkan pendapatan Hanke, yang juga merupakan
negara terkontraksi sebesar 11,41 Profesor Ekonomi Terapan di Johns
18 Edisi 215 / 2025 / Th.XX www.stabilitas.id

