Page 15 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 15
yaitu sebanyak 73.992 kasus per 10 Maret telah meluncurkan serangkaian daya saing produk lokal untuk merespons
2025. kebijakan subsidi untuk sektor-sektor dinamika pasar dunia.
Persaingan yang makin sengit pada tertentu. Subsidi energi, pangan, dan Di sisi moneter, otoritas pun sudah
perdagangan internasional apalagi kebutuhan dasar lainnya diberlakukan bergerak. Pada Mei suku bunga acuan
setelah AS memberlakukan tarif impor untuk meringankan beban masyarakat, diturunkan menjadi 5,5 persen berharap
yang memicu balasan dari negara-negara khususnya mereka yang berada di garis pengelola bank mengikuti langkah
mitranya, membuat perekonomian kemiskinan. Namun, kebijakan ini itu pada pengenaan bunga pinjaman.
Indonesia terhimpit. datang dengan konsekuensi yang harus Namun sayangnya, sebelum itu terjadi
Kebijakan proteksionisme yang diperhatikan: beban anggaran negara Bank Indonesia mempertahankan bunga
diterapkan oleh beberapa negara untuk yang meningkat. acuan pada Juni. Bank jadi punya alasan
melindungi industri domestik pada Padahal di sisi lain, pemerintah juga kembali menunda penurunan harga dari
akhirnya menghapus banyak peluang mendorong penghematan anggaran dana yang akan disalurkannya.
pasar global. Hal ini berimbas kepada dengan memprioritaskan belanja yang Di sisi perbankan kondisinya tidak
pasar Indonesia yang bergantung pada bersifat produktif dan berkelanjutan. lebih baik. Pelaku jasa perbankan
ekspor komoditas, dan juga manufaktur. Langkah ini diambil untuk memastikan makin hati-hati dalam mengeluarkan
likuiditasnya. Bahkan kini mereka
Harapan kemudian disangkutkan pada makin intens menyerap likuiditas
perbankan. Tetapi industri itu masih dengan menerbitkan surat utang
terkosentrasi masalahnya sendiri. Kekhawatiran yang menawarkan return yang cukup
menggiurkan.
akan kondisi ekonomi yang makin berat tahun Selain itu mereka pun waspada pada
ini, telah membuat pelaku jasa perbankan makin risiko pembiayaan. Ketika pertumbuhan
ekonomi mulai melambat, mereka akan
hati-hati dalam mengeluarkan likuiditasnya. sigap melihat kualitas kredit dan mulai
memperbesar cadangan untuk kredit
Dengan adanya hambatan perdagangan, bahwa alokasi dana ke sektor yang yang macet.
pasar menjadi lebih volatile, paling vital dapat dilakukan tanpa Apalagi jika melihat data Purchasing
memperburuk tantangan yang dihadapi mengorbankan kualitas layanan publik. Manager Index Juni 2025 yang sebesar
para pelaku usaha kita. Volatilitas harga Penekanan pada penggunaan anggaran 46,9, turun dari level 47,4 pada Mei.
barang utama dan guncangan pasokan yang efisien menunjukkan kesadaran Terlihat bahwa sektor manufaktur agak
global kian meningkatkan biaya hidup pemerintah akan beban fiskal yang terus pesimis memandang ekonomi ke depan.
masyarakat. meningkat, sekaligus mencerminkan Angka di bawah 50 juga menunjukkan
Itulah salah satu yang membuat upaya untuk menciptakan pertumbuhan bahwa sektor manufaktur Indonesia
pelaku usaha banyak yang harus gulung yang inklusif di tengah kesulitan. masih dalam fase kontraksi. Penurunan
tikar, menyerah dengan keadaan. Namun, kita tidak bisa memungkiri ini juga menandai tiga bulan berturut-
Ujungnya karyawan yang ada harus bahwa kebijakan subsidi dan turut sektor manufaktur Indonesia
menanggung beban lebih besar: menjadi penghematan anggaran ini hanya bersifat mengalami kontraksi.
pengangguran. sementara. Di tengah ketidakpastian Dari situ kita bisa mengingat lagi
Di tengah kondisi yang yang mendera, yang dibutuhkan kata-kata Presiden Truman ketika Anda
mengkhawatirkan ini, respons adalah langkah-langkah yang lebih mulai melihat tetangga-tetangga terkena
pemerintah Indonesia patut disoroti. fundamentalis dan inovatif. Dalam jangka PHK, jangan-jangan sebentar lagi giliran
Dalam upaya untuk menjaga agar panjang, kita harus mempertimbangkan Anda. Tentu saja kita semua berharap itu
perekonomian tetap berjalan, pemerintah diversifikasi ekonomi dan peningkatan semua tidak terjadi.*
www.stabilitas.id Edisi 215 / 2025 / Th.XX 15

