Page 22 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 22

turun dari periode yang sama tahun   negatif. “Saya yakin berpengaruh. Karena
                                            sebelumnya sebesar 186,98 juta dollar AS   pasti dia akan mencari pasar lagi,”
                                            dengan volume 238,20 juta kg.      ujarnya.
                                               Lalu bagaimana prospeknya ketika
                                            tarif baru baja dan alumunium itu   Peluang dan Respons
                                            diterapkan? Menurut PT Indonesia      Perihal mencari pasar baru, peneliti
                                            Asahan Aluminium (Inalum) kebijakan   dari Universitas Islam Indonesia (UII)
                                            Trump menaikkan tarif bea masuk    Listya Endang Artiani menyatakan
                                            produk alumunium menjadi 50 persen   kesepakatannya. Menurut dia, kebijakan
                                            tidak akan signifikan berdampak pada   Trump telah memaksa Perusahaan
                                            kinerja ekspor perusahaan.         melakukan efisiensi tenaga kerja dan
                                               Direktur Pengembangan Bisnis    menahan ekspansi.
                                            Inalum, Melati Sarnita mengatakan     Untuk itu, dia mendorong
                                            ekspor aluminium ke AS hanya sebesar   pemeritnah dan pelaku industri untuk
                                            1.600 ton per tahun, dari total realisasi   mencari peluang strategi lainnya. “Kita
                                            ekspor 75.000 ton pada tahun lalu. “Jadi   perlu mendiversifikasi pasar ekspor
                                            kita itu kalau dari Inalum yang direct ya,   dengan memperluas penetrasi ke pasar
                                            direct export itu cuma sekitar 1.600 ton   non-tradisional seperti India, Afrika,
                                            jadi nggak terlalu signifikan ya,” katanya.    Timur Tengah, dan negara-negara Asia
                                               Untuk itu, pihaknya tak begitu   Selatan. Ini dapat dilakukan melalui
                                            mengkhawatirkan kebijakan tarif    perjanjian dagang bilateral, promosi
          Listya Endang Artiani, Peneliti dari   Trump. Bahkan, Inalum menargetkan   ekspor berbasis digital, dan diplomasi
             Universitas Islam Indonesia (UII)   peningkatan kinerja ekspor hingga ke   ekonomi yang lebih aktif,” ucapnya.
                                            angka 90.000 ton hingga akhir tahun   Listya menambahkan, seluruh stake
                         Kita perlu         ini.  “Tapi yang kita worry kan bukan   holder perlu mempercepat substitusi
                                            terhadap Inalumnya ya, tapi shifting
                                                                               impor dan transformasi industri
               mendiversifikasi             market-nya yang kita worry kan.    melalui penguatan sektor manufaktur
                     pasar ekspor           Misalnya ada retaliation gitu kan, itu yang   bernilai tambah, adopsi teknologi, dan
          dengan memperluas                 kita worry, itu bisa affecting perubahan   integrasi industri hulu-hilir domestik.
                                                                               Ketergantungan pada bahan baku dan
                                            secara global,” ujarnya.
             penetrasi ke pasar                Berbeda dengan Inalum, Ketua    komponen impor harus dikurangi
                 non-tradisional            Umum Gabungan Industri Pengerjaan   secara sistemik.
                                                                                  Sementara itu, ekonom Universitas
                                            Logam dan Mesin Indonesia (Gamma)
          seperti India, Afrika,            Dadang Asikin, menyatakan tarif    Paramadina Wijayanto Samirin
             Timur Tengah, dan              tinggi impor baja dan aluminium yang   menyebutkan beberapa solusi
                                                                               menghadapi tarif AS antara lain,
                                            diberlakukan AS akan mempengaruhi
           negara-negara Asia               kinerja industri. Untuk itu pihaknya   segera menjalankan deregulasi atau
              Selatan. Ini dapat            menjadikan tantangan ini momentum   pengurangan kebijakan perdagangan,
                                                                               meningkatkan kinerja manufaktur, dan
                                            untuk memperluas pasar ekspor,
              dilakukan melalui             khususnya produk baja berkekuatan   melakukan pendekatan personal kepada
             perjanjian dagang              tinggi (high alloy steel).         Presiden AS Donald Trump.
                                                                                  “Saat ini kita masih menghadapi
                                               “Kita harapkan sebetulnya yang
                           bilateral.       produsen-produsen baja berkekuatan   tantangan besar, seperti tantangan fiskal,
                                            tinggi itu mungkin akan mencari pasar   pelemahan rupiah, deindustrialisasi,
                                            yang lebih kompetitif dibandingkan dia   dan lapangan kerja. Sekarang ada lagi
                                            menjual ke Amerika Serikat,” katanya.  tambahan perang dagang, bisa jadi
                                               Untuk industri hilir logam, dirinya   tantangan atau kesempatan untuk
                                            meyakini tarif baja yang diterapkan   perbaiki diri,” ujar Wijayanto.
                                            oleh Trump tidak terlalu memengaruhi   Solusi pertama untuk menghadapi
                                            kinerja manufaktur dalam negeri, tetapi   tantangan ekonomi, Wijayanto
                                            untuk sisi hulu, tarif importasi baja   mengimbau pemerintah untuk segera
                                            dikhawatirkan memberikan dampak    menjalankan deregulasi yang masif


         22   Edisi 215 / 2025 / Th.XX    www.stabilitas.id
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27