Page 51 - Stabilitas Edisi 203 Tahun 2024
P. 51

eringkali terjadi di dunia
                usaha, regulasi yang ada sudah
                tertinggal dengan perkembangan
          Spraktik bisnis yang sangat
          dinamis. Begitu pula yang terjadi di
          industri asuransi ketika beberapa aturan
          dinilai sudah tidak sesuai kebutuhan,
          dan dianggap membutuhan sebuah
          penyegaran.
            Dan untuk mengejar ketertinggalan
          tersebut, Otoritas Jasa Keuangan terus
          memacu pertumbuhan industri dengan
          beragam regulasi. Tidak cuma itu, aturan
          juga ditujukan untuk mengokohkan dan
          menguatkan industri asuransi.
            Pada akhir tahun lalu, diterbitkanlah
          Peraturan OJK (POJK) Nomor 20
          Tahun 2023 tentang Produk Asuransi
          yang Dikaitkan dengan Kredit atau
          Pembiayaan Syariah dan Produk
          Suretyship atau Suretyship Syariah.
          Melalui POJK asuransi kredit ini wasit       Ini yang mungkin belum tercover, jadi mau
          OJK tampak jelas ingin melakukan
          pembenahan terhadap persoalan yang           tidak mau POJK ini harus kita terbitkan. Di
          ada di pasar saat ini dan menghadirkan       samping untuk memperbaiki permasalahan
          inovasi produk yang berkembang.              yang ada, juga untuk mengakomodir
            Beleid yang ditetapkan pada 12
          Desember 2023 dan diundangkan pada           kebutuhan-kebutuhan di industri, terutama
          13 Desember 2023 itu, menjelaskan soal       di industri syariah.
          tingginya tingkat eksposur risiko yang
          ditanggung oleh produk asuransi yang
          dikaitkan dengan kredit atau pembiayaan      Muhammad Anshori, Analis Eksekutif Pengaturan
          syariah. Risiko tinggi itu menjadikan        Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK
          produk ini harus dikelola secara prudent.
            Dalam penerapan prinsip kehati-
          hatian tersebut, perusahaan harus
          mempertimbangkan penetapan premi   tentang asuransi kredit menjadi satu-  kredit, perusahaan asuransi umum
          kontribusi, risiko yang ditanggung. Serta   satunya yang sebelumnya masih   maupun perusahaan asuransi umum
          jangka waktu berdasarkan kemampuan   diatur dalam bentuk Peraturan Menteri   syariah setiap saat wajib memiliki rasio
          perusahaan asuransi dan perusahaan   Keuangan (PMK). Sehingga terbitnya   likuiditas paling rendah 150 persen.
          asuransi syariah yang dituangkan   POJK 20/2023 ini telah diatur secara   Bagi perusahaan asuransi umum, ekuitas
          dalam perjanjian atau polis asuransi.   khusus oleh OJK.             minimum paling sedikit Rp250 miliar
          Dengan mempertimbangkan kondisi      “Ini yang mungkin belum tercover,   atau 150 persen dari ketentuan ekuitas
          tersebut, OJK menerbitkan aturan produk   jadi mau tidak mau POJK ini harus   minimum yang berlaku. Akan dipilih
          asuransi yang dikaitkan dengan kredit   kita terbitkan. Di samping untuk   mana yang lebih tinggi sampai dengan
          atau pembiayaan syariah dan produk   memperbaiki permasalahan yang ada,   31 Desember 2028 atau Rp1 triliun
          suretyship atau suretyship syariah.   juga untuk mengakomodir kebutuhan-  setelah 31 Desember 2028.
            Analis Eksekutif Pengaturan     kebutuhan di industri, terutama di    Misalnya, pada 2024, ketentuan
          Perasuransian, Penjaminan, dan Dana   industri syariah,” ungkap Anshori akhir   ekuitas minimum sebesar Rp100 miliar
          Pensiun (PPDP) OJK, Muhammad      tahun lalu.                        maka persyaratan ekuitas minimum yang
          Anshori menerangkan, ada sejumlah    Dalam aturan itu disebutkan bahwa   harus dimiliki oleh perusahaan asuransi
          alasan aturan ini diterbitkan. Pengaturan   ketika memasarkan produk asuransi   umum yang akan memasarkan asuransi


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 203 / 2024 / Th.XVIII  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56