Page 28 - Stabilitas Edisi 202 Tahun 2024
P. 28
negeri Paman Sam masih cukup kuat dan pada paruh pertama 2024 sebagai
akan soft landing. Da juga mengingatkan strategi dari Kementrian Keuangan
adanya risiko global yang datang dari untuk melakukan lelang lebih banyak
perlambatan ekonomi raksasa Asia pada paruh pertama (front-loading
China, serta konflik geopolitik yang issuance policy). “Selisih yield yang
masih berlangsung di beberapa negara. cukup lebar antara Surat Utang Negara
Hampir separuh negara negara di dunia Indonesia dibandingkan dengan yield
melangsungkan politik elektoral berupa US Treasury yang menjadikan pasar
Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024, Indonesia menjadi kurang menarik.
termasuk beberapa diantaranya negara Selain ketidakpastian kondisi geopolitik
negara maju dengan ekonomi besar. yang bisa berimbas terhadap kondisi
“Selain itu, ada pemilu di AS, Korea pasar,” jelas Arief dalam risetnya.
Selatan, dan India,” ujar ujar Hans. Namun demikian, kondisi
Sementara dari dalam negeri, tersebut menjadi peluang pasar untuk
para pelaku pasar cenderung akan berkembang. Pemicunya adalah kondisi
mencermati (wait and see) seiring makroekonomi di 2024 diperkirakan
penyelenggaraan Pemilu. Hans pun suportif dengan katalis utama inflasi yang
mengingatkan proses Pemilu di dalam terjaga dan adanya potensi pemangkasan
negeri berpotensi berlangsung dua suku bunga. Maka permintaan pasar
putaran seiring ketatnya persaingan di terhadap aset obligasi diperkirakan
antara ketiga pasangan calon presiden masih tetap kuat di 2024 ditopang oleh
(capres) dan calon wakil presiden permintaan investor domestik. “Minat
Syuhada Arief (cawapres). “Kelihatan di kuartal I-2024 investor asing dapat membaik seiring
(investor) akan lebih banyak wait and dengan kebijakan suku bunga global yang
Selisih yield yang see, karena Pemilu bisa berlangsung dua lebih akomodatif,” kata Arief.
Memang, secara histori, di
putaran,” ujar Hans.
cukup lebar antara tahun pemilu, aset obligasi mampu
SUN dibandingkan Condong Positif mencatatkan kinerja positif di 6 bulan
Kendati demikian, sentimen pasar
sebelum pemilu dan 6 bulan setelah
dengan yield US dalam negeri condong bergerak ke pemilu, dengan asumsi pemilu berjalan
Treasury yang arah yang positif setelah menguatnya kondusif. Namun Arief memandang
menjadikan kemungkinan pemangkasan suku bunga 2024 sebagai tahun yang potensial bagi
oleh The Fed di 2024. Perubahan ini
pasar obligasi didukung adanya potensi
pasar Indonesia memberi peluang tumbuh berbagai kelas pemangkasan suku bunga. Namun
menjadi kurang aset termasuk obligasi. Namun Senior volatilitas jangka pendek akibat faktor
risiko diperkirakan dapat membayangi
Portfolio Manager - Fixed Income, PT
menarik. Selain Manulife Aset Manajemen Indonesia, pasar.
Oleh karena itu, pelaku pasar harus
ketidakpastian Syuhada Arief, mengulas beragam mengelola portofolio secara aktif,
tantangan dan peluang pasar, khususnya
kondisi geopolitik aset obligasi di tahun 2024. bergerak dinamis antara defensif dan
Menurutnya, perbedaan pandangan
yang bisa berimbas terkait besaran pemangkasan Fed Fund agresif untuk membentuk portofolio
yang optimal. “Strategi portofolio harus
terhadap kondisi Rate masih menjadi faktor yang perlu disesuaikan berdasarkan tinjauan
pasar. dicermati. Saat ini pandangan The Fed makroekonomi terkini serta fokus pada
masih fokus pada risiko inflasi sehingga
manajemen durasi, kas dan pemilihan
perubahan suku bunga sepertinya akan efek untuk membentuk portofolio
dilakukan secara hati-hati. Skenario soft yang dapat bergerak dengan lincah,”
landing di AS bisa saja membuat The Fed imbuhnya.
tidak perlu buruburu memangkas suku
bunga. PMA Meningkat
Arief menilai, risiko dari tekanan Optimisme investor juga terlihat dari
penerbitan obligasi pemerintah terutama prospek pemanaman modal asing yang
28 Edisi 202 / 2024 / Th.XVIII www.stabilitas.id