Page 51 - Stabilitas Edisi 194 Tahun 2023
P. 51

Heru memberikan pandangannya,
          daripada perusahaan startup melakukan
          PHK, lebih baik mengambil kebijakan
          efisiensi dalam bentuk lain. Seperti
          pemotongan gaji karyawan, hingga
          mengurangi fasilitas para karyawannya di
          kantor. “Selama ini startup Indonesia kan
          sistem bakar uang ini masih terjadi, dan
          juga promosi gratis ongkir, ini kan juga
          membuat upaya melakukan efisiensi.
          Memang yang mudah efisiensi itu
          pengurangan jumlah karyawan. Tapi ada
          hal lain seperti pengurangan fasilitas di
          kantor-kantor startup atau pengurangan
          gaji,” jelasnya.

          Jadi Dragon
            Di sisi lain, pengamat ekonomi
          digital dan startup Indrawan Nugroho
          mengatakan langkah efisiensi perusahaan
          di sektor teknologi dalam bentuk
          pemangkasan karyawan adalah salah            Mungkin tidak semua bertransformasi dan
          satu bentuk upaya bertransformasi dari
          status unicorn menjadi perusahaan            adaptif, tetapi, bagi perusahaan rintisan
          digital kelas dragon.                        yang berhasil maka ia akan jadi naga yang
            Status unicorn didefinisikan untuk         perkasa, naga yang kuat secara fundamental
          perusahaan rintisan dengan nilai valuasi
          menyentuh 1 miliar dollar AS atau setara     bisnis dan sehat keuangan.
          Rp 15 triliun tanpa sahamnya tercatat di
          bursa efek. Namun, perusahaan dragon
          diistilahkan sebagai perusahaan digital      Indrawan Nugroho, Pengamat Ekonomi Digital dan Startup
          yang lebih kuat dari sisi fundamental
          bisnis, bukan sekadar valuasi besar.
            “Di awal musim semi perusahaan
          rintisan, semua pebisnis bermimpi   dinilai ideal karena dengan kondisi   oleh startup. “Karena ada resesi, ini
          perusahaan jadi unicorn, tapi, semua   ekonomi saat ini, semua perusahaan   sudah mulai terjadi PHK dari beberapa
          orang jadi tersadarkan ternyata unicorn   rintisan didesak bertransformasi menjadi   termasuk perusahaan startup, pemerintah
          tidak selamanya indah, tidak seperti   dragon. Meski langkah itu berat, namun,   secara umum sebenarnya sudah
          dulu,” kata CEO dan Co-founder CIAS,   tetap diperlukan karena bukan hanya   menyiapkan berbagai berbagai program
          perusahaan konsultan inovasi itu lewat   positif bagi industri, namun, juga   antisipasi itu,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
          kanal Youtube-nya, 11 Maret.      ekosistem bisnis.                     “Misalnya (langkah) pertama itu
            “Tidak selamanya indah, kenapa?    “Mungkin tidak semua            melakukan upaya-upaya program padat
          Karena unicorn itu statusnya dilihat kan   bertransformasi dan adaptif, tapi, bagi   karya untuk menampung tenaga kerja
          cuma dari nilai valuasi pasar, bukan dari   perusahaan rintisan yang berhasil maka   yang ter-PHK itu. Program-program besar
          fundamental kekuatan bisnisnya, jadi,   akan jadi naga yang perkasa, naga yang   itu dibagi kecil-kecil di daerah sehingga
          kekuatannya semu. Unicorn memang   kuat yang fundamental bisnis dan sehat   masyarakat bisa bekerja, kemudian
          kelihatan cantik, tapi, ringkih, mereka   keuangan,” kata Indrawan.  produk-produk UMKM juga bisa,
          belum merdeka atau mandiri secara    Di sisi lain, Wakil Presiden Ma’ruf   misalnya ikut partisipasi pembuatan bata,
          finansial,” tegasnya.             Amin mengatakan, pemerintah telah   genting oleh masyarakat, sehingga padat
            Oleh sebab itu, keputusan yang   memiliki sejumlah langkah strategis   karya termasuk membangun jalan dan
          dilakukan perusahaan-perusahaan digital   dalam menghadapi gelombang PHK   bangunan,” ungkap Wapres dikutip dari
          yang melakukan efisiensi karyawan   di Indonesia, termasuk yang dilakukan   Antara.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 194 / 2023 / Th.XVIII  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56