Page 75 - Stabilitas Edisi 215 Tahun 2025
P. 75

pertumbuhan kredit pada April 2025   Teknologi memang sudah menjadi tuntutan nasabah dalam era
          secara tahunan tercatat hampir 9 persen,
          sementara pada April 2024 lalu tumbuh   teknologi digtal ini. Namun digitalisasi perbankan ini mahal.
          13 persen. Perlambatan pertumbuhan   Mahalnya tehnologi ini bisa disiasati dengan melakukan cost
          kredit ini bisa terjadi dari dua sisi:   sharing.
          penawaran dan permintaan.
            Dari sisi penawaran, perlambatan
          pertumbuhan kredit ditengarai        Mahalnya biaya pinjaman         dengan penyedia jasa digital termasuk
          karena bank cenderung memperbesar   menjelaskan proses transmisi kebijakan   fintech atau sekumpulan bank secara
          penempatan dananya pada Surat     moneter ke sistem perbankan yang tidak   bersama melakukan kolaborasi, seperti
          Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas   berjalan efektif. Faktor yang menjadi   menyediakan ATM bersama.
          Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Namun   kendala dari transmisi tersebut adalah   Bahkan dalam cetak biru
          data justru menunjukkan posisi    belum efisiennya operasional bank.   Transformasi Digital Perbankan
          kepemilikan perbankan pada SBN dan   Harus diakui bank masih mengalami   Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan
          SRBI per April tahun ini turun. Jawaban   biaya operasional yang tinggi karena   (OJK) dalam mendorong percepatan
          yang paling mungkin yang membuat   belum tercapainya skala ekonomi   transformasi digital, bank perlu
          proses transmisi tidak maksimal adalah   operasional. Termasuk di dalamnya,   melakukan kolaborasi untuk menekan
          karena bank cenderung memegang posisi   biaya teknologi yang tinggi, tingkat   biaya tehonolgi yang mahal. Di tengah
          cash karena ketidakpastian akibat tarif   kompetisi bank yang tidak berimbang,   kondisi yang seperti ini, bank perlu
          yang diumumkan Presiden Trump pada   terkonsentrasinya wholesale funding   melakukan terobosan dalam proses
          2 April lalu.                     pada bank-bank besar, dan persepsi   bisnisnya untuk semakin mengefisienkan
            Sementara itu dari sisi permintaan,   risiko bank yang sangat konservatif.   biaya operasionalnya.
          perlambatan itu di antaranya disebabkan   Keseluruhan faktor-faktor internal ini   Di saat yang sama, insentif-insentif
          oleh kegiatan usaha yang melambat   membuat biaya pembiayaan (kredit) yang   moneter dan fiskal diperlukan termasuk
          pasca Lebaran. Hal itu diperkuat dengan   ditanggung oleh debitur menjadi mahal.   memberikan bantalan likuiditas yang
          Purchasing Managers’ Index (PMI) yang   Teknologi memang sudah menjadi   cukup di sistem perbankan sekaligus
          turun menjadi 46,7 pada April dari 52,4   tuntutan nasabah dalam era teknologi   dapat menekan cost of fund yang
          pada Maret 2025. Permintaan kredit yang   digtal ini. Namun digitalisasi perbankan   selanjutnya bisa ditrasnformasikan
          melambat juga karena biaya meminjam   ini mahal. Mahalnya tehnologi ini   menjadi cost of financing yang terjangkau
          yang mahal di tengah melambatnya   bisa disiasati dengan melakukan   di tengah situasi yang kurang kondusif
          penjualan.                        cost sharing melalui kerjasama bank   saat ini.*


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 215 / 2025 / Th.XX 75
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80